Terkadang, cara menghadapi orang yang selalu membicarakan kita penting untuk diketahui agar kita bisa menyikapinya dengan baik.
Dalam hidup, kita tak bisa mengontrol perasaan orang lain. Tak semua orang menyukai kita. Ada beberapa di antaranya yang cenderung menjatuhkan dengan membicarakan kita di belakang. Jika sudah begini, langkah apa yang sebaiknya dilakukan?
Well, menjadi bahan ghibah tentu tak nyaman rasanya. Ketika Anda mengetahui ada beberapa orang entah saudara, rekan sahabat, atau sahabat sendiri, wajar jika Anda merasa kesal dan kecewa. Terlebih, apa yang mereka bicarakan cenderung memfitnah Anda. Gross!
Nah, pada fase ini, Anda harus tetap tenang agar tak terpancing oleh mereka. Mau tahu bagaimana cara menghadapi orang yang selalu ngomongin kita di belakang? Cinta Lia punya beberapa triknya untuk Anda.
1. Tanyakan langsung
Cara menghadapi orang yang selalu membicarakan kita bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan mengajak bicara si pelaku secara langsung.
Ghibah adalah kebiasaan yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ketika menyadari ada saudara hingga teman terdekat yang membicarakan Anda secara sembunyi-sembunyi, langkah paling tepat untuk menghadapinya adalah dengan berterus terang kepada mereka yang menjadikan Anda sebagai topik ghibah.
Tak perlu dengan emosi, Anda bisa melakukannya dengan santai dan elegan. Cukup ajak orang yang Anda curigai selalu membicarakan Anda dari belakang mengobrol secara empat mata. Tanyakan apa tujuannya bersikap demikian dan beritahu bagaimana cara menghargai orang lain. Jika si dia mengelak, cukup tunjukkan bukti-bukti yang akan membuatnya terpojok.
Dengan begini, setidaknya Anda berhasil membuat si dia berpikir jika Anda tak akan tinggal diam dengan perbuatannya tersebut. So, bisa jadi, setelahnya ia akan merasa jera dan tak lagi membicarakan Anda dari belakang
2. Lakukan klarifikasi
Bergosip adalah salah satu cara bergaul agar disenangi orang lain yang salah. Demi mendapatkan teman, seseorang yang merasa desperate bukan tidak mungkin akan menciptakan bahan ghibah yang disukai banyak orang.
Well, jika Anda mendapati adanya orang seperti ini di sekitar Anda dan sialnya, Anda menjadi korbannya, cara berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberikan klarifikasi. Langkah ini diperlukan jika apa yang ia bicarakan sudah menjurus ke fitnah.
Lakukan klarifikasi ke orang-orang terdekat. Tak perlu dengan emosi, Anda harus tetap santai. Buktikan jika apa yang si dia katakan mutlak adalah hoax. Dengan begitu, Anda bisa menghentikan penyebaran topik-topik sensitif yang berkaitan dengan diri Anda.
3. Balas dengan senyuman
Fitnah adalah ucapan yang menyakitkan hati bagi para korbannya. Anda boleh marah, kesal, dan kecewa karena mendapatkan perlakuan seperti itu. Namun, apakah membalas sikap si penyebar fitnah yang gemar membicarakan Anda di belakang dengan emosi adalah langkah yang tepat? Tidak juga.
Ketika kita diomongin orang, cara paling bijak dalam menyikapinya adalah dengan bersikap biasa saja. Tunjukkan jika Anda masa bodoh dengan apa yang si penyebar gosip katakan. Dengan begitu, Anda tak perlu menguras energi untuk menumpahkan semua emosi kepadanya.
Agar si dia semakin “panas”, tak ada salahnya bagi Anda untuk meladeninya dengan senyum seolah-olah fitnah yang ia sebarkan tidak berimbas kepada kebahagiaan hidup Anda. Toh, pada akhirnya, ia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.
4. Katakan tidak untuk balas dendam
Meski dosa ghibah bukan isapan jempol belaka, pada kenyataannya, fenomena ini masih sering ditemui di kehidupan sehari-hari. Ghibah menjadi peluang besar dalam penyebaran fitnah dari mulut ke mulut. Maka dari itu, penting untuk mengetahui cara menghindari perilaku fitnah.
Anda merasa tak melakukan kesalahan apapun namun menjadi korban fitnah? Anda boleh merasa sakit hati, namun pastikan untuk tidak membalaskan dendam kepada si penyebar gosip tersebut.
Mengetahui ada seseorang yang membicarakan Anda di belakang, jangan terlalu diambil pusing karena dengan Anda meladeninya, maka si dia akan semakin semangat untuk menyebarkan fitnah tentang Anda.
Sebaliknya, fokuslah pada cara membahagiakan diri sendiri seperti menyibukkan diri melakukan hal-hal yang Anda sukai. Dengan begitu, fitnah si dia hanyalah angin lalu yang tak akan mempengaruhi Anda.
5. Berhenti memperhatikan gerak-geriknya
Merasa insecure dengan omongan orang lain tentang Anda adalah hal lumrah. Namun, pastikan agar perasaan insecure atau khawatir ini tidak menguasai diri Anda.
Well, sejak mengetahui ada seseorang yang membicarakan Anda dari belakang, mungkin Anda secara tak sadar selalu memperhatikan gerak-gerik si dia dengan tujuan menguping pembicaraannya.
Mulai sekarang, berhentilah bersikap demikian. Semakin Anda mengetahui apa yang ia bicarakan, bukan tidak mungkin Anda akan merasa semakin gelisah.
Terkadang, tidak mengetahui beberapa hal tertentu sangatlah penting agar kita tetap bahagia. Dengan begitu, Anda akan lebih fokus dalam menjalani hidup tanpa khawatir dengan pemikiran orang lain tentang Anda.
6. Jaga jarak
Jika perkataan Anda tak mempan untuk membuat si penyebar gosip diam, mungkin ini saat yang tepat untuk tidak terlalu terikat dengan orang tersebut.
Siapapun yang membicarakan hal-hal buruk mengenai Anda bukanlah orang yang pantas untuk dijadikan teman bahkan sahabat. Maka dari itu, mulai sekarang coba kurangi intensitas pertemuan Anda dengan si dia.
Jika keadaan memaksa, Anda cukup meladeninya secara singkat saja. Dengan menjaga jarak, perasaan Anda akan menjadi lebih lega karena tidak perlu dekat-dekat dengan orang seperti itu.
7. Pantang untuk menyeritakan rahasia Anda kepadanya
Terakhir, setelah Anda mengetahui perilaku menyebalkan sosok orang yang membicarakan, menyebar gosip dan juga fitnah di belakang Anda, pastikan untuk tidak pernah berbagi rahasia kepadanya.
Tindakan si dia tersebut sudah cukup membuktikan jika ia bukanlah tipe orang yang bisa dipercaya untuk menjaga rahasia. So, jangan pernah menyeritakan hal-hal yang sifatnya personal kepada orang tersebut.
Walau si dia terkesan memancing bahkan memaksa, jangan pernah sesekali tertipu olehnya. Si dia boleh saja teman dekat yang sudah menjalin hubungan dengan Anda selama bertahun-tahun, namun, usia pertemanan bukanlah patokan untuk menentukan teman Anda setia atau tidak.
Well, mudah bukan mengaplikasikan cara menghadapi orang yang selalu membicarakan kita di atas?