Menikah tanpa pacaran? Kok bisa? Sepertinya begitulah yang akan ditanyakan sebagian besar anak muda masa kini apabila mendengar ada pasangan yang menikah tanpa melewati proses pacaran terlebih dulu. Bagi kebanyakan orang, istilah pacaran setelah menikah adalah hal yang sulit dibayangkan. Mana mungkin menikah dengan orang yang tidak berpacaran dengan kita, yang berarti tidak kita kenal dengan baik, apalagi kenal dekat. Bahkan bertemu saja mungkin belum pernah sama sekali.
Banyak orang yang tidak mau mengambil resiko untuk menikah tanpa mengenal dekat calon pasangan hidupnya, karena itulah banyak yang mendekatkan diri dengan jalan berpacaran. Gaya pacaran tiap orang tentu berbeda – beda, tetapi semua dilakukan dengan tujuan untuk mengenal orang yang disukainya secara lebih dekat dan mendalam.
Lalu, apakah orang yang berpacaran lebih dulu sebelum menikah mempunyai jaminan bahwa rumah tangganya akan berjalan dengan baik? Jelas, belum tentu. Banyak faktor yang terlibat dalam suatu rumah tangga, jadi bahkan orang yang berpacaran sebelumnya pun bisa menemui masalah ketika memasuki gerbang pernikahan. Banyak juga kasus pasangan yang bercerai padahal sebelumnya sudah berpacaran selama bertahun – tahun.
Bahaya Pacaran
Sebenarnya, menikah tanpa pacaran adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Banyak pula orang yang merasa tidak ingin membuang waktu dengan pacaran dalam waktu lama tanpa tujuan yang jelas. Orang – orang tipe ini akan memilih untuk mengesahkan hubungannya terlebih dulu, baru kemudian pacaran dengan pasangan hidupnya. Mengapa? Karena mereka berpendapat bahwa untuk saling mengenal tidak perlu melalui proses pacaran terlebih dulu sebagai cara menghindari zina bagi remaja dan kawula muda. Tidak berpacaran juga dapat menjadi solusi pergaulan bebas di kalangan remaja, karena akibat pergaulan bebas di kalangan pelajar bisa merusak masa depan mereka. Itulah bahaya pacaran yang sangat buruk.
Pacaran Menurut Agama
Kebanyakan ulama berpendapat bahwa pacaran boleh dilakukan setelah ada kepastian hubungan yang resmi atau sah secara agama. Itulah definisi pacaran menurut islam, yaitu bisa berpacaran jika telah menikah. Tentu saja, menikah tanpa pacaran lebih dulu bukan berarti asal memilih dan tidak melewati proses saling mengenal sama sekali. Proses saling mengenal adalah cara memilih pendamping hidup yang baik dan tepat.
Proses Ta’aruf
Agar tidak menyesal karena telah salah memilih, tentu saja cara untuk mengenal calon pasangan harus dipertimbangkan. Cara pacaran yang benar dalam agama Islam dikenal istilah ta’aruf untuk menggantikan istilah pacaran. Selama proses ini, calon pengantin wanita dapat mengetahui apakah pasangannya memiliki ciri – ciri pria setia. Inti dari proses taaruf adalah cara untuk saling mengenal antara dua orang yang akan menikah. Proses itu termasuk mengenali sifat masing – masing dan keluarganya, juga saling mengetahui harapan dan tujuan hidup masing – masing dan mencari kecocokan satu sama lain.yaitu seperti berikut ini:
1. Bicara Dengan Orang Dekatnya
Bila ingin mengetahui segala sesuatu tentang pasangan yang sedang menjalani proses taaruf bersama, ada baiknya juga berkomunikasi dengan keluarganya mengenai sifat, kebiasaan dan pribadinya. Bisa juga bicara dengan teman dekat yang benar – benar mengenalnya dengan baik. Mengetahui segala sesuatu dari calon akan membantu mengetahui cara mengabdi kepada suami yang tepat menurut islam.
2. Cari Hal Yang Menarik Darinya
Dari perbincangan dengan keluarga dan calon, temukan hal yang menonjol pada pribadinya. Kelebihannya bisa membantu Anda untuk mengenal sang calon lebih baik.
3. Kenali Lingkungannya
Cari tahu pula bagaimana lingkungan tempatnya bergaul sehari – hari, apakah ia bergaul dalam lingkungan yang baik dan sesuai norma agama serta sosial, atau tidak. Ciri – ciri orang baik hati yang mudah dilihat dari caranya bergaul dan lingkungan yang dipilihnya.
4. Pelajari Kebiasaannya
Ketahuilah segala sesuatu mengenai kebiasaannya, apakah ada kebiasaan buruk yang tidak dapat diterima. Penting sekali untuk mengetahui segala hal tentang kebiasaan baik dan buruk dari calon kita. Jangan sampai setelah menikah dikejutkan dengan kebiasaan buruk ang tidak dapat diterima.
5. Ketahui Prinsip Hidupnya
Untuk menikah berarti menyatukan tujuan hidup. Penting mengetahui prinsip hidup sang calon apakah sama dengan yang Anda inginkan. Jika berbeda prinsip, kemungkinan akan sulit menyatukan pendapat dalam rumah tangga kelak.
6. Taat Beragama atau Tidak
Ketaatan beragama sangat penting. Agama adalah tiang yang menopang kompas moral kita agar hidup kita tetap berada di jalur yang benar. Menikah dengan pasangan yang memegang teguh agamanya akan menjamin arah pernikahan juga tidak akan menyimpang. Bahkan bisa saling membimbing agar lebih taat dalam beragama. Cara membahagiakan orang tua yaitu dengan menemukan jodoh yang baik pengetahuan agamanya dan bisa membimbing anaknya ke arah yang lebih baik.
7. Pelajari Apa Kesukaannya
Cari tahu apa saja hobi dan kesukaannya dalam hidup. Menemukan suatu kesamaan dalam beberapa hal bisa menjadi perekat yang baik bagi hubungan dengan calon pasangan, dan menumbuhkan keyakinan bahwa perjodohan ini akan berjalan dengan baik. Bagi wanita, cara meluluhkan hati pria kelak setelah menikah adalah dengan mengetahui apa hal yang disukainya.
8. Pakai Pihak Ketiga
Dalam proses taaruf lazimnya memang dilakukan dengan bantuan pihak ketiga untuk menjembatani komunikasi antara kedua calon pasangan. Jika memungkinkan, pastikan pihak ketiga tersebut benar – benar bisa dipercaya,objektif dan tahu dengan baik bagaimana caranya menilai karakter seseorang, sehingga kita bisa percaya kepada penilaiannya untuk kemudian memutuskan kesediaan kita menjalani langkah berikutnya.
Khitbah
Salah satu cara membahagiakan diri sendiri adalah dengan menemukan jodoh yang tepat dan menentukannya sendiri. Langkah berikutnya setelah taaruf adalah proses khitbah, yaitu setelah semua syarat dan informasi yang diinginkan tentang calon pasangan telah terpenuhi dan dirasa cocok, maka proses melamar atau lamaran bisa dimulai. Khitbah adalah jalan pembuka menuju pernikahan. Jika telah dirasa cocok, proses selanjutnya dapat mulai direncanakan yaitu menikah.
Menikah tanpa pacaran juga menjadi cara menghindari pergaulan bebas dan cara menghindari fitnah dunia. Yakinlah, bahwa menikah tanpa pacaran tidak akan membawa penyesalan kepada kehidupan Anda, karena sebelumnya Anda telah berusaha mengenali sang calon melalui proses taaruf, dan mengetahui bahwa jodoh yang telah dipilih memiliki prinsip dan tujuan yang sama dalam memandang pernikahan. Dengan begitu bisa diharapkan bahwa pernikahan tanpa melalui proses pacaran dapat berjalan langgeng.