Menikah dalam Islam memang termasuk ibadah jika sudah sampai pada usia matang untuk menikah. Pernikahan di usia muda cukup banyak terjadi sejak zaman dahulu hingga saat sekarang ini. Bahkan sebagian kecil pasangan yang menikah di usia muda tergolong masih sangat dini, yakni diusia yang seharusnya mereka masih duduk di bangku sekolahan.
Zaman dahulu menikah dini banyak terjadi dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah, keadaan ekonomi, dan tradisi. Namun zaman sekarang pernikahan usia muda terjadi kerena akibat pergaulan bebas di kalangan pelajar yang merupakan kenakalan anak jaman sekarang ini.
Pernikahan di usia yang terlalu muda akan membawa beberapa akibat kepada pasangan yang menikah ini. Usia yang belum matang membuat mereka masih terbilang labil dalam menghadapi permasalahan rumah tangga. Berikut adalah akibat menikah terlalu muda yang patut untuk disimak.
- Rentan terkena stres.
Faktor emosional yang masih labil dan cara berpikir yang belum matang membuat seseorang rentan terkena stres. Kehidupan rumah tangga yang penuh dengan lika-liku dan pasti akan dihampiri permasalahan membuat pasangan muda ini kebanyakan belum siap menghadapi permasalahan sepenuhnya yang akhirnya membuat mereka merasa tertekan dan stres.
- Masa muda yang terlewatkan.
Masa remaja dan masa sekolah adalah masa yang paling indah dalam perjalanan hidup seseorang. Usia remaja adalah saat dimana waktu banyak dihabiskan bersama teman-teman untuk menikmati hidup. Remaja yang menikah di usia muda akan kehilangan momen ini karena harus merawat anak bagi perempuan dan mencari nafkah yang kewajiban laki – laki setelah menikah.
Setelah masuk ke dalam pernikahan, remaja yang telah menikah bisa terjebak stres karena keinginan untuk main bersama teman masih menggebu, sehingga kewajiban wanita setelah menikah sering terabaikan dan menimbulkan permasalahan baru.
- Kehilangan karir dan pendidikan.
Remaja yang seharusnya duduk dibangku SMA tingkat akhir atau masuk perguruan tinggi misalnya, jika ia harus menikah karena berbagai faktor maka ia akan kehilangan masa depan dalam dunia pendidikan dan berkarir yang seharusnya masih bisa ia raih.
Akibatnya menikah terlalu muda akan merenggut kesempatan mereka untuk bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi atau mencoba meniti karir selepas pendidikannya. Mereka juga kehilangan berbagai kesempatan dalam hidup untuk mencoba hal-hal baru.
- Meninggalkan trauma psikis bagi remaja perempuan.
Trauma psikis menjadi ancaman bagi pengantin muda yang menikah dibawah usia 18 tahun karena mulut rahim yang belum siap secara utuh untuk menerima hubungan seksual dan bereproduksi. Menurut dr Merry Amelya PS, SpOG, jaringan-jaringan pada area kewanitaan akan siap saat seorang perempuan berusia di atas 18 tahun. Remaja yang tengah hamil juga rentan mengalami keguguran dan hipertensi karena trauma psikis yang di alami.
- Rentan terjadinya malnutrisi pada ibu hamil usia remaja.
Remaja yang tengah hamil juga rentan terkena malnutrisi atau kekurangan gizi dikarena pada usia mereka masih terjadi pertumbuhan. Namun ketika hamil semua gizi dan nutrisi juga akan terbagi untuk janin yang juga membutuhkan nutrisi lebih sehingga besar kemungkinan remaja yang hamil menjadi kekurangan gizi.
- Terjadinya komplikasi selama hamil.
Remaja perempuan yang hamil juga beresiko mengalami komplikasi selama kehamilan karena sang ibu yang juga masih dalam masa pertumbuhan. Resiko yang mengintai bisa berupa keguguran, kelahiran prematur, preeklamsia / eklamsia (peningkatan tekanan darah dan kejang selama kehamilan), cacat bawaan pada bayi, bayi lahir kecil, kelahiran secara sesar, fistula karena melahirkan, bahkan juga beresiko kematian pada ibu atau bayi.
- Rentan terjadinya perceraian.
Perceraian juga kerap mengintai pasangan yang menikah di usia muda yang bisa disebabkan oleh faktor ekonomi. Pendidikan rendah membuat mereka terbatas dan kesulitan mencari pekerjaan sehingga tak jarang membuat pasangan muda ini terjebak dalam kemiskinan. Beruntung jika mereka masih dibimbing dan diberikan arahan oleh orang tua untuk membuka usaha sendiri, jika tidak pernikahan akan berujung pada perceraian.
- Berisiko terkena infeksi.
Menurut dr. Liva, pasangan yang menikah di usia remaja juga rentan terjangkit infeksi menular seksual dan infeksi virus papiloma yang meningkatkan risiko kanker serviks pada wanita. Oleh karena itu pernikahan diusia remaja sangatlah tidak baik bagi remaja perempuan.
- KDRT yang juga mengancam.
Kekerasan dalam rumah tangga juga bisa menjadi akibat menikah terlalu muda. Seperti yang dijelaskan pada poin diatas, pernikahan di usia muda bisa menyebabkan stres hingga depresi yang pada akhirnya juga bisa berujung pada cara suami memperlakukan istri dengan kekerasan
Demikianlah 9 akibat menikah terlalu muda di usia remaja yang sangat tidak dianjurkan. Peran ibu dalam keluarga dan peran ayah dalam keluarga menjadi kurang maksimal bagi mereka yang menjadi orang tua di usia yang masih sangat muda.