Home » Cinta » Wanita » Wanita dalam Islam – Peran, Tanggung Jawab dan Keistimewaannya

Wanita dalam Islam – Peran, Tanggung Jawab dan Keistimewaannya

by Devita Retno

Wanita adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat diistimewakan. Perlindungan terhadap wanita sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Terkadang bagi wanita – wanita yang terus sibuk menuntut persamaan gender, mereka tidak menyadari bahwa semua aturan yang tampaknya merendahkan wanita dalam agama Islam, justru ditujukan karena alasan tertentu yang berkaitan dengan perlindungan terhadap wanita.

Peran dan Tanggung Jawab Wanita

Islam justru memandang wanita memiliki banyak keistimewaan daripada kaum lelaki. Dalam Al Qur’an terdapat satu surat yang menjelaskan tentang wanita, yaitu surat keempat, surat An-Nisa.Wanita memiliki banyak peran yang akan mempengaruhi kehidupan suami, anggota keluarga dan masyarakatnya. Peran wanita dalam Islam itu adalah seperti berikut:

1. Wanita adalah hamba Allah

Wanita dan pria mempunyai kedudukan yang sama dalam beribadah kepada Allah, karena tujuan penciptaan wanita dan pria pada hakikatnya adalah sama, seperti tercantum dalam:

Surat Adz-Dzariyat 56: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.”

Hak wanita dan pria untuk menjalankan ibadah kepada Allah adalah sama dalam ajaran agama Islam, karena tujuan hidup menurut Islam adalah untuk beribadah dalam segala hal.

2. Wanita sebagai istri

Menikah dalam Islam adalah hal yang sangat memuliakan seorang wanita. Kedudukan seorang istri dalam pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa suaminya sangat penting, seperti tercantum dalam:

Al Qur’an Surat Ar-Ruum 21: ” Dan diantara tanda – tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri – istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang diantara kalian.”

Menikah menjadi solusi pergaulan bebas agar wanita tidak terseret ke dalamnya. Menjadi seorang istri berarti wanita akan memanggul berbagai kewajiban yang datang kepadanya seiring dengan datangnya tali pernikahan. Cara mengabdi kepada suami yang benar adalah, istri harus mampu untuk menjaga harta benda dan rahasia suaminya dengan amanah, karena kelak akan diminta pertanggung jawaban di akhirat. Juga mempunyai kemampuan untuk mengelola rumah tangga dengan baik.

3. Wanita sebagai seorang ibu

Dalam ajaran Islam, menikah tanpa pacaran adalah hal yang dianjurkan untuk menjadi cara menghindari zina bagi remaja dan kawula muda, karena istilah pacaran menurut Islam tidak dikenal. Wanita mempunyai peran yang penting dalam Islam karena sebagai anak, istri, dan ibu, seorang wanita akan memikul beban berat yang bahkan tidak bisa dipikul oleh pria. Disebut beban itu karena wanita akan menjalani masa menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui dan mengasuh anak. Nasihat seorang ibu juga akan menjadi cara menghadapi masalah keluarga. Untuk setiap tahap kehidupan tersebut, wanita akan mendapatkan penghargaan berupa pahala yang berkali – kali lipat dari Allah. Kedudukan seorang wanita terutama seorang ibu sangat dimuliakan dalam Islam, sesuai ajaran Nabi Muhammad dalam sebuah hadits.

Berikut adalah kutipan isi dari hadits tersebut:  Pernah ada seorang laki – laki datang kepada Rasulullah dan berkata,” Wahai Rasulullah, siapa orang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab lagi, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.”(HR. Bukhari)

Istilah “Ibu adalah madrasah utama” pada dasarnya mengambarkan peran ibu sebagai pembuka jalan bagi anak dan keluarganya untuk membangun dan mendasari sifat saleh anak dan keluarga dalam beragama. Kesalehan akan menjauhkan dari hal – hal yang sesat. Anak akan mempelajari berbagai hal untuk pertama kalinya dari ibunya, sehingga ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam hal tumbuh kembang anaknya tersebut. Karena itu wanita harus mempelajari cara menjadi orang tua yang baik.

4. Wanita sebagai anak

Penyebab anak melawan orang tua, bisa jadi karena ia tidak mempunyai ilmu atau pengetahuan yang cukup untuk bersikap kepada orang tua. sebab itulah perlunya cara mendidik anak laki – laki dan cara mendidik anak perempuan. Cara mendidik anak yang baik dan benar dengan menurut ajaran Islam. Wanita yang solehah pasti tahu cara membahagiakan orang tua menurut Islam.

Ia akan mendasarkan segala tindak tanduk dan pedoman hidup pada ajaran Islam agar hidupnya tetap pada arah yang baik, dengan tujuan untuk membuat orang tua bahagia dan bangga kepada dirinya. Orang tua juga harus mengetahui cara mengatasi anak nakal agar dapat membentuk anak perempuan menjadi wanita soleha yang mengetahui ciri anak durhaka terhadap orang tuanya sehingga ia akan menghindari hal tersebut.

5. Wanita sebagai anggota masyarakat

Dalam hidup, tentu saja wanita juga merupakan bagian dari sebuah masyarakat tempatnya tinggal. Itu berarti wanita juga mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan perannya di masyarakat dengan baik dan sesuai ajaran agama. Ciri – ciri wanita munafik yang kelihatan baik di luar tetapi tidak sepenuhnya ikhlas untuk menjalankan perannya harus dihindari.

Keistimewaan Wanita Dalam Islam

Dalam sebuah kisah Rasulullah bercerita bahwa ia melihat lebih banyak wanita penghuni neraka daripada laki – laki. Jika wanita benar – benar istimewa, mengapa bisa demikian adanya? Sesungguhnya bagi seorang wanita memang banyak aturan yang harus ditaatinya dalam ajaran Islam yang bertujuan untuk melindungi dirinya.

Akan tetapi jika seorang wanita solehah sudah pasti terhindar dari siksa api neraka, karena itu kaum wanita tidak perlu khawatir. Wanita yang solehah adalah wanita yang akan diistimewakan oleh Allah SWT. Berikut ini beberapa keistimewaan wanita tersebut:

1. Saat Haid

Masa – masa haid adalah masa kifarah bagi wanita, artinya saat haid adalah waktu untuk tebusan dosanya yang telah lalu. Wanita yang berdzikir saat haid akan diangkat derajatnya oleh Allah seperti derajat 40 orang yang mati syahid.

2. Saat Hamil

Para malaikat akan beristigfar setiap hari untuk wanita yang sedang hamil. Allah akan mencatatkan 1000 kebaikan dan menghapuskan 100 kejahatan darinya.

3. Saat Melahirkan

Proses melahirkan memang membawa sakit yang amat sangat pada wanita. Karena itulah Allah SWT memberi pahala pada wanita yang sedang mengalami rasa sakit akibat melahirkan sebanyak pahala orang yang berjihad di jalan Allah. Wanita yang meninggal setelah melahirkan akan dianggap sama dengan yang mati syahid.

4. Bila Taat Pada Suami

Wanita yang membantu suaminya dalam urusan agama, akan dimasukkan ke surga lebih dulu daripada suaminya. Pintu – pintu surga akan terbuka bagi wanita yang taat dan berkhidmat kepada suaminya.

Hak wanita dalam ajaran Islam telah diberikan sesuai dengan beban kewajibannya, dan begitu pula dengan pria, yang juga diberikan hak yang sama dengan kewajiban yang mereka dapatkan. Kita sebagai kaum wanita harus bersyukur bahwa keberadaan kita sebagai makhluk ciptaan Allah ini telah dilindungi dengan sebaik – baiknya, bahkan tertera dengan jelas dalam Al Qur’an dan Hadits.

Islam telah menempatkan wanita pada posisinya yang layak dan melindunginya, karena pada masa lalu kedudukan wanita sangat direndahkan. Allah telah menempatkan wanita sesuai dengan perannya dan kodratnya di dunia ini, karena Allah lebih tahu apa yang cocok dan sesuai dengan tujuan penciptaan wanita. Karena itu seharusnya wanita mengetahui cara menenangkan hati dan pikiran, janganlah kaum wanita merasa iri kepada kaum laki – laki karena merasa banyak dibatasi oleh aturan agama, padahal sesungguhnya hal yang dirasa membatasi ditujukan untuk melindungi mereka.

You may also like