Kehidupan rumah tangga sangat berbeda dengan kehidupan ketika masih lajang, atau saat masih tinggal satu atap dengan orang tua. Menikah adalah sebuah ikatan yang menyatukan 2 individu dalam ikatan suci pernikahan, yang saling bersumpah setia di hadapan Tuhan. Akan tetapi dalam kehidupan rumah tangga, selalu ada yang namanya goncangan. Goncangan dapat terjadi dalam berbagai macam hal. Salah satu ciri keluarga harmonis dan sejahtera adalah rumah tangga yang mampu menahan goncangan.
Tidak mampu menahan goncangan, maka dapat menjadi salah satu penyebab perceraian suami istri yang paling sering terjadi. Hidup satu atap dengan seseorang yang kita cintai, bukan berarti hidup tanpa pertengkaran sama sekali. Saudara kandung yang satu ayah ibu saja masih dapat bertengkar hebat, apa lagi yang berbeda keluarga dan sifat. Akan tetapi bukan berarti pasangan suami istri tidak dapat hidup harmonis. Ada banyak hal yang harus dihindari oleh pasangan suami istri agar tidak terjadi keretakan dalam rumah tangga. Apa saja itu? Berikut ini penyebab keretakan rumah tangga yang harus di hindari oleh pasangan suami istri.
1. Lebih Mementingkan Ego Masing- Masing
Keegoisan adalah cara mutlak bagi sebuah hubungan rumah tangga mengalami keretakan. Egois adalah tindakan dimana diri sendiri selalu menjadi prioritas, dan lupa untuk melihat kepentingan pasangan. Jika dalam sebuah rumah tangga, salah satu pasangan sangat egois, atau bahkan jika keduanya egois, maka bisa dipastikan tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga tersebut. Banyak cara menghadapi suami egois paling jitu atau cara merubah sifat egois wanita dan pria. Mempelajari hal ini, agar dapat membantu menghadapi pasangan egois, dan mencegah keretakan rumah tangga.
2. Selalu Menyimpan Keluh Kesah Sendirian
Sepasang suami istri tidak boleh menyimpan uneg- uneg di dalam hatinya. Karena tinggal dalam satu atap, uneg- uneg harus di sampaikan. Jika uneg- uneg tidak di sampaikan, maka dapat menjadi sumber pertengkaran yang besar jika uneg- uneg tersebut meledak. Jika istri tidak suka kebiasaan suami melempar baju kotor sebarangan, atau kebisaan istri berlama- lama bermain smartphone, katakan dan ajaklah pasangan untuk berbicara. Berbicaralah dengan tenang dan tanpa emosi. Pikirkan solusi mengurangi kebiasaan jelek pasangan bersama- sama. Selain itu, dengan menyimpan uneg- uneg sendirian, maka kesempatan komunikasi akan berkurang, dan rumah tangga semakin retak.
3. Tidak Segera Menyelesaikan Masalah yang Ada
Saat suami istri bertengkar, jangan sekali- kali langsung memotongnya, dan menyelesaikannya tanpa ada akhir yang jelas. Masalah yang tidak segera diselesaikan, akan menumpuk dan akan berakibat buruk pada masa depan rumah tangga. Menumpuk masalah, bukanlah cara yang bijak dalam menyelesaikan masalah. Saat ada masalah, saling berkomunikasi dan selesaikan dengan cara menghadapi masalah dengan sabar. Hal ini akan mencegah terjadinya keretakan dalam sebuah rumah tangga, jika setiap masalah didiskusikan untuk mencari solusinya.
4. Tidak Terbuka Satu Sama Lain
Tidak terbuka hampir sama dengan menyimpan uneg- uneg. Hanya saja tidak terbuka satu sama lain terjadi dalam semua bidang. Seperti suami tidak mau terbuka berapa penghasilan dia sebenanarnya atau istri tidak mau terbuka mengenai utang cicilan yang dia miliki. Ketidak terbukaan seperti ini, akan memberikan keretakan rumah tangga. Pasangan yang tidak mau saling terbuka, akan membuat tekanan pada diri sendiri, sehingga hubungan suami istri akan semakin renggang. Dan keretakan semakin tidak terkendali. Kejujuran dalam sebuah rumah tangga sangat penting, sehingga komunikasi akan terus terjadi. Komunikasi adalah salah satu tips hidup bahagia dalam rumah tangga bahagia.
5. Selalu Saling Menyalahkan
Disaat ada masalah dalam sebuah rumah tangga, pasangan suami istri dilarang saling menyalahkan. Menyalahkan tidak akan memberikan solusi, justru akan membuat masalah semakin melebar kemana- mana. Jika memang masalah itu karena perbuatan dari pasangan, bukan berarti dia harus terus disalahkan. Ambillah waktu untuk meredakan amarah dengan cara bersikap sabar dalam segala hal, lalu saling berdiskusi satu sama lain, sehingga masalah tidak semakin membesar. Pastikan pasangan telah meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya. Dan sebagai pasangan dalam pernikahan, maafkanlah jika itu bukanlah masalah yang besar.
6. Tidak Mau Dewasa
Kedewasaan adalah salah satu cara membina rumah tangga wajib dipahami. Sebuah hubungan yang yang tidak ada kedewasaanya, akan selalu memakai ego sebagai dasar pemikiran. Hal ini akan membuat masalah yang ada dalam kehidupan rumah tangga tidak akan pernah selesai, bahkan semakin runyam. Belajar cara bersikap tenang dan dewasa adalah salah satu cara merubah diri menjadi lebih baik lagi. Belajar menjadi dewasa, maka suami istri dapat belajar bagaimana cara bersikap sabar, tenang, dan menjadi tidak egois. Hal ini dapat menjadi cara untuk mencegah keretakan dalam rumah tangga.
7. Suka Curhat dengan Teman Lawan Jenis
Bagi banyak orang, curhat adalah salah satu cara mengeluarkan uneg- uneg dan menyimpan saran dari orang lain. Akan tetapi, bagi pasangan suami istri sangat tidak di anjurkan untuk curhat masalah rumah tangga ke orang lain terutama pada lawan jenis. Dalam hubungan rumah tangga, jika ada masalah selesaikan berdua sebagai suami istri. Jika suami dan istri suka curhat ke orang lain, justru tidak akan memperbaiki masalah. Selain itu curhat ke lawan jenis, adalah salah satu Penyebab perselingkuhan dalam rumah tangga. Karena saat kita nyaman curhat ke orang lain, hal ini dapat menimbulkan rasa suka satu sama lain, yang akan menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga.
8. Menilai Pasangan Dari Tampilan Fisik
Menilai pasangan melalui fisiknya juga sangat tidak di benarkan. Hal ini berarti kita tidak menyukai pasangan melalui hati, tetapi hanya melalui mata. Jika sebuah hubungan suami istri dilandasi dengan tampilan fisik, saat kecantikan atau ketampanan itu berubah, maka pasangan akan cenderung melirik orang lain, dan hal ini berpotensi menjadi sebuah perselingkuhan. Memang tampilan fisik pasangan sangat perlu. Tetapi bukan berarti, hatinya tidak menjadi pertimbangan juga.
9. Suka Curhat di Media Sosial
Poin ini hampir sama dengan poin ketujuh. Akan tetapi, yang membedakan adalah curhat yang dilakukan bukan ke seseorang secara individu, akan tetapi ke semua orang yang bahkan tidak dikenal. Saat kita memposting curhatan ke media sosial, belum tentu komentar orang- orang itu baik. Banyak kasus perceraian akibat kesukaan salah satu pasangan untuk mengumbar masalah rumah tangga ke media sosial. Suka curhat ke media sosial juga menunjukkan bahwa kita tidak dewasa, sehingga berpotensi membuat rumah tangga menjadi retak.
10. Tidak Ikhlas dengan Kondisi Rumah Tangga Sekarang
Menikah bukanlah hal yang mudah untuk dilajanin. Akan tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk di jalanin. Yang perlu di lakukan saat rumah tangga mengalami masalah adalah ikhlas dan sabar. Saat sebuah pasangan tidak ikhlas dalam kondisi rumah tangganya, maka ia akan berpotensi melakukan perselingkuhan. Apalagi jika ia melihat rumah tangga orang lain terlihat bebas dari masalah, rasa iri akan membuat rumah tangga menjadi retak.
11. Belum Siap Mental Untuk Menikah
Banyak perempuan yang memilih menikah untuk kabur dari ketidak mampuan secara finansial atau keinginan untuk selalu dijaga dan dilindungi. Akan tetapi, jika perempuan tersebut belum siap secara mental untuk menikah, maka ia tidak akan bisa menjaga rumah tangganya. Apalagi jika tidak siap secara mental, maka ia akan cenderung curhat kemana- mana dan malah menceritakan aib suami. Hal ini juga berlaku bagi seorang pria. Pria yang tidak siap secara mental untuk menikah, tidak akan mampu menjadi pemimpin keluarga. Ketidak siapan ini akan berujung kepada keretakan dalam rumah tangga.
12. Belum Siap Mental Untuk Memiliki Anak
Memiliki anak adalah anugrah dari yang maha kuasa. Akan tetapi, tidak semua pasangan suami istri siap diberikan tanggung jawab sebagai orang tua. Pasangan yang tidak siap memiliki anak, tapi justru dikaruniai seorang anak, akan membawa anak sebagai bagian dari masalah keluarga. Tanggung jawab merawat anak sangat besar, akan tetapi jika tidak siap, maka suami dan istri akan saling melempar tanggung jawab. Banyak contoh orang tua membawa anaknya menonton bioskop dengan film yang sangat tidak sesuai umur anaknya. Hal karena orang tuanya tidak memikirkan dampak kepada anak, dan hanya memikirkan keinginannya untuk bermain- main.
13. Tidak Mau Mendengar Nasihat Suami atau Istri
Komunikasi yang baik antara suami istri adalah salah satu cara membina keluarga yang baik. Akan tetapi, jika salah satu pihak tidak mau mendengarkan pasangannya, maka komunikasi tidak akan terjalin. Nasihat yang diberikan oleh suami atau istri tidak selalu benar tapi juga tidak selalu salah. Ada baiknya untuk mendengarkan dan memilih mana yang benar. Tidak mau mendengarkan nasihat adalah ciri ciri orang egois yang dapat menyebabkan keretakan rumah tangga.
14.Tidak Sabar
Sabar adalah salah satu kunci dalam membina rumah tangga yang baik. Sabar dalam menghadapi berbagai masalah, dapat mencegah terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Selain itu, sabar dapat membantu menyelesaikan masalah dengan tenang.
Itulah tadi 14 penyebab retaknya rumah tangga yang harus di hindari oleh semua pasangan suami istri. Semoga artikel ini dapat membantu menciptakan keluarga yang harmonis.
Selain menawan dari segi fisik, seorang pria dapat jatuh cinta kepada seorang wanita dan yakin…
Bakat dan jiwa pemimpin tidak terdapat di dalam diri semua orang. Hanya beberapa orang saja…
Anak kecil dikenal dengan tingkah yang lucu dan perilakunya yang menyenangkan. Sebagian orang merasa mendapatkan…
Sebagian orang menemukan kenyamanan bila bertemu dengan banyak orang, khususnya saat tiba waktunya kumpul dengan…
Kepo kini menjadi istilah populer yang digunakan hampir oleh semua orang ketika menyatakan keingintahuan dan…
Bicara soal foto, setiap orang mungkin memiliki preferensinya masing-masing soal pose. Ada yang suka berswafoto,…