Dalam hidup, bersikap baik memang diharuskan. Ini adalah cara agar disenangi oleh orang lain dan diterima dalam lingkungan sosial kita. Namun, apa jadinya jika kita malah terlalu baik?
Ada banyak orang menempatkan kebahagiaan orang lain diatas kebahagiaan mereka sendiri. Anda salah satunya? Jika iya, sebaiknya sikap terlalu baik ini dikurangi karena bukan tidak mungkin, ini akan digunakan oleh orang lain untuk memanfaatkan Anda.
Ciri orang yang terlalu baik biasanya ditandai dengan selalu berusaha membuat orang lain tercukupi dan juga bahagia. Pada akhirnya, sifat terlalu baik ini malah mengesampingkan diri sendiri. Ketika gagal memenuhi keinginan orang tersebut, perasaan bersalah pun timbul.
Belum yakin apakah Anda termasuk orang dengan kecenderungan seperti ini? Berikut Cinta Lia hadirkan ciri-ciri orang yang terlalu baik menurut pakar. Simak dengan seksama, ya!
1. Sering memaafkan kesalahan orang lain
Manusia tak luput dari kesalahan. Ketika melakukan kesalahan, seseorang diharuskan untuk meminta maaf. Pengampunan memang merupakan suatu kebaikan, namun memaafkan perbuatan dari orang yang sama terus-menerus termasuk tanda orang yang terlalu baik.
Anda yang terlalu baik jadi mudah memaafkan orang lain dan si pembuat kesalahan tak juga jera. Akibatnya, Anda bukan tidak mungkin akan terjebak di dalam toxic relationship bersama orang yang terus-menerus mengulang kesalahannya.
Coba pikirkan, saat memaafkan orang lain apakah ini justru membuat Anda stress dan takut? Jika iya, ini merupakan salah satu tanda jika Anda sudah terlalu baik.
2. Takut dianggap buruk
Pastinya semua orang ingin disenangi oleh lingkungan sosialnya. Berbagai cara pun dilakukan agar mendapatkan pengakuran dari orang-orang sekitar. Parahnya, ini tak jarang menciptakan kebiasaan terlalu baik yang ditandai dengan memprioritaskan orang lain di atas segalanya.
Ciri orang yang terlalu baik bisa dilihat dari betapa takutnya ia diberi label buruk ketika tidak bisa membantu orang lain. Padahal, mungkin orang lain akan memakluminya. Mereka takut akan mendapatkan omongan orang lain yang buruk tentangnya.
Orang yang terlalu baik harus tahu, meluangkan waktu untuk diri sendiri dan memprioritaskan kebutuhan mereka bukanlah sesuatu yang salah. Parahnya, kebanyakan dari mereka akan merasa terlalu bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Ujung-ujungnya, ini akan menciptakan overthinking.
3. Bersikap denial
Kesulitan mengakui emosi mereka adalah tanda orang yang terlalu baik berikutnya. Seringkah Anda mengatakan ‘tidak apa-apa’ ke orang lain yang jelas-jelas sudah menyakiti Anda padahal sebenarnya Anda begitu kesal? Jika iya, ini artinya Anda sudah terlalu baik.
Ketidakmampuan mengakui emosi dan membiarkan segalanya berjalan seperti tak terjadi apa-apa adalah akibat terlalu baik yang bisa berdampak buruk untuk diri sendiri, seperti mudah dimanfaatkan oleh orang lain hingga dibodoh-bodohi berulang kali.
Solusi yang bisa Anda lakukan adalah dengan bersikap lebih terbuka terhadap perasaan sendiri. Jika memang tidak suka, katakan saja, tidak usah dipendam.
4. Sering menyalahkan diri sendiri
Dampak bersikap terlalu baik yang mungkin tidak disadari adalah Anda jadi sering menyalahkan diri sendiri. Saat orang lain berbuat salah atau Anda tidak bisa membantu orang terdekat, Anda justru malah menyalahkan diri sendiri. Hal ini sama sekali tidak bijak, lho.
Tidak mampu membantu orang lain yang sedang kesulitan bukanlah tanda jika Anda lemah dan tak berguna. Semua orang memiliki kapasitas dan batasnya masing-masing. Sah saja jika pada suatu kondisi Anda tidak bisa menolong mereka yang membutuhkan.
Merasa bertanggung-jawab penuh malah akan membuat orang dengan kecenderungan terlalu baik terus menganggap diri mereka buruk. Padahal, yang terjadi bukanlah tanggung jawab mereka sepenuhnya.
5. Tak mau dibilang egois
Terlalu baik bisa menciptakan pola pikir yang tak sehat. Contohnya seperti yang Cinta Lia sebutkan diatas, akibat terlalu malah akan berujung dengan terus menyalahkan diri sendiri.
Takut dibilang egois juga merupakan tanda jika seseorang sudah terlalu baik. Perlu diketahui, perilaku egois bukan berarti Anda tidak bersedia untuk membantu atau menyenangkan orang lain. Ini adalah soal prioritas dan ketulusan. Jika tidak tulus, untuk apa dilakukan?
Membantu orang lain harus dengan kesukarelaan, bukan karena takut akan dianggap egois. Jika Anda melakukannya dengan terpaksa, justru ini hanya akan merugikan diri sendiri. Anda jadi merasa terbebani karena terlalu memikirkan pendapat orang lain.
6. Takut dijauhi
Menjadi orang yang disukai lingkungan sosial memang menguntungkan. Tak hanya jadi memiliki banyak teman, kita juga akan mendapatkan bantuan ketika nantinya mengalami kesulitan karena koneksi yang kita bangun.
Masalahnya, orang yang terlalu baik biasanya akan menganggap disukai semua orang adalah suatu keharusan. Padahal, tidak disukai oleh seseorang adalah hal yang wajar. Meski sudah bersikap sebaik mungkin pun seseorang bisa memiliki hater. Jadi, untuk apa terlalu dipusingkan?
Takut dijauhi adalah yang menjadi alasan mengapa seseorang bersikap terlalu baik. Mereka rela melakukan apa saja agar orang lain senang dan memperlakukan mereka sebaik mungkin.
7. Sebisa mungkin menghindari konflik
Sebagai makhluk sosial, manusia tak luput dari yang namanya konflik. Sebuah konflik atau masalah bisa muncul kapan saja. Orang yang terlalu baik akan berusaha sebisa mungkin agar tidak menciptakan konflik.
Tanpa mereka ketahui, mengorbankan diri sendiri untuk menyenangkan orang lain juga dapat menciptakan konflik. Mengapa demikian? Konflik ini muncul karena ketika mereka memaksakan diri sendiri untuk membantu orang padahal tidak mau, mereka jadi tertekan dan terbebani.
Akibatnya, orang yang terlalu baik jadi merasa tidak enakan untuk jujur terhadap perasaannya sendiri. Mereka menganggap dengan bersikap terbuka, ini malah akan memicu konflik yang besar nantinya.
8. Takut berlebih terhadap kehilangan
Semua orang tentu tak ingin kehilangan apa yang mereka miliki, baik dari segi materi maupun non materi. Orang yang terlalu baik biasanya memiliki ketakutan yang berlebih akan ini.
Akibat terlalu bersikap baik kepada orang lain, mereka jadi takut jika sewaktu-waktu citra baik yang selama ini dibangun tiba-tiba runtuh begitu saja. Bagi mereka, dipredikati sebagai orang yang baik padahal suatu keharusan.
Akibatnya, orang terlalu baik ini jadi rela mengorbankan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain hanya demi sebuah pengakuan.
Itu dia ciri-ciri orang yang terlalu baik yang sudah Cinta Lia ulas. Apakah menggambarkan Anda?