Semua orang pasti terlahir memiliki amarah atau emosi di dalam dirinya masing-masing. Tentunya amarah atau emosi ini diberikan Tuhan untuk suatu fungsi, yaitu sebagai pertahanan diri terhadap lingkungan sekitar. Tetapi seiring berjalannya waktu, di mana perubahan jaman yang diikuti perubahan pola pikir dan roda persaingan pada setiap sudut kehidupan membuat amarah atau emosi tersebut mengalami perubahan fungsi. Emosi bukanlah lagi sebagai pertahanan diri, namun menjadi bumerang untuk menyakiti bahkan mengintimidasi sesama dikarenakan lemahnya diri dalam mengontrol emosi tersebut.
Sebagai masyarakat yang budiman, anda harus bisa mengendalikan atau meredam emosi tersebut. Karena tidak akan ada efek positif yang dihasilkan dari seseorang yang meluapkan emosinya, dengan marah-marah misalnya. Di samping itu, penelitian para medis mengatakan bahwa saat anda marah, berjuta-juta sel saraf di dalam otak akan melakukan bunuh diri secara massal. Mengerikan, bukan? Oleh karena itu, anda harus berusaha untuk bisa mengontrol emosi yang ada di dalam diri anda. Jika tidak, anda akan terbawa dalam amarah yang terkadang bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar kita.
Banyak sekali cara meredam emosi agar anda tidak larut dalam sebuah kemarahan, diantaranya:
1. Diam
Kemarahan hanya akan membuat seseorang hilang kendali atas dirinya terutama dalam hal ucapan atau etika berbicara. Orang berbicara dengan kemarahan biasanya akan cenderung lebih mudah mengeluarkan kata-kata kotor ataupun makian yang tidak baik. Oleh karena itu, apabila kita hendak atau sedang marah salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah diam. Karena diam dimungkinkan untuk mencegah keluarnya kata-kata ata makian, di samping untuk menenangkan diri dari amarah tersebut.
2. Bertoleransi kepada orang lain
Toleransi adalah satu cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk untuk menghargai dan menghormati orang lain. Dengan demikian kita tidak akan selalu bersikap buruk atau berpikiran negatif terhadap orang lain. Karena kita tidak akan pernah tahu tentang apa yang terjadi kepada orang lain, terlepas dari kesan baik atau buruk yang ditimbulkannya.
Sedemikian sehingga kita tidak bisa dengan mudah untuk menilai dan menghakimi orang lain sekenanya terutama kepada orang yang sering memancing emosi kita, entah itu karena masalah yang kecil atau sepele maupun besar sekalipun. Oleh karena itu, kita perlu belajar dan menanamkan rasa toleransi kepada orang lain di dalam diri sendiri sehingga tidak akan mudah untuk menilai dan menghakimi orang tanpa bukti yang jelas terutama kepada orang-orang yang memancing emosi kita.
3. Curhat atau berbagi cerita
Curhat merupakan salah satu cara atau metode yang dilakukan seseorang untuk berbagi cerita tentang masalahnya kepada orang lain terutama kepada orang yang dipercayainya. Entah masalah yang sudah lalu, tuntas atau belum tuntas maupun masalah yang sedang terjadi atau dialami dan masalah yang akan terjadi sekalipun, dalam artian belum terjadi. Tentu dalam memilih lawan curhat selain orang yang kita percayai, juga usahakanlah bahwa orang tersebut sekiranya mampu untuk memberikan kita masukan atau solusi dari masalah yang akan kita curhatkan.
Karena masalah yang telah bersolusi ataupun sedikit terselesaikan tentu akan menangkan diri kita terutama masalah-masalah yang mampu memancing emosi. Oleh karena itu, cobalah melakukan curhat tentang masalah-masalah terutama masalah yang mampu atau memiliki potensi untuk memancing emosi dalam diri kita.
4. Meditasi
Meditasi merupakan salah satu metode yang bisa kita lakukan untuk mengendali perasaan dan diri kita sendiri. Sehingga apabila perasaan dan diri sudah dalam kendali, maka emosi bukanlah hal sulit untuk dikendalikan pula karena emosi merupakan bagian di dalam diri kita yang sering kali melibatkan perasaan. Di samping itu, juga terbukti bahwa orang yang melakukan meditasi menjadi lebih tenang dan mampu mengatasi masalahnya dengan kepala dingin.
Dalam artian mampu untuk mengendalikan emosinya sehingga tidak terpancing pada kemarahan yang membabi buta. Oleh karena itu, cobalah untuk melakukan meditasi. Bukan hanya untuk mengendalikan emosi semata, tetapi lebih untuk mengendalikan perasaan, diri sendiri, dan pikiran agar lebih tenang.
5. Bersikap acuh tak acuh
Acuh merupakan salah satu sifat manusia untuk bersikap peduli ataupun menaruh perhatian kepada sesuatu termasuk kepada orang lain. Di lingkungan kita, tentu kita akan menemukan orang-orang yang menyukai atau bahkan membenci kita terlepas dengan alasan yang jelas maupun yang tidak jelas sekalipun. Namun pastinya orang-orang tersebut akan ada dan temui di sekitar kita.
Tak hanya orang yang membenci kita, orang yang menyukai kita pun terkadang bisa saja memancing atau menjadi penyebab dari emosi kita yang muncul. Hal pertama yang bisa kita lakukan tentu mengintrospeksi diri, kemudian mencoba untuk memperbaiki hubungan dengan cara mencari solusi dari masalah yang membuat kita emosi. Hal ini sebagai tanda sikap acuh atau peduli dari kita.
Apabila sikap ini tidak memiliki dampak yang positif, maka barulah kita boleh untuk bersikap tak acuh, tidak peduli atau mengindahkannya. Hal ini dilakukan agar kita tidak terpancing kembali pada masalah dan emosi yang sama. Sedemikian sehingga sikap acuh tak acuh adalah hal yang sah-sah saj untuk kita lakukan sebagai bentuk meredam emosi dari masalah yang muncul.
6. Introspeksi diri
Introspeksi diri merupakan sikap peninjauan koreksi kembali terhadap diri kita, seperti sikap, kesalahan, kelemahan, dan lainnya dengan cara menenangkan hati dan pikiran. Tentunya introspeksi dilakukan sesuai dengan sudut atau titik permasalahannya sehingga hal ini sudah pasti bisa dilakukan oleh semua orang termasuk diri kita sendiri.
Apabila kita sudah mampu melakukan itrispeksi diri dan tahu akan letak permasalahan yang ada, tentu kita akan berpikir dua kali untuk menyalahkan orang lain karena bisa saja masalah itu muncul disebabkan oleh kesalahan kita sendiri. Dengan demikian kita bisa membendung emosi untuk menyalahkan orang lain.
Oleh karena itu, luangkanlah waktu yang kita miliki untuk melakukan introspeksi diri terlepas ada atau tidaknya masalah yang muncul. Dengan begitu kita akan lebih tahu tentang diri sendiri sehingga menjadi lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah yang ada. Jika masalah tersebut muncul karena kesalahan kita, maka segeralah meminta maaf.
Namun jika kita yang benar, jangan serta merta menyalahkan orang lain, tetapi cobalah untuk membicarakannya secara baik-baik dahulu. Itulah tanda-tanda kalau kita mampu mengendalikan emosi dengan berintrospeksi sesuai titik permasalahan yang muncul dan bijaksana dalam menghadapi sebuah permasalahan.
7. Tersenyum
Pepatah mengatakan bahwa janganlah memadamkan api dengan api, seperti menyelesaikan masalah dengan masalah. Tetapi padamkanlah api dengan air, seperti menyelesaikan masalah dengan sulosi bukanlah emosi. Salah satu yang bisa dilakukan untuk meredam emosi adalah tersenyum. Tentu dengan senyum yang serius atau tulus bukan senyum yang main-main atau sinis. Para medis mengatakan bahwa dengan tersenyum seseorang akan mampu meregangkan urat saraf yang kendor maupun berkontraksi secara berlebihan yang disebabkan saat dalam kondisi emosi.
Apabila kita tersenyum secara tulus kepada orang yang emosi tanpa alasan kepada kita, bisa dipastikan orang tersebut akan menghentikan emosinya. Itu artinya kita lelah mampu meredam emosi orang tersebut. Namun berbeda kasusnya apabila seseorang emosi kepada kita dengan alasan yang jelas, dalam artian memang kita yang salah dan tidak mau disalahkan. Senyuman mungkin justru akan mengindikasikan bahwa kita meremehkan orang tersebut. Oleh karena itu sebagai mana telah disebutkan pada poin sebelumnya bahwa kita harus tahu lebih dahulu sudut atau titik permasalahannya untuk mencari suatu solusi.
8. Merubah posisi
Cara ini merupakan salah satu yang termudah untuk bisa meredam emosi yang muncul. Para psikologi mengatakan bahwa merubah posisi merupakan hal yang bisa dilakukan untuk meredam emosi. Misalnya kita dalam posisi duduk saat emosi, maka cobalah untuk berdiri. Begitu pula sebaliknya jika kita dalam posisi berdiri saat emosi, maka cobalah unruk duduk.
Yang jelas cobalah untuk merubah posisi kita saat sedang marah atau emosi. Hak ini dikarenakan merubah posisi memberikan respon yang spontan pada saraf otak sehingga menghentikan proses bunuh diri massal yang dilakukan ketika sedang emosi. Sebagaimana juga telah disebutkan pada bagian pembuka artikel ini bahwa pada saat marah atau emosi, berjuta-juta sel saraf di otak akan melakukan bunuh diri secara massal.
9. Menarik napas dalam-dalam
Perlu kita ketahui bahwa pada saat marah atau emosi beban jantung menjadi lebih berat. Entah dalam melakukan proses pertukaran oksigen dengan karbon dioksida maupun proses pemompaan darah menuju seluruh tubuh.
Hal iin tentunya tidak akan baik bagi kesehatan tubuh kita karena telah ada sedikit gangguan, yaitu beban berat dalam proses sirkulasi yang terjadi di dalam tubuh. Nah, salah satu cara untuk meredakan beban berat tersebut adalah dengan menarik napas dalam-dalam. Sedemikian sehingga proses sirkulasi tidak akan mengalami gangguan dan emosi yang muncul juga bisa diredam.
10. Tidur
Tidur juga merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk meredam emosi yang muncul. Karena dengan tidur berarti kita telah menghentikan proses yang terjadi dalam otak dan sebagian tubuh kita. Urat-urat nadi yang sebelumnya berkontraksi secara berlebihan dalam tubuh karena emosi dan sel saraf yang bunuh diri dalam otak bisa terhenti. Tidur juga merupakan media untuk merefres otak dan membuat badan menjadi rileks.
Sedemikian sehingga tidur bukan hanya bisa meredam emosi, tetapi juga bisa membantu untuk memadamkannya. Meskipun terkadang memang sulit untuk bisa tertidur dalam keadaan emosi. Tetapi percayalah bahwa tidur merupakan obat yang ampug untuk meredam emosi. Tetaplah mencobanya.
11. Berwudlu
Cara ini mungkin bisa diterapkan bagi kita yang beragama Islam sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim bahwa “Kemarahan itu dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah.”. Oleh karena itu, ini juga merupakan salah satu cara yang ampuh untuk meredam emosi. Bagi kita yang tidak beragama Islam juga tak perlu khawatir, cobalah untuk cuci muka. Karena dengan cuci muka juga terbukti untuk bisa meredam emosi.
Baca artikel cinta lainnya :
- ciri ciri orang menyukai kita diam-diam
- ciri ciri pria setia
- tanda tanda orang akan meninggal
- ciri ciri pria berwibawa
- ciri ciri pria cuek tapi sayang
- tips cara agar cinta tidak bertepuk sebelah tangan
- ciri ciri teman yang baik dan tulus
- hubungan LDR
- bahaya berteman dengan mantan
- cara menolak wanita
- cara suami memperlakukan istri dengan baik