Home » Kehidupan » 5 Cara Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Bijak

5 Cara Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Bijak

by Dio Pratama

Bagaimana cara menghadapi quarter life crisis? Tengah menjadi perbincangan di kalangan para milenial, quarter life crisis menjad topik yang menarik untuk dibahas, juga mengundang pertanyaan seperti apa sebenarnya arti dari istilah ini yang mungkin masih asing bagi banyak orang.

Well, quarter life crisis mengacu kepada fase kehidupan yang dialami orang-orang pada rentang usia 20 hingga 30 tahun. Pada titik ini, mereka mulai mempertanyakan arti hidup yang sebenarnya, meliputi seperti apa jati diri mereka, bakat apa yang dimiliki, hingga masa depan. Tak jarang pemikiran-pemikiran membuat overthinking tak berujung.

Perasaa galau, khawatir, hingga stress melihat pencapaian orang lain menjadikan quarter life crisis sebagai fase yang berat sekali untuk dilewati. Walau demikian, penting untuk menjaga kondisi Anda agar tetap stabil.

Menghadapinya dengan bijak tidaklah mudah, namun lewat cara menghadapi quarter life crisis berikut ini, Anda bisa menjadikannya sebagai panduan dalam menyikapi fase penuh struggle ini. Let’s check these out!

1. Jangan bandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri

Ada beberapa penyebab quarter life crisis yang mungkin belum Anda sadari namun sudah terjadi pada diri Anda. Salah satunya adalah karena seringnya membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain.

Ya, ini adalah salah satu pemicu quarter life crisis pada orang dewasa masa kini. Melihat seberapa mulusnya perjalanan karir dan cinta seseorang bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Tak jarang timbul pertanyaan seperti, “Mengapa saya tidak bisa menjadi seperti dia?”

Inilah yang kemudian membawa Anda ke krisis umur 20-an. Terlebih, keberadaan media sosial memudahkan kita untuk melihat seperti apa kehidupan orang lain.

Bagaimana langkah untuk mengatasi kekhawatiran seperti ini? cara menghadapi quarter life crisis yang bisa Anda lakukan pastinya dengan mengurangi pemicunya. Jika terlalu sering melihat pencapaian orang lain lewat laman media sosial mereka, maka hentikan kebiasaan tersebut.

Jika perlu, tak apa-apa memblokir akun media sosial mereka, kok! Ketahuilah ini adalah salah satu alasan boleh memblokir orang di sosial media karena biar bagaimana pun, kita tidak bisa mengontrol orang lain.

2. Tanamkan mindset “setiap orang punya timeline yang berbeda-beda”

Ciri ciri quarter life crisis yang paling jelas terlihat adalah kehilangan semangat untuk menjalani hidup. Kita mulai mempertanyakan apa arti hidup yang sebenarnya, apakah apa yang kita jalani saat ini murni keinginan kita sendiri? Mengapa kita tak sesukses orang lain?

Wajar saja berpikir seperti ini, namun jangan sampai berlebihan, ya! Iri dengan pencapaian orang lain lumrah dialami siapa saja, namun jangan sampai ini membuat Anda terlalu galau hingga khawatir berlebihan.

Ingat, setiap orang memiliki timeline kehidupan yang berbeda-beda satu sama lain. Si dia boleh saja menyelesaikan studinya duluan, sementara Anda masih berkutat dengan revisi tanpa henti padahal usia kalian berdua sama.

Meski berat untuk menerima kenyataan ini, tetaplah yakin dengan rencana yang sudah Tuhan rancang untuk Anda. Dengan menanamkan mindset jika jalan hidup Anda dan orang lain tidak sama, Anda bisa menghadapi quarter life crisis dengan lebih bijak. Cara menjadi sabar adalah kunci terbaik untuk menjalani fase ini.

3. Mengembangkan self love

Gerakan self love tengah begitu dimarakkan saat ini. Jika bukan kita yang mencintai diri sendiri, siapa saja? Inilah mengapa self love begitu penting untuk ditanamkan pada masing-masing individu.

Fase quarter life crisis tak terlepas dari kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Seringkali ini tak hanya menjadi pemicu stress dan anxiety berlebihan, namun juga menimbulkan kebencian terhadap diri sendiri.

Anda mungkin tak sadar jika selama ini sudah merasakan tanda-tanda membenci diri sendiri saking terlalu banyak membandingkan kesuksesan Anda dengan orang-orang yang Anda kenal. Ini adalah salah satu dampak terburuk bagi siapa saja yang mengalami quarter life crisis.

Maka dari itu, agar lebih bijak dalam menghadapi fase yang tak hanya dialami Anda sendiri, namun banyak sekali orang-orang di luar sana, penting untuk mengembangkan self love. Cintai diri Anda seperti Anda mencintai orang lain.

Caranya pun beragam. Anda bisa meningkatkan kepercayaan diri dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi tubuh dan mental Anda hingga memberikan self reward terhadap tiap hal kecil yang sudah berhasil Anda lakukan. Dua hal ini berguna untuk mengurangi rasa kurang percaya diri.

4. Cari teman seumuran

Dampak quarter life crisis tak bisa dianggap remeh. Pada titik tertentu, kekhawatiran pada usia rentang 20 hingga 30 tahunan ini bisa saja merusak produktivitas Anda. Jika seperti ini terus, tentu sulit bagi Anda untuk berkembang.

Salah satu solusi jitu untuk menghadapi fase umur 20-an ini adalah dengan mencari teman yang satu frekuensi dengan Anda. Artinya, bertemanlah dengan mereka yang sama-sama sedang mengalami quarter life crisis.

Keuntungan menjalin pertemanan dengan orang-orang yang berada pada quarter life crisis adalah Anda bisa menyemangati satu sama lain karena kondisi Anda dengan mereka tak berbeda jauh.

Anda juga bisa mendapatkan sudut pandang yang beraneka ragam dari mereka. Dan yang terpenting, Anda bisa melakukan banyak hal seru bersama mereka guna mengusir galau berlebihan yang selama ini dirasakan.

So, jika masih bingung bagaimana untuk memulainya, cara bergaul agar disenangi orang lain siap memandu Anda. Good luck!

5. Rutin lakukan olahraga

Tahukah Anda seberapa besar dampak positif yang akan Anda rasakan jika rutin berolahraga? Tak hanya menyehatkan dan menjaga tubuh agar tetap fit, olahraga jika dijalani secara konsisten juga mampu membuat pikiran Anda selalu fresh.

Ya, olahraga selama ini dikenal sebagai salah satu cara terbaik untuk mengurangi stress. Jika selama ini Anda malas berolahraga, segera ubah mindset Anda!

Fase quarter life crisis adalah fase yang berat untuk dijalani. Namun, jangan sampai kekhawatiran ini merusak produktivitas dan semangat Anda dalam menghadapi hidup karena tidak ada yang tahu rencana Tuhan kedepannya.

Bagaimana? Menghadapi fase umur 20 hingga 30-an lewat cara menghadapi quarter life crisis dengan bijak di atas? Siapa takut!

You may also like