Home » Mitos dan Fakta » 5 Mitos Larangan Pernikahan Adat Jawa yang Masih Dipercaya

5 Mitos Larangan Pernikahan Adat Jawa yang Masih Dipercaya

by Dio Pratama

Percaya atau tidak, mitos larangan pernikahan adat Jawa masih dijaga kuat hingga saat ini. Bagi masyarakat Jawa, pantang untuk melawan pantangan pernikahan dengan adat Jawa.

Ya, pernikahan adalah salah satu momen paling sakral dalam hidup. Setelah mengenal satu sama lain, banyak pasangan yang kemudian memutuskan untuk melangkah ke jenjang hubungan yang lebih serius yaitu pernikahan.

Tiap pasangan tentu mendambakan rumah tangga yang harmonis. Tak heran jika tips menjaga rumah tangga tetap harmonis menjadi begitu penting. Bagi masyarakat Jawa, selain mengaplikasikan tips tersebut, penting untuk mengetahui pantangan sebelum mereka yang selama ini masih dianut dengan kuat.

Mau tahu apa? Dibawah ini Cinta Lia punya ulasan mengenai mitos larangan pernikahan adat jawa. Kamu dan pasangan kebetulan sama-sama berdarah Jawa? Pastikan untuk menyimaknya dengan seksama ya!

1. Mitos larangan pernikahan adat jawa antara pasangan yang rumahnya berhadapan

Topik pernikahan menurut adat Jawa selalu menarik untuk dibahas, termasuk berbagai mitosnya. Masyarakat mempercayai mitos pernikahan dalam adat Jawa sebagai salah satu cara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di dalam rumah tangga.

Buat Anda yang ingin menciptakan keluarga sakinah, mitos tersebut dihadirkan sebagai pantangan yang tak boleh kamu langgar. Karena merupakan mitos, sebenarnya tidak ada bukti valid apakah yang dipercaya masyarakat Jawa benar adanya. Namun, tak ada salahnya untuk menaati larangan yang sudah ada sejak turun termurun tersebut.

Salah satu mitos larangan pernikahan adat jawa yang paling terkenal adalah pantangan untuk menikah dengan pasangan yang rumahnya saling berdekatan.

Bagi orang awam, menikah dengan pasangan yang rumahnya dekat tentu memberi kemudahan karena tak perlu menerka-nerka lagi seperti apa keluarganya. Namun, adat Jawa melihatnya dari sisi yang berbeda bahkan cenderung negatif.

Ya, menikah dengan pasangan yang rumahnya berhadapan dipercaya akan membuat rumah tangga selalu kekurangan, terutama soal ekonomi. Seperti kita ketahui, ini adalah salah satu penyebab perceraian yang paling umum terjadi.

So, jika kebetulan rumah Anda dan si dia memang secara kebetulan berhadapan, sebaiknya jangan melanggar larangan pernikahan adat Jawa satu ini.

2. Dilarang melanggar Weton jodoh

Masyarakat Jawa punya cara unik untuk mencari tahu cocok atau tidaknya sepasang kekasih. Bahkan, banyak yang memercayai cara ini setelah membuktikannya sendiri.

Ya, jika keluarga Anda masih menganut kepercayaan Jawa yang kental, maka tentu tak asing dengan metode Weton jodoh yang biasanya dilakukan untuk mencari tahu keserian antara pasangan berdasarkan hari, tanggal, dan tahun lahir keduanya.

Beberapa mungkin ada yang skeptis akan Weton jodoh karena saat ini kita hidup di era modern dimana mitos demi mitos seakan bak bumbu-bumbu kehidupan saja.

Namun, tak ada salahnya untuk memercayai mitos ini. Kabar baik jika Anda dan pasangan dinilai cocok berdasarkan Weton jodoh kalian.

Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok tapi tetap dipaksakan untuk menikah, maka rumah tangga akan mengalami masalah yang datangnya terus-menerus. Bahkan, pernikahan seringkali menimbulkan pertengkaran yang bukan tidak mungkin memicu perceraian.

3. Pantang menikah pada tanggal kelahiran

Menikah adalah impian banyak orang. Tak heran jika persiapannya butuh waktu lama, bahkan hingga bertahun-tahun. List persiapan pernikahan lengkap harus sesempurna mungkin, termasuk menentukan kapan akan berlangsungnya pesta pernikahan.

Banyak pasangan yang biasanya memilih tanggal unik sebagai hari pernikahan mereka. Tak jarang mereka menggunakan tanggal kelahiran salah satu pihak. Tujuannya agar mudah untuk diingat dan makin memorable.

Tidak salah, memang. Namun, masyarakat Jawa menjadikan ini sebagai pantangan yang sebaiknya Anda hindari karena menikah pada tanggal kelahiran dipercayai akan membawa banyak kesialan ke dalam rumah tangga nantinya.

Sama seperti pantangan sebelumnya, rumah tangga akan diwarnai masalah yang seakan tak pernah usai. Puncaknya, bisa saja usia pernikahan nantinya hanya berlangsung seumur jagung saja karena masalah yang terus datang, menjadi penyebab pudarnya cinta.

4. Kado pernikahan

Setelah melakukan persiapan pernikahan Jawa, kini hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pesta pernikahan yang sukses diselenggarakan kini sudah usai. Pasangan pun memulai kehidupan baru sebagai suami istri yang sah di mata hukum dan agama.

Momen pertama kali yang biasanya dilakukan setelah pesta pernikahan adalah membuka kado pernikahan. Seperti kita ketahui, memberi kado untuk mempelai pria dan wanita adalah salah satu tradisi pernikahan yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tahukah Anda jika kado juga termasuk mitos pernikahan yang masih dipegang teguh oleh masyakarat Jawa? Ya, saat pertama kali membuka kado pernikahan, penting bagi para pasangan untuk membuka kado yang sekiranya nanti akan mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Menggunakan kado yang nantinya akan digunakan pertama kali saat menapaki kehidupan baru dipercaya sebagai langkah untuk memohon keberuntungan di dalam rumah tangga sehingga jika Anda ingin menciptakan keluarga yang harmonis, sebaiknya jangan melanggar kepercayaan ini.

5. Pantang menikah pada Bulan Suro

Tak hanya tanggal pernikahan yang memiliki andil besar akan masa depan rumah tangga menurut kepercayaan masyarakat Jawa, namun juga bulan dibelangsungkannya pernikahan tersebut.

Larangan sebelum menikah ini sebaiknya diikuti karena memiliki sangkut paut dengan Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul.

Masyarakat Jawa memercayai jika pada Bulan Suro, Nyi Roro Kidul akan mengadakan pagelaran besar yang megah sehingga pantang untuk melangsungkan pesta hajatan yang berbentrokan dengan pagelaran yang diadakan Sang Ratu Pantai Selatan.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama menjalani rumah tangga nantinya. So, jika adat Jawa pernikahan dalam keluarga Anda masih dianut kuat, larangan ini tak boleh dilanggar.

Apakah larangan pernikahan adat Jawa fakta atau mitos belaka?

Tak ada yang memastikan apakah larangan pernikahan dalam adat Jawa benar fakta atau mitos belaka. Namun, karena sudah dianut secara turun temurun dari generasi ke generasi. sebaiknya ikuti saja apa yang dipantang demi menghormati kepercayaan masyarakat Jawa yang darahnya mengalir di diri Anda maupun pasangan.

Itu dia apa saja yang harus Anda ketahui tentang mitos larangan pernikahan adat Jawa. Semoga bermanfaat.

You may also like