Home » Kehidupan » Keluarga » 10 Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua Setelah Menikah

10 Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua Setelah Menikah

by Devita Retno

Seorang perempuan menempati tempat yang istimewa dalam ajaran agama Islam. Wanita dalam Islam sangat dilindungi dan selalu berada di bawah perlindungan orang lain. Bagi wanita yang belum menikah, maka ia berada di bawah perlindungan orang tuanya. Setelah menikah, tentunya perlindungan orang tua telah berakhir dan digantikan dengan perlindungan suaminya. Ketaatan dan kewajiban wanita setelah menikah pun akan berubah, yaitu akan lebih diperintahkan untuk taat kepada suaminya dan mendahulukan suami daripada orang tuanya.

Memimpin kehidupan rumah tangga dalam Islam adalah hak suami sang anak. Tentu saja ketaatan dan mendahulukan suami tersebut tidak bisa dilakukan dengan membabi buta tanpa mempertimbangkan kondisi yang ada. Termasuk dalam urusan berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban semua anak, baik laki – laki atau perempuan. Namun bagi perempuan yang sudah menikah, akan ada beberapa keterbatasan dalam kesempatannya untuk memenuhi kewajiban kepada orang tuanya. Selama masih sesuai dengan syariat agama dan di dalam jalan kebaikan, wanita wajib menuruti suaminya sehingga beberapa kewajiban terhadap orang tua harus dia lakukan dengan seizin suaminya.

Bakti anak perempuan yang sudah menikah

Bagaimana menjalankan kewajiban sebagai anak perempuan yang sudah menikah terhadap orang tua? Sebagai anak perempuan, tentunya kita juga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk berbakti kepada orang tua. Namun tentunya kita ingin melakukan hal tersebut tanpa harus berkonflik atau mengalami hal yang akan menjadi penyebab istri durhaka pada suami. Simaklah apa saja Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua Setelah Menikah :

1. Tetap menjalin silaturahmi dengan orang tua

Silaturahmi yang harus didahulukan adalah silaturahmi terhadap orang tua. Walaupun sudah menikah, tidak berarti bahwa hubungan orang tua dan anak harus diputus begitu saja. Allah tidak menyukai orang yang memutus tali silaturahmi, apalagi anak terhadap orang tuanya. Jika demikian, anak perempuan yang memutus tali silaturahmi akan menjadi anak durhaka terhadap orang tuanya. Karena itu, usahakanlah untuk tetap menjalin hubungan dengan orang tua dengan seizin suami.

2. Merawat orang tua

Idealnya, yang mendapatkan tanggung jawab dan kewajiban untuk merawat orang tua adalah anak laki – laki. Sesuai dengan ajaran Islam bahwa kewajiban laki – laki setelah menikah adalah kepada orang tuanya lebih dulu, baru kemudian kepada istri dan anaknya. Namun kondisi ideal ini seringkali sulit dicapai karena satu dan lain hal. Seringkali hanya ada anak perempuan dalam satu keluarga, atau hanya anak perempuannya yang bisa merawat orang tuanya. Dalam kondisi seperti ini, kewajiban tersebut akan jatuh kepada anak perempuan dengan seizin suaminya.

3. Menafkahi orang tua

Kewajiban anak terhadap orang tua setelah menikah antara lain untuk membantu menafkahi orang tua. Jika perempuan tidak memiliki penghasilan sendiri, tentu ia dapat memberi nafkah kepada orang tuanya jika direstui suaminya. Bagi perempuan yang memiliki penghasilan sendiri, uangnya adalah miliknya sendiri sehingga ia bebas menggunakannya untuk membantu nafkah orang tua. Namun alangkah baiknya jika meminta izin suami terlebih dulu untuk melakukan hal tersebut, sebab bagaimanapun suami adalah pemimpin dalam rumah tangga.

4. Berbuat baik kepada orang tua

Menikah bukanlah alasan untuk memperlakukan orang tua dengan buruk. Berbuat baik tidak hanya menjadi kewajiban orang tua terhadap anak saja, melainkan juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi anak terhadap orang tua. Berbuat baik terhadap orang tua dan keutamaan berbakti kepada orang tua disebutkan dalam hadits berikut:

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu tidak beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu dan bapakmu. Jika salah seorang atau keduanya berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali – kali mengatakan ‘ah’ kepada keduanya dan janganlah membentak keduanya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. “ (QS. Al Israa 23)

5. Merendahkan diri di hadapan orang tua

Salah satu kewajiban wanita yang sudah menikah terhadap orang tua adalah merendahkan diri di hadapan orang tuanya. Merendahkan diri adalah cara menghormati orang tua. Termasuk di dalam perbuatan merendahkan diri di hadapan orang tua adalah menundukkan pandangan saat diberi nasihat, tidak membantah dan tidak merasa diri lebih tahu dari orang tua, memanggil orang tua dengan hormat, berjalan tidak mendahului orang tua. Mengalah walaupun belum tentu memiliki kesalahan juga salah satu bentuk merendahkan diri di hadapan orang tua, sebagaimana disebutkan untuk merendahkan diri dalam ayat berikut ini:

“Rendahkanlah dirimu terhadap kedua orang tuamu dengan kasih sayang dan katakanlah: ‘ Ya Tuhanku, kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah mengasihiku sewaktu aku kecil’.” (QS. Al Israa 24)

6. Berkata baik kepada orang tua

Salah satu bagian dalam kisah anak berbakti kepada orang tua adalah menunjukkan bahwa sang anak selalu berusaha berkata baik kepada orang tuanya. Misalnya berbicara dengan kata mutiara untuk orang tua yang dapat menyejukkan hatinya. Usahakan untuk tidak membentak dan berkata kasar, apalagi membantah perkataan orang tua yang ditujukan untuk menasihati anak. Bila ada ucapan yang keliru dari orang tua, perbaikilah dengan lemah lembut dan bahasa yang baik.

7. Membahagiakan orang tua

Kewajiban anak perempuan kepada orang tua yang sudah menikah antara lain adalah untuk mencari cara membahagiakan orang tua dengan benar. Jauhkan segala hal yang bisa menyusahkan hati orang tua dan dekatkanlah berita gembira serta kabar baik kepada mereka. Bila terpaksa menyampaikan kabar buruk, sampaikanlah dengan perlahan dan teratur, serta dengan cara bersikap tenang .

8. Menyediakan makanan kepada orang tua

Menyediakan makanan kepada orang tua adalah salah satu bentuk berbakti dan kewajiban anak perempuan terhadap orang tua setelah menikah. Terutama jika kedua orang tuanya telah renta dan sepuh. Bila orang tua masih mampu merawat diri sendiri, maka membawa buah tangan berupa makanan juga dapat dilakukan saat mengunjungi orang tua.

9. Memenuhi kebutuhan orang tua

Kita tidak akan bisa tahu cara menjadi orang tua yang baik apabila tidak bisa memenuhi kewajiban kepada orang tua sendiri. Bilamemungkinkan, memenuhi berbagai kebutuhan orang tua dapat dilakukan oleh anak perempuan yang telah menikah sekalipun. Contohnya ketika orang tua perlu ke dokter, perlu membeli obat, perlu diantar ke suatu tempat, bahkan juga bila hanya sekedar memerlukan teman mengobrol.

10. Meminta izin dan restu orang tua

Bagi wanita yang sudah menikah, mungkin izin orang tua bukanlah hal yang utama lagi karena lebih utama untuk meminta izin kepada suami. Namun restu dan doa orang tua adalah segalanya, bila tidak mempertimbangkan perasaan orang tua maka anak dapat menjadi durhaka. Selain itu, meminta restu orang tua dapat membuat mereka senang bahwa sang anak masih membutuhkan saran dan pendapat mereka, dan tidak mengabaikan orang tua begitu saja dalam membuat keputusan besar.

Keutamaan berbakti kepada orang tua dapat diperoleh semua anak, baik itu anak laki – laki atau anak perempuan. Kewajiban anak perempuan terhadap orang tua setelah menikah tetap bisa dijalankan dengan izin dan restu suami, karena itulah diperlukan kebijaksanaan bagi para suami untuk berlapang dada dan mengerti pentingnya bagi para istri untuk mencari surga dengan juga berbakti kepada orang tuanya selama hal itu memungkinkan tidak merugikan keluarganya sendiri.

You may also like