Home » Cinta » 6 Perbedaan Cinta dan Obsesi yang Harus Diketahui

6 Perbedaan Cinta dan Obsesi yang Harus Diketahui

by Dio Pratama

Cinta adalah perasaan yang dimilikinya setiap orang. Ketertarikan dengan sosok yang mencuri perhatian menjadi cikal bakal perasaan ini. Mulai dari sini, biasanya hati akan terus berdebar-debar tatkala berhadap dengan orang yang dicintai.

Ketertarikan yang semakin besar rasanya membuat seseorang ingin menjadi bagian dari hidup sosok yang berhasil mencuri fokus hidupnya ini. Kemudian, kita mengenal istilah “cinta itu buta”, yang menggambarkan perasaan abstrak dalam mencintai orang lain. Tak jarang, banyak yang sulit membedakan apakah itu cinta atau obsesi saja.

Jika hanya obsesi, konotasinya akan bergerak ke arah yang negatif. Seseorang yang punya obsesi berlebih terhadap orang lain umumnya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan yang ia inginkan.

Bingung dan ragu akan perasaan Anda sendiri atau yakin jika si dia menunjukkan tanda pria pura-pura cinta namun sebenarnya hanya obsesi saja? Di kesempatan kali ini, Cinta Lia akan membahas perbedaan cinta dan obsesi. Simak sama-sama, ya!

1. Obsesi hanya menginginkan seseorang untuk menjadi miliknya

Dalam hubungan asmara, problematika adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan. Disini lah cinta seseorang diuji. Apakah kekuatan cinta mampu mengatasi masalah-masalah tersebut atau apakah lebih problematika sifat asli seseorang akan terungkap?

Ya, jatuh cinta sejuta rasanya. Namun, berbanding terbalik jika terdapat ciri-ciri wanita pura-pura sayang pada pasangan Anda. Rasa cinta yang awalnya menggebu-gebu datang dari hati kini sirna. Parahnya, rasa cinta tersebut berubah menjadi sebuah obsesi yang berujung pada hubungan toxic.

Obsesi menurut psikologi mengacu pada gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dimana ia sulit untuk dihilangkan. Ia bisa saja hadir dalam bentuk perasaan cinta kepada orang lain. Seiring berjalannya waktu, rasa cinta tersebut beralih menjadi perasaan ingin memiliki orang tersebut bagaimana pun caranya.

Dari sini, perbedaan cinta dan obsesi mulai terlihat. Seseorang yang alih-alih mencintai dengan tulus, mereka yang sudah terobsesi selalu memiliki keinginan untuk menjadikan sosok yang mereka cintai sebagai miliknya. Obsesi, tanpa disadari sudah menjadi penyebab rasa cinta berkurang.

2. Hubungan berlandaskan cinta akan semakin terikat secara emosional, komitmen, dan gairah

Cara memilih pendamping hidup tak semudah kata-kata. Rasa cinta saja tak cukup. Bagi Anda yang sedang berada di fase ini, ketahuilah apakah selama ini hubungan Anda berlandaskan cinta atau si dia hanya terobsesi saja.

Ya, obsesi yang ada di dalam hubungan asmara bukan tidak mungkin akan meruntuhkan makna cinta sebenarnya dalam hubungan tersebut. Seseorang yang sudah terobsesi seringkali membuat pasangannya menjadi tak nyaman.

Perlu Anda ketahui, terdapat perbedaan besar antara cinta dan obsesi dimana pada hubungan asmara yang berlandaskan cinta, seiring berjalannya waktu Anda dan dia akan semakin melekat. Melekat di sini mengacu pada perasaan yang terikat secara emosional, komitmen, serta gairah.

Lain halnya jika hubungan tersebut hanya berlandaskan obsesi saja. Si dia hanya ingin memiliki jiwa dan raga Anda, cenderung egois, atau parahnya, ia bisa saja bersikap abusive sehingga rasa cinta pun memudar.

3. Obsesi selalu berujung pada cemburu berlebihan

Mendapati kekasih Anda menunjukkan tanda pria cemburu berat? Sekilas, mungkin Anda menganggapnya sebagai bagian dari perasaan protektif, ingin melindungi pasangannya atau bisa juga sifat posesif yang lumrah terjadi dalam hubungan asmara.

Namun, jika intensitasnya cukup sering, Anda patut waspada. Pasalnya, bisa jadi ada rasa obsesi berlebih yang ada pada pasangan. Kecemburuan inilah indikasinya.

Ya, sebagai bentuk dari keinginan untuk memiliki sosok yang disukainya apapun yang terjadi, seseorang yang terobsesi tidak akan senang jika Anda orang lainb yang berhubungan dengan sosok yang disukainya tersebut.

Mereka akan mengesampingkan rasa empati, cenderung bersikap egois terhadap pasangannya. Inilah yang kemudian menciptakan hubungan toxic.

4. Mampu menerima pasangan apa adanya adalah bentuk rasa cinta

Cinta adalah perasaan yang terkadang buta, mengaburkan hal-hal yang harusnya bisa diresapi oleh logika namun berakhir dengan perasaan semata. Namun, perasaan seperti ini tidak sepenuhnya salah.

Cara menghilangkan obsesi pada seseorang mungkin akan terasa sulit atau bahkan mustahil jika fasenya sudah akut. Kabar baiknya, Anda kini tahu sosok seperti apa dirinya.

Jika belum, coba perhatikan, apakah selama ini si dia selalu berusaha untuk memaksakan kehendaknya terhadap apa yang Anda lakukan maupun apa yang Anda sukai? Jika iya, ia sudah menunjukkan indikasi sikap obsesi terhadap pasangan.

Rasa cinta yang benar adalah menerima sosok yang ia cintai apa adanya, bukan membuatnya menjadi orang lain. Dengan begini, hubungan asmara yang dijalani akan terasa nyaman dan sehat.

5. Obsesi membuat seseorang bersikeras untuk mengejar targetnya demi perasaan lega

Siapa yang tak suka jika ada seseorang yang rela bersikeras melakukan apa saja agar bisa memenangkan hati Anda? Dicintai dengan sepenuh hati adalah dambaan setiap orang.

Sayangnya, pada orang-orang yang memiliki sifat obsesi berlebih, apa yang ia kejar bukan semata-semata untuk memenangkan hati sosok pujaannya saja.

Ya, mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkan hati sosok yang mereka sukai hanya untuk membuat perasaan mereka lega. Inilah mengapa obsesi berlebihan selalu berujung pada hal-hal yang tidak baik dan mengancam keselamatan orang lain.

Jika sudah begini, Anda harus ekstra hati-hati dalam menghadapi pasangan Anda yang punya obsesi berlebih. Hindari sesuatu yang membuatnya tersinggung.

6. Rasa cinta mampu mengalahkan pahitnya penolakan

Putus cinta adalah kemungkinan yang mau tak mau dihadapi seseorang jika ia sudah memantapkan hati untuk mengungkap perasaannya.

Cinta yang benar-benar datang dari hati umumnya mampu mengalahkan pahit dan sakitnya penolakan yang diterima. Semua dilakukan demi kebahagian orang yang disukai.

Meski akhirnya tak bisa bersama dengan sosok yang mereka inginkan, seseorang yang benar mencintai sepenuh hati akan merelakan kepergiannya.

Di sisi lain, seseorang yang punya obsesi berlebih biasanya akan menjadi sosok yang pendendam. Penolakan ibarat penghinaan baginya.

Itu dia perbedaan cinta dan obsesi pada pria maupun wanita berdasarkan psikologi yang sudah Cinta Lia ulas untuk Anda. Semoga bermanfaat.

You may also like