Setiap pasangan yang sudah melalui jenjang pernikahan pasti menginginkan pernikahan tersebut bisa langgeng sampai maut memisahkan mereka. Namun hal tersebut tidak bisa diwujudkan oleh semua pasangan. Permasalahan yang menghampiri setiap pasangan merupakan penyebab keretakan rumah tangga terjadi.
Jika pasangan tersebut dapat melalui semua permasalahan dan rintangan yang menerpanya, niscaya rumah tangganya akan bertahan lebih lama dibandingkan yang menyerah di tengah jalan. Nah, pasangan yang berhenti ditengah jalan ini memiliki tanda-tandanya. Kira-kira seperti apa ya? Berikut tanda tanda perceraian dalam rumah tangga jadi kenyataan.
1. Tidak ada kekompakan
Ketika permasalahan datang menerpa dalam kehidupan rumah tangga, maka harusnya bisa dihadapi melalui kerja sama antara suami dan istri. Akan tetapi jika yang menghadapinya hanya pihak suami atau pihak istri saja, maka itu hanyalah sia-sia. Tidak hanya dalam menghadapi masalah, dalam pembagian tanggung jawab rumah tangga juga sama seperti mengurus anak, mencari nafkah dan mengurus rumah.\
2. Tidak bisa memperoleh keturunan
Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu penyebab sebuah perceraian adalah sang istri atau pun suami tidak bisa menghasilkan keturunan. Memang benar salah satu tujuan dari pernikahan juga adalah menghasilkan keturunan. Meskipun ada cara lain mengenai kasus ini yaitu dengan adopsi anak tapi tetap saja anak yang tidak lahir dari rahim ibu memiliki tekanan yang cukup besar terhadap kedua pasangan, terutama tekanan dari keluarga besar.
3. Sering membandingkan pasangan
Siapapun tidak ada yang mau dibanding-bandingkan. Begitu juga dengan suami dan istri. Tidak ada yang mau suami dibanding-bandingkan dengan suami orang lain, begitu juga dengan istri yang tidak mau dibandingkan dengan istri orang lain. Jika sudah sering terjadi perbandingan semacam itu, pintu menuju perceraian semakin besar.
4. Sering bertengkar
Terjadinya pertengkaran memang selalu saja ada di dalam rumah tangga. Akan tetapi, jika pertengkaran itu lebih sering terjadi dan mereka tidak bisa menyelesaikannya, lama-kelamaan mereka akan saling membenci. Akibat jangka panjangnya, perceraian bisa menjadi alternatif terakhir.
5. Sudah tidak ada kenyamanan
Umumnya setelah melakukan seharian aktivitas seperti mencari nafkah maka tujuan pulang adalah rumah yang tentunya sudah disambut dengan baik oleh istri. Akan tetapi, ketika sudah tidak ada lagi kenyamanan saat pulang ke rumah dan lebih memilih tempat lain untuk istirahat, maka itu bisa menjadi pemicu terjadinya perpisahan.
6. Sudah jarang berhubungan intim
Cobalah diingat-ingat kapan terakhir kali kalian bisa melakukan hubungan intim? Kalaupun pernah, apakah ada sesuatu yang berbeda saat melakukannya? Jika ya, ada sesuatu yang tidak beres. Sebab ciri -ciri cinta mulai pudar sudah terlihat di antara kalian. Apabila ini terus dibiarkan, maka perpisahan bukan lagi isapan jempol semata.
7. Tidak ada perhatian lagi
Pernikahan yang masih bisa dilanjutkan atau tidak itu tergantung perhatian dari kedua belah pihak. Cobalah perhatikan, apakah intensitas perhatian dari pihak suami maupun istri masih besar? Atau malah lebih banyak yang tidak saling peduli? Apabila sudah tidak saling mempedulikan, berarti mereka sudah tidak memiliki cinta lagi. Artinya, sudah bisa ditebak akhirnya seperti apa.
8. Tidak menghargai hobi masing – masing
Jangan salah loh! Hanya karena mempermasalahkan hobi masing-masing bisa berdampak kepada perceraian. Contohnya saja, sang istri mengeluh karena hobi suami yang dianggap kekanakan dan cuma menghambur-hamburkan uang. Begitu juga dengan sang suami yang tidak menyukai hobi istri karena sama dianggap menghambur-hamburkan uang dan tidak ada manfaatnya. Pada dasarnya, jika kedua belah pihak dapat menahan amarah dan egonya, hal-hal semacam ini tidak perlu terjadi.
9. Tidak ada tanggung jawab dari salah satu pihak
Pasangan yang sudah menikah maka pasti sudah tahu apa tugas masing-masing. Sang suami pada umumnya bertanggung jawab dalam mencari nafkah baik secara lahir maupun batin kepada istri dan juga anak-anaknya. Sedangkan Sang istri pada umumnya bertanggung jawab dalam mengurus rumah dan juga anak-anaknya. Nah, Jika salah satu dari mereka sudah tidak mau bertanggung jawab dari tugas masing-masing berdasarkan kesepakatan bersama, maka bukan tidak mungkin perceraian bisa terjadi.
10. Terjadinya kekerasan
Kekerasan di dalam rumah tangga juga sering menjadi penyebab perceraian suami istri. Tidak terkontrolnya emosi seseorang ditambah tekanan yang banyak membuat seseorang akan melampiaskan kemarahannya dengan brutal. Oleh sebab itu, jika salah satu pihak tidak bisa menemukan cara meredam emosi, jalan perceraian menjadi sangat mutlak dilakukan.
Itulah tanda tanda perceraian dalam rumah tangga jadi kenyataan. Perceraian dibolehkan di dalam agama Islam akan tetapi hal tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT. Ditambah korban yang akan merasakan dampak dari akibat perceraian adalah anak. Sebab, selain pembagian harta gono-gini, hak asuh anak dalam perceraian juga selalu menjadi masalah. Padahal Anak masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Cobalah untuk mencari cara menjaga rumah tangga yang baik sehingga nantinya bisa tercipta keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semua.