Di Indonesia, masih banyak masyarakatnya yang mempercayai mitos yang diturunkan oleh nenek moyang. Bahkan, setiap daerah di Indonesia biasanya memiliki kepercayaan dan mitos yang berbeda-beda. Tidak heran jika Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan tradisional.
Mungkin Anda merasa bahwa mitos-mitos yang beredar di masyarakat membuat Anda menjadi khawatir bahwa mitos tersebut merupakan hal yang nyata. Terkadang mitos yang ada terdengar tidak masuk akal, misalnya mitos menyanyi di kamar mandi. Apalagi, bagi ibu hamil biasanya ada banyak sekali pantangan di masyarakat yang bisa menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan. Contoh mitos bagi ibu hamil yang tidak masuk akal adalah mitos ibu hamil tidak boleh potong rambut yang kebenarannya tidak terbukti secara ilmiah.
Oleh karena itu, akan bermanfaat sekali bagi Anda untuk mengetahui berbagai mitos tentang ibu hamil di Indonesia untuk menambah pengetahuan Anda. Mungkin dengan mengetahui aneka mitos tentang ibu hamil yang ada di Indonesia, Anda menjadi tidak terlalu khawatir karena mengetahui mana mitos dan mana yang merupakan fakta. Yuk, kita bahas mengenai mitos tentang ibu hamil :
Mitos Ibu Hamil di Jawa
Jawa sangat dikenal dengan adat budaya yang masih sangat kental. Sangat banyak kepercayaan orang Jawa atas sesuatu yang diberikan turun temurun, termasuk kepercayaan tentang ibu hamil, seperti berikut:
- Dilarang membunuh hewan
Larangan membunuh hewan ini tidak hanya berlaku pada wanita yang sedang hamil, melainkan juga berlaku pada suaminya. Dipercaya bahwa membunuh hewan saat hamil, misalnya kodok, cicak, bahkan hanya mengikat kaki burung dengan tali, bisa menyebabkan bayi yang dikandung cacat. Membunuh hewan mungkin juga berhubungan dengan mitos menabrak kucing yang sering kita dengar dari masyarakat sekitar kita.
- Dilarang duduk di tengah pintu
Menurut adat jawa, ibu hamil dilarang duduk di tengah pintu. Hal ini dikarenakan ada kepercayaan bahwa ibu hamil yang duduk di tengah-tengah pintu bisa menyebabkan proses melahirkan menjadi sulit karena bayi akan berhenti keluar saat setengah jalan proses kelahiran berjalan.
- Wanita hamil tidak boleh mengikatkan handuk di leher
Ibu hamil dilarang mengikatkan atau mengalungkan handuk di leher saat akan mandi. Hal ini dipercaya untuk mencegah bayi terikat tali pusar saat akan dilahirkan.
- Tidak boleh makan pisang dempet
Di masyarakat Jawa juga ada mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil tidak diperbolehkan memakan pisang dempet. Jika mitos ini dilanggar, dipercaya akan membuat ibu hamil mengandung anak yang kembar siam. Tapi, sebaiknya ibu hamil tidak terlalu mengkhawatirkan mitos-mitos seperti ini. Coba selalu lakukan cara menenangkan hati dan pikiran untuk tetap bisa berpikir positif.
- Jangan minum air es
Ada larangan di masyarakat Jawa bahwa ibu hamil tidak boleh minum air es. Dikhawatirkan jika ibu hamil meminum air es akan menyebabkan bayi tumbuh terlalu besar dan membeku yang akibatnya akan mempersulit proses melahirkan.
Sulit tidaknya proses melahirkan bisa jadi dipengaruhi oleh psikologis ibu. Maka, cobalah cara membuat hati ikhlas sebagai cara menjaga kesehatan hati yang membuat psikologi ibu hamil sehat dan proses melahirkan bisa lebih lancar.
- Tidak boleh beli perlengkapan bayi sebelum 7 bulan
Dalam kepercayaan Jawa, suami istri bahkan keluarga besar dilarang membeli perlengkapan bayi sebelum kandungan menginjak usia 7 bulan. Hal ini dikarenakan, dengan membeli perlengkapan bayi sebelum 7 bulan dianggap kita mendahului ketentuan Tuhan, padahal berbakti dan percaya pada kehendak Tuhan merupakan salah satu cara cara agar tetap istiqomah.
- Suami dilarang memancing
Mitos untuk ibu hamil di Jawa tidak hanya berlaku pada ibu hamil, namun juga pada suaminya. Ada kepercayaan jika suami memancing ikan, akan membuat bayi yang dikandung istrinya akan terlahir dengan bibir sumbing. Hal ini tidak bisa dibuktikan dan sebaiknya Anda dan suami tidak terlalu mempercayainya. Bukankah salah satu tujuan hidup menurut Islam adalah hidup sesuai aturan agama, dimana mempercayai mitos bukanlah aturan yang seharusnya dipercaya?
- Tidak boleh menjahit
Seorang wanita hamil dilarang menjahit pakaian dengan jarum. Sesepuh jawa percaya bahwa jika hal ini dilakukan, akan membuat bayi yang dikandung terlahir dengan cacat fisik.
Mitos ibu Hamil di Bali
Secara umum, pantangan bagi ibu hamil di Bali hampir sama dengan yang ada di Jawa. Namun, berikut adalah beberapa mitos tentang ibu hamil yang berbeda di Bali, dimana lebih banyak mitos ini berkaitan dengan pantangan bagi suaminya, antara lain:
- Tidak boleh mencambuk sapi di sawah
Dipercaya bahwa apapun yang dilakukan suami saat istri hamil, akan berpengaruh pada bayi yang dikandung istrinya. Oleh karena itu, masyarakat Bali percaya jika suami mencambuk sapi atau mengetok kepala hewan akan menyebabkan hal kurang baik bagi calon bayinya.
- Tidak boleh potong rambut, membangun rumah, mengangkat anak, memagari rumah, selingkuh dan memperistri wanita lain
Ini merupakan nasehat Bhatara Brahma yang disampaikan pada Bhagawan Bergu yang dimaksudkan supaya suami istri tersebut mendapatkan keturunan yang baik. Kepercayaan ini bisa saja merupakan mitos, tapi bisa juga berkaitan dengan psikologis.
Seorang suami yang ikut berusaha menjaga diri saat istri hamil akan membuat istri lebih tenang dan merasa diperhatikan suami yang bisa mempengaruhi proses kehamilannya. Selama kehamilan, suami istri harus tetap melakukan tips menjaga hubungan tetap mesra. Suami harus menjaga sikap dan jangan sampai menunjukkan ciri-ciri suami selingkuh.
- Membangunkan istri yang sedang tidur
Hal ini dikarenakan ada kepercayaan di masyarakat Bali, bahwa saat istri tidur ia mendapat hubungan pemeliharaan gaib oleh para Dewa, kala dan leluhur yang akan membuat bayi yang dikandungnya sehat dan selamat.
Mungkin hal ini merupakan refleksi dari cara suami memperlakukan istri dengan baik. Dengan suami tidak mengganggu istrinya yang sedang tidur, artinya suami menjaga istrinya agar cukup beristirahat. Namun, sebaiknya istri yang sedang hamil juga menghargai suaminya dan melakukan tips menjadi istri yang baik dan disayang suami.
Mitos Ibu Hamil di Bugis
Lain di Jawa dan Bali, lain pula di masyarakat Bugis. Bugis merupakan suku yang ada di daerah Sulawesi. Berikut adalah beberapa mitos tentang ibu hamil yang dipercaya oleh masyarakat Bugis:
- Dilarang makan nanas dan tape
Masyarakat Bugis melarang ibu hamil makan nanas dan tape karena percaya bahwa makanan ini dapat mengakibatkan keguguran. Ini mungkin tidak sepenuhnya mitos. Dalam pengetahuan ilmiah pun, nanas dan tape dipercaya mengandung zat yang panas di dalam perut sehingga bisa berbahaya bagi kandungan.
- Ibu hamil dilarang tidur bertolak belakang dengan suami
Masyarakat Bugis percaya jika wanita hamil tidur dengan posisi bertolak belakang atau bersilang dengan suami, akan mengakibatkan posisi bayi saat akan dilahirkan tidak pas sehingga menyulitkan proses kelahiran.
Mungkin ini hanya sebagai gambaran bagi suami dan istri agar selalu sejalan dalam hidup berumah tangga. Cobalah untuk mengetahui penyebab istri durhaka pada suami dan penyebab suami istri tidak harmonis untuk tetap menjaga keharmonisan rumah tangga. Jika rumah tangga harmonis, istri yang sedang mengandung akan merasa tenang emosinya dan memudahkan proses melahirkan nanti.
- Ibu hamil dilarang keluar rumah saat senja
Ada kepercayaan di masyarakat Bugis bahwa jika ibu hamil keluar saat senja, dia akan diikuti oleh roh halus. Akibatnya, proses persalinan nantinya akan menjadi terganggu.
- Ibu hamil dilarang makan makanan pedas
Bagi masyarakat Bugis, ibu hamil dilarang makan makanan pedas. Hal ini dikarenakan mereka percaya jika ibu hamil makan makanan pedas akan menyebabkan bayinya nanti cengeng dan banyak menangis.
Itulah beberapa mitos tentang ibu hamil yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Mitos seringkali hanya merupakan kepercayaan nenek moyang yang belum terbukti kebenarannya secara ilmiah. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil tidak terlalu khawatir dengan pantangan-pantangan yang hanya merupakan mitos.
Yang terpenting, ibu hamil selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya, olahraga yang rutin dan istirahat yang cukup, yang nantinya akan menyehatkan ibu dan bayi yang dikandungnya serta memudahkan proses melahirkan. Selain itu, hendaknya suami istri sama-sama melakukan cara meredam emosi sehingga bisa tenang menghadapi proses kelahiran bayinya kelak.