Home » Cinta » Pacaran » 11 Bahaya Pacaran Terlalu Lama Jaman Sekarang

11 Bahaya Pacaran Terlalu Lama Jaman Sekarang

by Yulia Melani

Pacaran merupakan hubungan asmara yang dijalin sebagai ajang untuk mengenal atau mencari kecocokan antara pria dan wanita menuju jenjang yang lebih serius, seperti pertunangan dan pernikahan. Meskipun tak jarang dijadikan sebatas main-main saja atau rasa gengsi untuk menghilangkan predikat jomblo semata di kalangan remaja masa kini. Kita tahu bahwa segala sesuatu pasti memiliki sebab dan akibat, dampak positif (keuntungan), dan dampak negatif (kerugian/bahaya) termasuk dalam hal menjalin hubungan asmara atau pacaran. Meskipun sering kali diabaikan atau dinafikan oleh para kaula muda yang menjadi pelaku akan jalinan asmara atau pacaran tersebut.

Kurangnya umur yang cukup dan tingkat kedewasaan yang masih belum sempurna menjadi penyebab yang bisa ditonjolkan mengapa sebab dan akibat pacaran sering kali diabaikan terutama dampak negatif atau bahayanya. Sedemikian sehingga yang dihiraukan adalah dampak positif karena cenderung menyenangkan hati. Oleh karena itu, wajar saja dan bukan hal yang mengherankan kalau ada sebagian besar orang tua melarang anak-anaknya untuk berpacaran.

Meskipun terkesan terlalu protektif, tetapi melarang adalah salah satu cara tegas yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menghindarkan anak-anaknya dari dampak-dampak negatif yang bisa muncul. Dan tak jarang pula kaula muda yang menentang dan tidak mengindahkan larangan pacaran tersebut karena menganggap orang tua mereka terlalu berlebihan sehingga mereka pun melakukan pacaran secara sembunyi-sembunyi yang dikenal dengan istilah back street.

Berikut beberpa dampak negatif atau bahaya yang bisa saja muncul dan terjadi dari sebuah jalinan hubungan asmara seperti pacaran di kalangan remaja maupun dewasa, yang meliputi anak-anak mahasiswa di dalam dunia perkuliahan maupun orang yang sudah bekerja sekalipun, antara lain:

1. Terjebak dalam hubungan terlarang

Hubungan terlarang yang dimaksudkan adalah hubungan persetubuhan di luar nikah atau perzinahan. Hal ini sudah bukan lagi sesuatu yang tabu dalam dunia pacaran masa kini. Meskipun banyak sekali disangkal oleh para pelaku pacaran yang memang tidak terjebak di dalamnya, namun yang terjebak di dalamnya pun lantas tidaklah sedikit. Banyak sekali pasangan-pasangan muda yang terjerumus dalam perzinahan ini, tak terkecuali di Indonesia.

Bukankah perzinahan telah dilarang oleh semua jenis agama yang ada? Itu berarti melakukan perzinahan merupakan larangan dari Tuhan sehingga siapa saja yang melanggarnya sudah pasti memperoleh dosa yang setimpal. Semua pelaku pacaran pasti tahu akan hal ini, meskipun telah disebutkan di awal bahwa banyak yang tidak peduli atau mengindahkan hal ini dan menganggap pacaran sebagai suatu hal yang wajar-wajar saja dilakukan.

2. Melemahkan iman

Bahaya ini merupakan cerminan bahaya yang jelas akan muncul dari poin 1. Pasangan pelaku pacaran yang telah terjebak dalam dunia perzinahan tentu menunjukkan bahwa keduanya tak memiliki iman yang kuat. Kalaupun pada awalnya terasa kuat dengan tanda rajin beribadah kepada Tuhannya dalam berpacaran yang telah dilakukan, imannya telah dilemahkan.

Karena seseorang yang iman kuat dan tidak terlemahkan, tidak akan mungkin terjebak dalam dunia perzinahan. Apabila terdapat ragu-ragu dalam dirinya, tentu dia tidak akan mungkin melakukannya. Rasa takut akan melemahnya iman yang dimilikinya akan membuatnya untuk tidak melakukan pacaran dengan lawan jenisnya. Sedemikian sehingga kualitas iman yang dimilikinya akan tetap terjaga.

3. Mengasah kemunafikan

Banyak orang yang sudah jelas-jelas tahu bahwa pacaran bisa saja mendatangkan bahaya seperti pada poin 1 dan 2, tetapi tetap melakukannya. Itu membuktikan bahwa dia telah memalingkan muka dan tidak mau mengakui kenyataan yang sudah jelas akan buktinya. Bukankah salah satu tanda dari sifat kemunafikan dalam diri ialah mengindahkan fakta yang ada? Diakui atau tidak, disadari atau tidak, dengan begitu dia telah mengasah sifat kemunafikan yang ada di dalamnya dirinya.

4. Menciptakan hidup konsumtif

Menciptakan hidup konsumtif atau boros merupakan salah satu bahaya yang juga bisa muncul dari jalinan asmara seperti pacaran. Bahaya konsumtif ini bisa saja terjadi pada siapapun entah pelaku yang masih di bawah umur, dalam artian masih bergantung pada orang tua terkait kebutuhannya ataupun pelaku yang sudah bisa mencari penghasilan sendiri.

Sikap konsumtif atau boros biasanya berkedok dengan istilah rela berkorban terhadap pacar, seperti memberikan hadiah, membelikan pulsa maupun makanan dan hal lainnya saat sedang berkencan misalnya. Padahal sebenarnya pasangan dalam berpacaran masih bukan merupakan tanggung jawab kita, tetapi bisa jadi masih merupakan tanggung jawab orang tuanya sendiri.

5. Memperpanjang angan-angan

Seseorang yang jatuh cinta pasti akan sering kali memikirkan orang yang dicintainya. Sehingga sering kali pula dia terjebak dalam lamunan, hayalan maupun imajinasi mengenai dirinya bersama orang yang dicintainya tersebut. Begitu juga pacaran, pacaran hanya akan menjadi media yang memperpanjang hayalan tersebut. Padahal belum tentu hayalan tersebut bisa terwujud dan bisa jadi merupakan hayalan yang tidak masuk akal sekalipun.

Hayalan atau pengandaian tersebut bisa saja berbentuk kata-kata yang akan diucapkannya ataupun perbuatan-perbuatan yang akan dilakukannya, dengan kemungkinan realisasi yang masih belum diketahui. Dengan begitu pacaran hanya akan semakin memperliar dan memperpanjang hayalan atau angan-angan yang masih bersifat tidak jelas.

6. Mengurangi produktivitas

Hal ini biasanya banyak terjadi pada remaja ataupun pemuda yang masih terikat oleh jenjang akademik, seperti sekolah dan kuliah. Kebanyakan pelaku yang masih tahap ini dan tidak bisa berpikir secara dewasa dalam dirinya, pacaran hanya akan mengganggu kegiatan ademiknya.

Contohnya seperti malas mengerjakan tugas atau PR yang didapat dari sekolah atau kampus karena terlalu sibuk dengan sang pacar, entah ber-sms-an, teleponan, dan hal-hal lainnya. Sehingga tak jarang kondisi akademiknya (nilainya) akan menurun. Inilah yang juga menjadi perhatian dan kekhawatiran dari pihak orang tua yang melarang anak-anaknya untuk berpacaran.

7. Mengalihkan konsentrasi

Mengalihkan konsentrasi merupakan turunan dari mengurangi produktivitas pada poin 6. Seseorang yang produktivitasnya berkurang tentu menandakan bahwa konsentrasi yang dimilikinya sedang teralihkan, yang tak lain teralihkan pada pasangannya dalam berpacaran. Sedemikian sehingga seseorang yang konsentrasinya teralihkan tentu akan menghambat kreativitas yang terdapat dalam dirinya, yang mungkin saja bisa menjadikan dan mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dalam menyongsong masa depan.

Namun karena konsentrasinya teralihkan, di mana pikirannya hanya tertuju pada orang yang dicintainya, maka kreativitas tersebut akan tetap terpendam bahkan lambat laun hilang. Meskipun sebenarnya tak sedikit pula yang semakin termotivasi oleh pasangannya sehingga kreativitas yang ada di dalam dirinya semakin terasah. Intinya, semua kembali pada diri sendiri dan tingkat kedewasaan yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalani kehidupannya termasuk berpacaran dengan lawan jenisnya.

8. Memancing kriminalitas

Salah satu bahaya yang bisa saja muncul dari berpacaran adalah memancing tindak kriminalitas. Seperti yang sering kita lihat di televisi bahwa banyak sekali tindak kriminalitas yang dilakukan karena sebab berpacaran. Contohnya adalah saling berkelahi bahkan membunuh hanya untuk memperebutkan seseorang yang disebut pacar.

Bukankah itu konyol? Parahnya lagi, pelaku tindak kriminalitas ini sebagian besar adalah kaum remaja yang masih berseragam sekolah maupun pemuda pemudi dewasa yang duduk di bangku perkuliahan. Sungguh sangat memprihatinkan mengingat bahwa mereka adalah penerus dan masa depan bangsa. Ironisnya, hal tersebut terjadi hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia sendiri.

9. Mempersempit pergaulan sosial

Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan waktu yang kita memiliki sering kali termakan bersama pasangan. Pergaulan sosial dengan teman-teman sebaya maupun masyarakat lainnya tanpa disadari akan terlupakan termasuk juga dengan keluarga.

Sedemikian sehingga kita akan semakin memiliki ketergantungan terhadap pasangan karena tidak memiliki pilihan dalam melakukan interaksi sosial dengan lainnya, seperti teman-teman sebaya yang sejati akan lebih vital dan krusial dalam kehidupan kita.

Kenapa? Karena teman biasanya akan bertahan lebih lama bahkan sepanjang hidup ada di dekat kita. Berbeda dengan pacar yang sewaktu-waktu bisa saja pergi apabila hubungan asmara sudah putus atau berpisah dan tidak sedikit pasangan yang sudah putus mau untuk tetap menjalin komunikasi dengan kita. Tak sedikit yang terjadi bahwa putus hubungan pacaran juga berarti putus semua hubungan yang ada, dalam artian untuk menjadi seorang teman pun tidak bisa terjalin dengan beberapa faktor yang ada, seperti perasaan yang terlalu tersakiti.

10. Munculnya stres

Menjalin hubungan dengan pacar tentunya tidak akan selalu berjalan mulus. Pasti akan muncul juga berbagai permasalahan yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berbedanya pendapat dan keinginan yang tak jarang menimbulkan adu mulut dan membakar emosi. Sehingga akhir paling fatal dari hal tersebut adalah munculnya stres dalam diri.

Sebagaimana kita tahu bahwa stres juga bisa mengganggu kesehatan termasuk kesehatan pikiran, yang ironisnya tak jarang membuat pelaku menjadi gila dan konyolnya memilih jalan pintas seperti bunuh diri. Bukankah sudah banyak orang yang bunuh diri hanya karena hal sepele seperti pacaran termasuk di Indonesia?

11. Mengikis kesetiaan

Hal ini bisa terjadi pada pasangan yang sudah menikah. Inilah bahaya yang mungkin paling fatal kedua dari bahaya pacaran pada poin 10 karena pacaran juga bisa terjadi pada orang yang sudah menikah sekalipun. Di mana di sini lebih dikenal dengan istilah perselingkuhan.

Perselingkuhan sebenarnya juga merupakan kacamata lain dari pacaran karena hubungan dalam perselingkuhan adalah hubungan yang tidak sah seperti halnya pacaran. Sehingga bisa dipastikan bahwa orang yang melakukan hal ini dalam keadaan masih pada ikatan pernikan dengan orang lain menunjukkan bahwa kesetiaannya kepada pasangan yang sebenarnya telah terkikis. Dan yang lebih fatal lagi apabila hubungan ini sudah diketahui oleh pasangannya akan menimbulkan masalah, percekcokan, yang pada akhirnya akan berujung pada perpisahan atau perceraian di meja hijau.

Demikian beberapa bahaya pacaran yang bisa disebutkan dan dijelaskan. Namun semua itu sejatinya kembali pada diri kita sendiri, apakah mau berpacaran atau tidak. Kalaupun pilihannya adalah berpacaran, tentu kita harus bisa bersikap lebih dewasa dalam menjalaninya agar bisa meminimalisir bahaya yang mungkin saja muncul. Dengan catatan bahwa bahaya yang sudah diminimalisir sekalipun belum tentu memiliki kemungkinan yang kecil untuk bisa muncul dalam berpacaran tersebut.

Jadi, apakah pilihanmu: Yes, to A date or No, to A date?

You may also like