Home » Cinta » Kasar dan Tempramental, Apakah Suami yang Melakukan KDRT Bisa Berubah?

Kasar dan Tempramental, Apakah Suami yang Melakukan KDRT Bisa Berubah?

by Dio Pratama

Kekerasan dalam rumah tangga adalah isu yang masih terus terjadi hingga saat ini. Didominasi oleh pria sebagai pelakunya, apakah suami yang melakukan KDRT bisa berubah?

Pertanyaan ini mungkin timbul di benak siapa saja yang menjadi korban KDRT dari pasangannya. Ingin mempertahankan rumah tangga, tak jarang membuat para istri yang mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya yang berani main tangan berharap jika ia bisa berubah.

Dibawah ini Cinta Lia punya ulasan terkait apakah suami yang melakukan KDRT bisa berubah. Dirangkum dari sumber terpercaya, simak penjelasan dari pakarnya berikutnya ini!

Apakah pelaku KDRT bisa sembuh?

Mendapatkan perlakukan kasar dari suami tentu saja menimbulkan kekecewaan besar bagi si istri. Bukan tidak mungkin, sikap buruk ini bisa membuat para korban mengalami trauma mendalam.

Meski demikian, pada banyak kasus, banyak istri yang memilih untuk bertahan-tahan alih-alih minta cerai kepada suami yang sudah melakukan tindak KDRT secara sadar. Apakah ini keputusan yang salah? Belum tentu.

Ada banyak alasan mengapa korban KDRT memilih untuk bertahan meski masalah dalam rumah tangga terus menghimpit dan berakhir menjadi kekerasan fisik maupun non fisik. Tak jarang timbul pertanyaan seperti apakah suami yang melakukan KDRT bisa berubah?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ketahui terlebih dahulu penyebab seseorang melakukan KDRT. Faktanya, sikap kasar ini memiliki pemicu yang bermacam-macam.

Penyebab terjadinya KDRT

KDRT adalah salah satu faktor keluarga tidak harmonis yang bisa dialami siapa saja. Menjalani pernikahan pastinya tak akan selalu mulus, masalah seringkali timbul. Disinilah cinta dan kesetiaan suami dan istri diuji.

Masalah dalam rumah tangga tak jarang menimbulkan terjadinya kekerasan yang umumnya dilakukan oleh pihak suami. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari sudah pudarnya rasa cinta hingga karena kondisi keuangan yang sedang tidak baik-baik.

Hal-hal seperti ini memicu terjadinya KDRT. Tindak kekerasan kepada pasangan timbul karena adanya perasaan berkuasa, tidak mampunya mengendalikan emosi, hingga kebiasaan yang sudah mengakar sejak lama. Trauma masa lalu juga punya andil besar dalam menciptakan kepribadian yang tempramental pada seseorang.

Mungkinkah Suami yang melakukan KDRT bisa berubah?

Sayangnya, pada sebagian besar pria, melakukan kekerasan dalam rumah tangga sudah menjadi kebiasaan sulit untuk dihilangkan. Hal ini dipicu oleh konsep patriarki yang dipegang teguh oleh mereka dimana kebanyakan pria memiliki kendali dan kuasa untuk mengendalikan wanita.

Hasilnya, mereka tak akan segan untuk bersikap kasar kepada pasangannya. Dorongan terhadap pemahaman patriarki membuat pelaku KDRT merasa tindakannya benar. Terlebih, jika lingkungannya didominasi oleh para pria, para pelaku kekerasan dalam rumah tangga sulit untuk disadarkan jika perbuatannya salah.

Bahkan, para pakar mengatakan bantuan konseling dan terapi tidak dalam membantu pelaku kekerasan untuk sembuh. Ini artinya, kemungkinan suami yang sering bersikap kasar kepada istrinya untuk berubah itu kecil.

Bagaimana cara mencegah KDRT?

Meski kebiasaan bersikap kasar kepada pasangan sulit untuk disembuhkan, namun selalu ada cara untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Perhatian beberapa poin berikut ini jika Anda tidak ingin menjadi korban KDRT karena salah memilih pasangan hidup.

1. Cari tahu latar belakangnya dengan teliti

Persiapan pernikahan yang matang wajib untuk dilakukan mereka yang berencana untuk melepas masa lajang. Salah satunya adalah dengan mencari tahu bibit, bobot, dan bebet calon suami lewat latar belakangnya. Jika mereka tinggal di lingkungan dimana pria memegang kontrol penuh atas wanita, Anda patut waspada karena si dia berpeluang untuk bersikap demikian setelah menikah nantinya.

2. Perhatikan sikapnya

Setiap orang tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Sifat suami sebelum dan sesudah menikah bisa saja berubah. Untuk itu, penting untuk memperhatikan sikap calon suami di banyak kesempatan terutama saat dihadapkan pada sesuatu yang membuatnya kesal. Jika ia meresponnya secara agresif lewat kata-kata atau tindakan pasar, bisa jadi seperti inilah sikapnya nanti saat mengalami masalah rumah tangga.

3. Buat perjanjian pranikah

Membuat perjanjian pranikah adalah langkah preventif yang bisa Anda pertimbangkan guna menjamin hal-hal yang tidak diinginkan saat sudah menikah nantinya. Perjanjian ini menjamin para istri untuk mendapatkan hak-haknya dari suami karena ada hitam diatas putih.

Lantas, bagaimana jika sudah terlanjur menjadi korban KDRT?

Menjadi korban KDRT tentu menimbulkan trauma mendalam. Berikut adalah cara penanganan KDRT yang bisa Anda lakukan jika berada di posisi ini.

1. Lakukan komunikasi dengan kepala dingin

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan mediasi secara empat mata. Buat komunikasi dengan suami untuk mencari tahu penyebab tindakan KDRT yang ia lakukan kepada Anda. Dengan begitu, jika ia kooperatif, Anda dan suami bisa sama-sama mencari jalan keluarnya. Cara ini berlaku jika Anda masih ingin mempertahankan rumah tangga.

2. Beritahu orang terdekat

Salah satu kesalahan terbesar dalam KDRT adalah kecenderungan untuk menyembunyikannya. Menjadi korban KDRT, segeralah memberi tahu orang terdekat untuk mencari perlindungan. Mewajarkan perlakukan kasar suami yang sudah berani main tangan hanya akan membuatnya tidak merasa bersalah, bahkan berpikir tindakannya benar karena si istri tidak memiliki keberanian untuk melawan.

3. Lakukan pemeriksaan visum

Mengalami kekerasan dalam bentuk fisik lewat pukulan, tamparan, hingga tendangan, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan visum guna mencari tahu seberapa jauh tindakan KDRT suami berimbas kepada kondisi fisik Anda. Lewat hasil visum ini, Anda bisa menuntut suami karena apa yang ia lakukan sudah termasuk tindakan kriminal.

4. Putuskan untuk bercerai

Setelah mengetahui KDRT sulit atau bahkan mustahil untuk dihilangkan, tak ada alasan lagi untuk bertahan dengan suami yang suka main tangan. Ini waktunya untuk melawan dengan mengajukan gugatan cerai. Dengan begitu, Anda akan terbebas dari hubungan toxic yang selama ini mengikat.

Itu dia penjelasan tentang apakah suami yang melakukan KDRT bisa berubah. Kesimpulannya, pelaku kekerasan fisik sulit untuk disembuhkan. Jika intensitas KDRT yang suami lakukan makin tinggi, lebih baik mulai pertimbangkan untuk berpisah dengannya ketimbang mengorbankan kesehatan fisik dan mental Anda.

You may also like