Marah adalah salah satu sifat yang dimiliki pada setiap manusia. Sifat marah terjadi karena emosi seseorang yang sudah tidak terkendali lalu melampiaskannya kepada orang atau sesuatu yang tidak disukainya. Sifat ini juga sering menjadi pemicu keretakan hubungan antar manusia.
Penyebab terjadinya menurut islam dibagi menjadi dua yaitu:
Adapun 5 penyebab marah menurut islam dan cara penyelesaiannya berikut ini.
Penyebab pertama adalah faktor lingkungan. Lingkungan disni dibagi menjadi dua yaitu lingkungan terdekat dan lingkungan yang terjauh. Lingkungan yang terdekat biasanya terjadi di dalam keluarga. Sedangkan lingkungan terjauh terjadi pada masyarakat. Di dalam keluarga, apalagi keluarga yang sering bertengkar. Kemarahan dan kekerasan sudah menjadi santapan sehari-hari sehingga suami, istri, dan anak-anak sering menyelesaikan masalah dengan amarah.
Begitu juga dengan di lingkungan masyarakat. Suatu perkara selalu diselesaikan dengan marah. Hasil yang terjadi malah semakin runyam dan bahkan sudah sampai tindak kekerasan fisik.
Sebuah perdebatan pada hakikatnya adalah suatu diskusi yang nantinya akan ditemukan jalan tengah atau solusi sehingga suatu masalah dapat diselesaikan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak jarang dalam suatu perdebatan malah menjadi ajang adu mulut. Sehingga, bukannya menyelesaikan masalah, malah menambah masalah baru.
Siapapun pasti senang dengan candaan atau gurauan. Namun, candaan pun juga mempunyai batas. Jangan sampai candaan tersebut malah menyakiti orang. Makanya tidak mengherankan jika orang yang tersakiti karena candaan bisa menjadi marah dan menyebabkan masalah.
Berikutnya adalah marah yang terjadi karena memusuhi orang lain. Penyebabnya bisa karena ejekan, hinaan, fitnah, mencela, dan tindakan buruk lainnya. Jika hal tersebut terjadi maka akan timbul marah yang pada akhirnya akan membalas dendam.
Nah, di dalam islam juga ada beberapa cara mengatasi marah sebagai berikut ini.
Biasanya orang yang pikirannya sudah dipenuhi balas dendam akan mengajak orang lain untuk ikut balas dendam dengannya. Masalahnya pun akhirnya meluas dari awalnya permusuhan secara individu sampai menjadi permusuhan secara berkelompok.
Sikap sombong akan selalu dimusuhi oleh orang-orang manapun. Apalagi ditambah sikapnya yang cenderung provokatif. Hal tersebut bisa mengundang emosi orang-orang disekitarnya. Mungkin buat orang yang bersangkutan sebenarnya ingin memamerkan hasil kerja kerasnya selama ini. Akan tetapi jika sikapnya memiliki ciri-ciri orang sombong, orang-orang yang melihatnya akan berpikiran sebaliknya.
1. Jangan marah kecuali karena Allah SWT
Marah karena Allah SWT sangat disukai dan akan mendapatkan pahala yang besar. Contohnya, Marah karena maksiat merajalela, atau marah karena banyak tindakan-tindakan yang lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaat yang baik untuk masyarakat.
2. Bersikap baik dan tidak marah karena urusan di dunia
Dalam menghadapi masalah tertuma yang bersifat duniawi, sebaiknya tidak mengutamakan emosi dahulu. Selain dengan emosi lebih banyak mendapatkan efek buruk, penyelesaian masalah dengan emosi hanya akan memperkeruh suasana dan dapat memutuskan silaturahim. Tentunya jika sampai memutuskan silaturahim merupakan dosa buat kita semua.
3. Ingat-ingatlah kepada Allah SWT
Jika kita sudah merasa emosi sudah dipuncak, segera ingat kepada Allah SWT. Ingat! Kekuasaan, perlindungan hanya milik Allah SWT. Bacalah “Astagfirullahaladzim” sepanjang kita masih dalam keadaan emosi. Jika berhasil, maka emosi kita bisa dikendalikan.
4. Diam
Jika kita masih ada emosi di dalam diri kita, bersikaplah diam. Bersikap diam bukan berarti kita lemah ataupun takut. Justru dengan diam kita sedang “bertarung” dengan amarah kita sendiri. Kita berusaha menahan marah ini supaya jangan sampai marah ini melukai siapapun, termasuk diri sendiri. Belajarlah cara menenangkan hati dan pikiran ditambah cara meredam emosi.
5. Ambil wudhu atau mandi
Segera ambil wudhu atau mandi jika kita masih disulut oleh marah. Dengan wudhu atau mandi, dapat menyegarkan kembali pikiran dan hati kita dari marah. Ditambah, setelah wudhu kita melakukan shalat sunnah agar kita minta petunjuk dari Allah SWT.
6. Mengubah posisi saat marah
Kita sering melihat jika ada orang yang sedang marah sambil berdiri, maka orang itu disuruh untuk duduk. Ternyata itu merupakan petunjuk dan perintah Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, hendaklah ia duduk. Jika marahnya masih belum reda, hendaklah ia berbaring.” (H.R. Ahmad).
Oleh sebab itu, dengan mengubah posisi ketika marah dapat mempengaruhi stabilitas emosi manusia.
Demikian 5 penyebab marah menurut islam dan cara penyelesaiannya. Setelah kita mengetahui penyebabnya, sebaiknya kita belajar bagimana cara menjadi orang sabar dan rendah hati. Dengan begitu kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semua.
Selain menawan dari segi fisik, seorang pria dapat jatuh cinta kepada seorang wanita dan yakin…
Bakat dan jiwa pemimpin tidak terdapat di dalam diri semua orang. Hanya beberapa orang saja…
Anak kecil dikenal dengan tingkah yang lucu dan perilakunya yang menyenangkan. Sebagian orang merasa mendapatkan…
Sebagian orang menemukan kenyamanan bila bertemu dengan banyak orang, khususnya saat tiba waktunya kumpul dengan…
Kepo kini menjadi istilah populer yang digunakan hampir oleh semua orang ketika menyatakan keingintahuan dan…
Bicara soal foto, setiap orang mungkin memiliki preferensinya masing-masing soal pose. Ada yang suka berswafoto,…