Home » Cinta » 6 Perbedaan Aromantis dan Aseksual yang Harus Diketahui

6 Perbedaan Aromantis dan Aseksual yang Harus Diketahui

by Dio Pratama

Dalam hubungan asmara, ada banyak istilah yang mungkin asing di telinga anda. Contohnya aromantis dan aseksual. Pernah mendengar istilah keduanya. Well, kalau belum, let’s figure them out!

Hal-hal yang sifatnya romantis menjadi dambaan banyak orang khusus wanita termasuk romantisme dalam percintaan. Namun, tak semua orang suka dengan perlakuan romantis yang ia dapatkan maupun memberikan perlakukan romantis kepada orang lain. Inilah yang kemudian disebuah sebagai aromantis.

Lain aromantis lain pula dengan aseksual. Istilah ini mengacu kepada orang-orang yang tidak memiliki ketertarikan seksual kepada orang lain Menariknya, masih banyak yang salah kaprah dengan pemahaman antara aromantis dan aseksual ini.

Agar tidak membingungkan, di kesempatan kali ini Cinta Lia akan membahas perbedaan aromantis dan aseksual yang harus anda ketahui. Apa saja? Let’s check these out!

1. Aromantis Memiliki Ketertarikan Seksual, Aseksual Tidak

Siapa yang tak ingin diperlakukan secara romantis oleh pasangannya? Ya, melakukan hal-hal romantis adalah normal ketika anda sedang berkomitmen dengan orang lain. Tak heran jika zodiak paling romantis menjadi dambaan banyak orang. Banyak yang kemudian mencari cara membuat hubungan menjadi romantis.

Perlu anda ketahui, tak semua orang menyukai hal-hal berbau romantis atau diperlakukan dengan cara yang romantis. Jika seseorang menunjukkan ketidaktertarikan pada segala sesuatu yang sifatnya romantis, maka orang tersebut bisa dikatakan sebagai aromantis.

Perbedaan aromantis dan aseksual pun kemudian kerap disinggung karena banyaknya persamaan di antara keduanya. Namun, menjadi aromantis bukan berarti orang tersebut tidak memiliki ketertarikan seksual, hal yang tak disukai aseksual.

Ya, seorang aromantis masih memiliki ketertarikan dalam konteks seksual. Pada eksekusinya, aromantis tidak akan menunjukkan ketetarikan tersebut dengan cara yang romantis.

2. Aseksual Memiliki Ketetarikan Akan Hal Romantis yang Berbanding Terbalik Dengan Aromantis.

Bersikap romantis adalah salah satu cara membahagiakan pasangan agar hubungan asmara terus awet. Menjaga keharmonisan bahkan menjadi hal wajib.

Perbedaan antara seorang aromantis dan aseksual selanjutnya dapat dilihat dari bagaimana mereka memandang hal-hal yang sifatnya romantis.

Meskipun seorang aseksual tidak memiliki ketertarikan secara seksual kepada orang lain, bukan berarti ia menutup rapat-rapat dirinya dari hal-hal yang berbau romantis.

Ya, aseksual masih dapat mentolerir perlakukan romantis yang ia dapatkan atau memperlakukan orang lain secara romantis. Hanya saja, ia memiliki perasaan yang dalam akan itu. Jika anda menemui tipe orang seperti ini, jangan berharap banyak padanya untuk dapat menyukai anda secara fisik.

Di sisi lain, aromantis sangat anti dengan romantisme. Ia tidak akan segan untuk menunjukkan ketidaktertarikannya pada hal-hal romantis yang ia terima.

3. Aromantis Lebih Menyukai Hubungan Tanpa Ikatan Suka Sama Suka

Tips pacaran romantis dan mesra mungkin disukai banyak orang namun tidak berlaku pada seorang aromantis. Ya, label anti hal-hal romantis sudah melekat pada dirinya. Tips pacaran romantis di bioskop pastinya juga tak ia sukai.

Pembahasan tentang perbedaan di antara dua orientasi ini selalu menarik untuk diulik. Ya, ada satu fakta unik dari seorang aromantis yang harus anda ketahui.

Ketidaksukaan seorang aromantis pada hal-hal yang sifatnya romantis berimbas kepada preferesi hubungan asmara yang ia jalani. Biasanya, tipe orang yang masuk ke dalam kategori romantis tidak menyukai hubungan asmara yang mengikat.

Aromantis lebih menyukai hubungan yang fleksibel dan tak mengikat dirinya seperti hubungan antar teman dekat dimana intensitas romantis akan lebih jarang ia alami.

4. Aseksual Tetap Memiliki Gairah Seksual

Baik aromantis maupun aseksual memiliki definisi yang berbeda satu sama lain. Dari sini, terlihat jelas jika keduanya tidak sama. Sayangnya, masih ada pemahaman yang keliru akan dua orientasi ini.

Seperti yang sudah Cinta Lia sebutkan sebelumnya, seorang aseksual tidak memiliki ketertarikan seksual kepada orang lain. Ketidaktertarikannya inilah yang membuatnya kerap disamakan dengan aromantis,

Well, seorang aseksual boleh saja tidak memiliki ketertarikan secara seksual kepada orang yang sedang dengannya namun mereka masih tetap memiliki gairan seksual. Yang menarik, persentase gairah seksual yang ia miliki reatif kecil.

Hal ini lantas membuat seorang seksual terbuka dalam hal-hal berbau seksual meski tanpa seks. Gairah seksualnya pun bisa bangkit lewat hubungan romantis, kontak fisik yang mampu membangkitkan gairah seksual, hubungan dalam pertemanan, emosi, dan masih banyak lagi.

So, meski dikatakan aseksual, mereka tetap tidak bisa dipisahkan dari hal-hal yang sifatnya human nature meskipun hubungan seksual adalah pengecualiannya.

5. Aromantis Bukan Pribadi yang Arogan

Mengenal orang dengan indikasi aromantis? Mungkin anda melihatnya sebagai sosok yang arogan karena menolak afeksi yang diberikan orang lain. Well, stigma ini masih berkembang di masyarakat.

Padahal, sebenarnya, seorang aromantis tidak bisa secara langsung dilabeli sebagai sosok yang arogan. Aromantis masih dapat beraktifitas layaknya orang-orang normal lainnya. Aromantis juga dapat dengan mudah melebur di masyarakat.

Ketidaktetarikannya terhadap hal-hal yang sifatnya romantis secara tidak langsung melahirkan stigma bahwa ia orang yang arogan dan enggan didekati orang lain.

Aromantis sangat terbuka dalam pertemanan bahkan hubungan asmara sekalipun. Hanya saja, ia membatasi dirinya dengan segala sesuatu yang berbau romantis. So, jangan buat mereka merasa diasingkan, ya!

6. Aseksual Bukan Penyakit yang Harus Disembuhkan

Orientasi seksual yang dianggap berbeda masih sering dianggap sebagai sebuah penyakit dimana ia harus disembuhkan. Well, masih banyak negara yang memandang tabu perbedaan-perbedaan orientasi seksual tak terkecuali aseksual ini.

Meski tidak memiliki ketertarikan dalam hal seksual, seseorang yang dikatakan sebagai aseksual bukan sedang mengidap penyakit. Label dirinya ini bukanlah sebuah penyakit yang harus disembuhkan.

Seperti yang sudah Cinta Lia sebutkan di poin sebelumnya, aseksual masih dapat merasakan gairan seksual. Hanya saja, penyalurannya tidak dengan aktivitas seks. So, sebenarnya, ini adalah masalah preferensi tiap masih orang.

Jika sobat mengenal seseorang dengan indikasi aseksual, tidak perlu menganggap dirinya buruk dan rendah. Stay being kind.

Itu dia 6 perbedaan aromantis dan aseksual yang sudah Cinta Lia ulas dan sajikan untuk ada yang masih bingung dengan kedua orientasi ini. Semoga bemanfaat.

You may also like