Home » Kehidupan » Remaja » 7 Cara Menghadapi Anak Remaja yang Tertutup, Tak Perlu Dimarahi!

7 Cara Menghadapi Anak Remaja yang Tertutup, Tak Perlu Dimarahi!

by Dio Pratama

Cara menghadapi anak remaja yang tertutup penting untuk diketahui agar orangtua bisa membimbing anak mereka yang introvert atau pendiam dengan baik dan benar.

Ya, setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang bisa dengan mudah mengungkapkan perasaan, emosi, maupun suasana hatinya, dan tak sedikit pula yang cenderung menutup diri dari ketiga hal tersebut.

Anak pendiam bukan berarti ada yang salah dengan dirinya. Hanya saja, ia memang lebih suka tidak terlihat mencolok ketimbang anak-anak lainnya. Peran orangtua dibutuhkan disini agar bisa memahami sifat tertutup anak yang beranjak remaja.

Berikut Cinta Lia hadirkan cara menghadapi anak remaja yang tertutup agar orangtua tak panik jika anak mereka memiliki kecenderungan introvert.

1. Beri ruang dan waktu

Orangtua pastinya mengharapkan anak mau terbuka kepada mereka perihal kehidupannya, seperti menceritakan teman-temannya di sekolah atau kesulitan apa yang ia alami dalam pembelajaran. Bagi anak remaja, biasanya mereka mulai merasa gengsi untuk melakukannya.

Memberi ruang dan waktu adalah cara menghadapi anak remaja yang tertutup seperti ini. Contohnya, jangan langsung memberikan anak banyak pertanyaan saat ia baru pulang sekolah. Seringkali, ini malah menimbulkan rasa tidak nyaman pada anak.

Pada akhirnya, anak pun enggan menjawab pertanyaan orangtua. Alih-alih seperti ini, cara menghadapi anak pendiam yang sebaiknya dilakukan adalah memberinya waktu untuk beristirahat dahulu setibanya anak dirumah.

Ciri anak intovert mereka bisa saja terkuras energinya setelah seharian beraktivitas. Jadi, biarkan anak untuk mengisi ulang energinya dahulu setelah itu pancing dirinya dengan pertanyaan.

2. Ajak ngobrol di tempat yang aman

Menghadapi orang introvert terkadang susah-susah gampang, tak terkecuali anak sendiri. Karena sifatnya yang pendiam, anak seringkali sulit diajak berkomunikasi bahkan bersama orang terdekatnya.

Merasa tidak nyaman adalah salah satu penyebab anak menjadi tertutup yang seringkali tidak disadari orangtua. Oleh karena itu, dibutuhkan kepekaan dalam menghadapi anak yang tidak terbuka dengan orangtua pada masa pubertas.

Besar kemungkinan anak selalu berada di luar zona nyamannya sehingga ketika orangtua memberi pertanyaan, mereka melihatnya sebagai sebuah paksaan. Ini bukanlah cara efektif dalam menghadapi anak introvert.

Coba pancing pertanyaan dan biarkan anak menjawabnya secara sukarela saat sedang berada di rumah atau kamarnya. Tempat-tempat seperti ini biasanya tergolong aman sehingga anak akan lebih mudah berbicara dan terbuka nantinya.

3. Gunakan media lain

Anak pendiam memang cenderung sulit berkomunikasi, namun bukan berarti mereka sama sekali tidak bisa melakukannya. Menghadapi anak yang pendiam dan pemalu, orangtua harus tahu jika mereka punya cara tersendiri dalam berkomunikasi.

Biasanya anak introvert lebih suka menulis ketimbang berbicara. Oleh karena itu, orangtua bisa menjadikan buku sebagai media komunikasi yang efektif pada anak.

Cukup siapkan satu buku yang bisa menjadi alat komunikasi antara ibu dan anak. Meskipun sedikit merepotkan, anak yang tertutup akan lebih mudah mengekspresikan apa yang ia rasakan lewat cara ini.

Jika ingin membuat anak terbuka kepada orangtua, trik ini tak ada salahnya untuk dilakukan. Sisi positifnya, otak anak akan terpancing untuk memetakan masalah dan menuangkan dalam kata-kata.

4. Beri latihan sederhana untuk belajar sosialasi

Menjadi pendiam dan tertutup tak selamanya baik. Bahkan, sifat ini malah akan menyusahkan diri sendiri di masa depan jika tidak ditangani dengan baik. Inilah yang seringkali dikhawatirkan orangtua dalam menghadapi anak remaja yang pendiam.

Introvert tak berarti harus selalu mengisolasi diri dari orang sekitar. Bukan seperti ini definisi introvert yang sebenarnya. Bukan tidak mungkin anak akan memiliki pemahaman yang salah dengan arti introvert sehingga membuatnya asosial.

Maka dari itu, peran orangtua dalam membimbing anak remaja sangatlah penting. Orangtua bisa memberikan semacam latihan sederhana dalam mengatasi anak yang tertutup. Contohnya adalah dengan menyuruhnya pergi ke tempat terbuka seorang diri.

Ini akan menjadi tantangan untuknya karena ia akan bertemu dengan banyak orang. Jadikan pengalaman barunya ini sebagai cara menghilangkan sifat pendiam.

5. Jangan dimarahi

Pahami jika setiap anak memiliki kepribadian yang tak bisa disamakan dengan anak lain. Dengan begitu, dalam menghadapi anak yang introvert, orangtua jadi lebih bijak dalam bersikap.

Anak introvert yang pendiam dan cenderung penutup bukanlah aib. Tak ada yang salah dengan itu. Pada masa pubertas, sifat ini bisa saja muncul karena kondisi emosi yang tidak stabil.

Cara menghadapinya adalah dengan jangan memarahi mereka. Justru lakukan pendekatan dari hati ke hati agar anak bisa percaya pada orangtua dan mau membuka diri kepada mereka tanpa adanya paksaan.

Memarahi, memojokkan, bahkan membanding-bandingkan anak malah akan memicu rasa benci pada diri sendiri nantinya yang tentu tidak baik bagi kesehatan mental anak.

6. Berikan pujian

Mengubah sifat anak yang tertutup memang tak mudah. Oleh karena itu, berikan apresiasi kecil setiap kali ada perubahan yang terjadi pada dirinya. Setelah ia mengerti manfaat sosialisasi dan berhasil melakukannya, tak perlu gengsi untuk memberinya pujian.

Ajari jika mereka harus menyapa anggota keluarga ketika bertemu di acara nanti untuk menghilangkan sifat pendiam. Maknai setiap usaha yang anak lakukan dengan memberikan pujian dan ucapan terima kasih karena sudah menjadi anak yang pemberani.

Pujian selalu berhasil meningkatkan kepercayaan diri seseorang, bahkan pada mereka yang tertutup. Ini akan membuat anak semakin berani untuk berkomunikasi dengan orang-orang baru nantinya.

7. Jangan memberi label pada anak

Anak mana yang tak akan senang jika orangtua memuji mereka di depan umum? Tak peduli apakah ia introvert atau ekstrovert, diberikan apresiasi oleh orangtua tentu akan meningkatkan rasa percaya diri.

Sebaliknya, memberi label yang buruk pada anak di depan orang lain malah akan membuat mental mereka menciut. Bukannya berani untuk terbuka, anak malah akan semakin menutup diri dari lingkungan sosial nantinya.

Jadi, jangan labeli anak dengan predikat yang negatif. Kata-kata negatif bukanlah solusi dalam menghadapi anak remaja yang pendiam dan pemalu.

Itulah 7 cara menghadapi anak remaja yang tertutup dan sulit terbuka kepada orang lain. Good luck!

You may also like