Home » Kehidupan » Orang Tua » 5 Batasan Orang Tua Kepada Anak yang Sudah Menikah

5 Batasan Orang Tua Kepada Anak yang Sudah Menikah

by Dio Pratama

Pernikahan menjadi momen sakral yang tak hanya melibatkan dua hati saja namun dua keluarga. Makna menikah adalah menjalani hidup baru dengan orang yang dicintai. Secara tidak langsung dan tersirat, pernikahan bisa diartikan sebagai proses pelepasan orang tua terhadap anaknya.

Memercayakan anak tercinta kepada orang lain yang ia pilih tak selalu mudah. Jika Anda berada di posisi sebagai orang tua, mungkin saja berat hati Anda untuk melepas anak yang kini sudah menikah. Walaupun demikian, Anda tak perlu terlalu cemas karena hak dan kewajiban orang tua masih bisa Anda dapati dan berikan.

Berbicara tentang hak dan kewajiban orang tua setelah anak menikah tentu berbeda. Tak lagi sama, Anda harus paham betul batasan orang tua kepada anak yang sudah menikah. Biar bagaimanapun, hidupnya kini menjadi tanggung jawab ia dan pasangannya.

Buat Anda yang masih bingung, berikut Cinta Lia hadirkan beberapa di antara batasan yang harus diketahui orang tua terhadap anak yang sudah menikah.

1. Boleh khawatir

Momen pernikahan seringkali dipenuhi rasa harus bercampur sedih karena harus melepas anak tercinta untuk memulai hidup baru. Bagi si anak, cara memberikan kesan terbaik saat meninggalkan orang tua setelah menikah sangatlah penting agar dapat meringankan kekhawatiran orang tua.

Rasa khawatir pastinya dialami oleh orang tua manapun yang baru saja melepas anaknya setelah menikah. Ada mungkin bingung apakah boleh menunjukkan kekhawatiran ini kepada anak tercinta. Jawabannya adalah boleh-boleh saja.

Batasan orang tua kepada anak yang sudah menikah ini menjadi bukti kasih sayang Anda kepada si anak. Kurang yakin akan rumah tangga yang baru saja dijalani biasanya menjadi pemicu dari rasa khawatir yang dialami orang tua pasca si anak menikah.

Tak ada yang salah akan itu. Namun pastikan untuk tidak khawatir secara berlebihan dan biarkan si anak menata kehidupan rumah tangganya sendiri.

2. Hanya sebagai tempat mengeluh

Salah satu kewajiban orang tua terhadap anak adalah melindunginya. Sebagai bentuk cinta dan kasih sayang, orang tua rela membela anaknya jika diperlakukan secara tidak adil. Cara menjadi orang tua yang baik ini akan membentuk kepribadian anak yang berbakti.

Namun, jika sudah menikah, konsep rasa ingin melindungi anak ini sedikit bergeser dan ada batasannya. Anda harus paham jika kini ada orang lain yang bertanggung jawab atas hidupnya yaitu seseorang yang ia nikahi.

Sebagai orang tua, ada batasan setelah anak menikah dimana Anda tak boleh bergerak terlalu jauh melindungi si anak ketika dihadapkan pada permasalahan rumah tangganya. Untuk itu, biarkan pasangan Anak anda bertanggung jawab sepenuhnya.

Anda hanya boleh berperan sebagai tempat si anak mengeluarkan keluh kesah. Jika terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangganya, Anda bukan tidak mungkin akan memperkeruh keadaan.

3. Tidak menghamiki

Setiap orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya menginginkan keluarga sakinah mawaddah warahmah bersama dengan orang yang tepat?

Setelah anak menikah, mungkin timbul pertanyaan di benak Anda mengenai layak atau tidaknya anak Anda bersanding dengan orang pilihannya. Dari pertanyaan ini, bukan tidak mungkin muncul keraguan dalam diri Anda. Imbasnya, Anda menjadi mudah untuk menghakimi rumah tangga anak.

Kabar buruk jika rumah tangga anak sedang bermasalah. Bagi Anda orang tua yang protektif dan juga posesif, Anda akan berpikir hak orang tua terhadap anak masih wajib untuk ia penuhi seperti memberikan yang terbaik kepada orang tuanya. Faktanya, ini adalah salah satu tindakan yang melewati batas.

Sebagai orang tua, posisikan di Anda sebagai sosok yang netral ketika anak mengalami masalah dalam rumah tangganya. Hindari menghakimi setiap tindakan yang anak Anda lakukan. Biar bagaimanapun, rumah tangga anak menjadi tanggung jawabnya sendiri bukan Anda.

Jika terasa sulit, Anda bisa menerapkan cara menjadi tegas dan bijaksana agar tidak melewati batasan Anda sebagai orang tua yang anaknya sudah menikah.

4. Jangan terlalu ikut campur

Campur tangan orang tua selalu dibutuhkan khususnya jika anak baru saja menikah. Tujuannya adalah untuk menuntun anak agar lebih mandiri berdasarkan pengalaman Anda sebagai orang tua.

Sayangnya, masih banyak orang tua yang kelewat ikut campur dalam rumah tangga anaknya. Hal ini bukan tidak mungkin akan menciptakan masalah dimana anak merasa Anda memegang kontrol penuh atas hal yang kini menjadi tanggung jawabnya.

Maka dari itu, penting bagi Anda untuk selalu ingat batasan Anda sebagai orang tua untuk tidak terlalu ikut campur dalam apapun yang menyangkut kehidupan rumah tangga anak. Biarkan anak belajar menjadi pasangan dan orang tua yang baik.

Porsi Anda dalam rumah tangganya adalah sebagai mentor untuk membantunya disaat susah dan butuh bimbingan.

5. Jangan mendominasi keputusan

Bagi anak, orang tua tetaplah prioritas meskipun sudah menikah. Untuk itu, anak biasanya akan selalu meminta saran orang tua sebelum memutuskan sesuatu meskipun sudah berumah tangga.

Sebagai orang tua, tentu Anda ingin yang terbaik untuknya sehingga tak jarang Anda begitu yakin dengan keputusan Anda. Sebenarnya lumrah saja namun Anda tetap harus tahu batasannya.

Si anak yang kini sudah dewasa berhak untuk memutuskan sesuatu berdasarkan pilihannya sendiri. Peran Anda hanyalah sebagai tempat untuk meminta pendapat. Jangan paksakan keinginan Anda kepada anak agar tidak membebaninya terlebih jika keputusan tersebut menyangkut rumah tangganya.

Dengan begini, Anda sudah berhasil menjadi orang tua yang bijak dan menanamkan nilai-nilai baik kepada Anak yang sudah menikah.

Kesimpulan

Pernikahan tak selalu mudah untuk dilalui. Bagi Anak yang baru saja melangkah ke kehidupan barunya, orang tua seringkali merasa cemas dan khawatir sehingga muncul perasaan ingin selalu terlibat ke dalam rumah tungganya.

Agar tidak berlebihan, Anda perlu tahu batasan-batasan tertentu yang tak boleh dilewati. Secara garis besar, hindari untuk terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangganya.  Tempatkan diri Anda sebagai medianya untuk mengeluh dan bertukar pikiran bukan sebagai pengatur.

Itu dia 5 batasan orang tua kepada anak yang sudah menikah. Semoga bermanfaat.

You may also like