Kalimat “keluarga sakinah mawaddah warahmah” tentu sudah tidak asing lagi dalam masyarakat. Banyak digunakan dalam memberikan ucapan kepada mereka yang baru menikah. Keluarga sakinah mawaddah warahmah itu sendiri dapat diartikan menjadi tiga bagian :
- Sakinah yang artinya kedamaian, ketenangan atau ketentraman.
- Mawaddah artinya rasa cinta atau rasa kasih.
- Warahmah artinya dan rasa sayang atau dan rasa penyayang.
Jika diartikan secara sederhana berarti keluarga sakinah mawaddah warahmah adalah keluarga yang didalamnya ada kedamaian, ketentraman dan juga dilengkapi dengan rasa cinta kasih sayang antara suami dan istri. Kalimat ini yang secara tidak langsung menjadi doa pada suatu pasangan yang menjalani hubungan pernikahan. Dan didalam kalimat ini ada suatu harapan dimana hubungan pernikahan tetap langgeng sampai ajal menjemput keduanya.
Cara Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
Siapakah orang yang tidak ingin memiliki keluarga sakinah mawaddah warahmah? Tentunya semua orang mendambakannya dan ingin berwujukannya bukan. Didalam Islam pun diajarkan bahwa rumahmu adalah surgamu. Keluarga yang sakinah mawaddah warahmah akan mendatangkan ketentraman, kedamaian, cinta kasih dan sayang untuk anggota keluarganya. Namun apabila rumah tangga hancur maka tidak akan didapat lagi kedamaian, cinta kasih dan sayang tersebut. Berikut adalah cara membangun keluarga sakinah mawaddah warahmah :
1. Mengenali pasangan terlebih dahulu sebelum menikah
Ada baiknya mengenali kepribadian pasangan sebelum menikah. Dapat melalui proses ta’aruf seperti yang dianjurkan dalam agama. Ta’aruf ini merupakan proses perkenalan calon pasangan hidup, dan yang dimaksud disini bukan pacaran. Proses ini juga salah satu cara menghindari pergaulan bebas dan menjadi salah satu cara memilih pendamping hidup yang baik dan tepat. Dari proses ta’aruf juga akan membuka jalan untuk mendapatkan calon pendamping hidup yang diinginkan.
2. Membuat rencana pernikahan
Buatlah planning untuk jangka panjang pernikahan bersama dengan pasangan, karena pernikahan itu tidak hanya melibatkan satu orang saja. Dimulai dengan menyamakan konsep atau visi misi pernikahan, rencana keuangan, dan apa saja yang harus dilakukan setelah menikah. Pernikahan yang berlandaskan agama akan lebih kuat dalam menghadapi dan cara mengatasi masalah keluarga yang dijalankan. Karena agama juga sebagai petunjuk yang benar dalam menjalani kehidupan dan rumah tangga.
3. Beribadah bersama-sama
Mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah salah satunya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena karunianyalah sepasang kekasih menikah dan menjalin hubungan rumah tangga. Segalanya datang dariNya dan semua sudah diatur olehNya. Beribadah bersama menjadi wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas nikmat yang telah diberikan selain itu juga mempererat hubungan suami istri. Rumah tangga yang selalu mendapat ridho dari Ilahi senantiasa akan diberikan rahmat dalam setiap langkahnya. Dan dengan beribadah juga merupakan salah satu cara menghadapi masalah keluarga dan mengurangi penyebab perceraian suami istri.
4. Saling respek kepada pasangan
Setelah menikah buanglah jauh-jauh sikap cuek pada pasangan. Karena bagaimanapun setelah menikah hidup itu tidak lagi sama dengan hidup waktu membujang. Ada perasaan orang lain yang harus dijaga didalamnya. Berkomunikasilah setiap hari dengan pasangan. Dengan komunikasi ini, penyebab suami istri tidak tidak harmonis akan semakin mengecil. Tumbuhkan cinta terhadap pasangan selama menjalani rumah tangga.
5. Menjalankan kewajiban dan hak masing-masing
Lakukanlah kewajiban sebagai suami atau istri baik itu sesuai dengan norma agama ataupun norma hukum yang berlaku. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Rasa peka antara suami dan istri juga diperlukan untuk memahami satu sama lain. Kewajiban suami contohnya seperti mencari nafkah untuk keluarga kecilnya, membimbing istri bila ada suatu kesalahan, bagaimana cara membahagiakan istri tercinta, sedangkan kewajiban istri contohnya seperti melayani kebutuhan suami, patuh dan taat pada suami dan cara berbakti kepada suami. Setelah kewajiban sudah ditunaikan, maka ada hak yang juga harus diberikan. Hak suami misalnya mendapat perlakuan lembut istri, dilayani dan didampingi oleh istri, sedangkan hak istri misalnya mendapat nafkah lahir batin dari suami dan mendapatkan rasa aman dalam rumah tangga.
6. Bersabar dalam menghadapi masalah hidup
Kesabaran dalam hidup ini butuh rasa yang kuat dalam menjalani. Dengan sabar juga merupakan cara menenangkan hati dan pikiran saat ada masalah. Masalah hidup tidak akan hilang begitu saja tanpa adanya usaha dan sabar dalam mencari solusi. Dimulai dengan cara meredam emosi diri yang tepat diikuti oleh pikiran yang ditenangkan agar tidak kacau. Dengan begitu penyebab perceraian suami istri akan lebih mudah dihindari.
7. Ucapan yang menyenangkan hati
Dari perkataan dapat terlihat bagaimana orang tersebut. Coba bayangkan orang yang selalu berbicara kasar pada istrinya setiap hari. Bisa saja si istrinya tersebut tidak tahan menerima itu. Bagaimana bisa mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah jika setiap hari hati terluka karena ucapan yang menyakitkan hati pasangan. Mulutmu adalah harimaumu, maka jagalah setiap perkataan yang keluar darinya.
8. Selingi dengan canda gurau
Bercanda gurau dengan pasangan sangat dianjurkan dalam rumah tangga, agar tidak ada perasaan monoton. Dengan canda tawa hidup ini jauh lebih berwarna. Rumah tangga yang ceria juga merupakan tips menjaga hubungan tetap mesra antara suami dan istri. Bercandalah sewajarnya dengan menggoda atau apapun yang kiranya bisa membuat hidup menjadi lebih hidup dan cara menjaga rumah tangga yang baik.
9. Saling mengingatkan satu sama lain
Saling mengingatkanlah dalam kebaikan dan jika ada salah satu yang melenceng dari norma-norma. Sebagaimana kewajiban seorang suami untuk selalu membimbing jalan istrinya karena suami adalah imam rumah tangga. Tetapi itu bukan berarti suami harus selalu benar. Suami juga seorang manusia yang bisa saja melakukan kesalahan. Disini istri juga mempunyai tugas yang sama yaitu mengingatkan juga jikalau suami ada salah.
10. Saling memaafkan
Suami dan istri pasti wajar jika mengalami konflik rumah tangga. Satu hal yang harus diingat yaitu saling berpegang tanganlah saat menghadapi masalah. Hadapilah berdua, jangan meninggalkan salah satu. Pasangan yang meminta maaf dengan sungguh-sungguh layak untuk dimaafkan. Egois yang terlalu berlebihan untuk tidak memaafkan hanya akan menjadi penyebab suami istri tidak harmonis.