cintalia.com – Dampak perceraian bagi anak perempuan merupakan akibat dan efek yang dapat timbul pada anak perempuan yang menjadi korban perceraian orang tuanya. Sebuah keluarga yang utuh tentu menjadi dambaan setiap anak, terutama anak perempuan. Dengan karakteristik yang lembut dan perasa, biasanya anak perempuan cenderung lebih membutuhkan perhatian dan perlindungan dari kedua orang tuanya.
Namun ada banyak keadaan di mana akhirnya sebuah rumah tangga terpaksa harus berpisah dan terpecah. Tak dapat dipungkiri bahwa hal itu menjadi sebuah bencana tersendiri bagi anak perempuan di keluarga tersebut. Tanpa disadari, terkadang ada beberapa akibat dan dampak yang terjadi pada anak perempuan yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya.
1.Rendah Diri
Anak perempuan yang menjadi korban perceraian kerap kali merasa rendah diri dan minder ketika berada di lingkungan orang-orang yang sebaya dengan dia. Hal itu terjadi karena anak perempuan korban perceraian yang melihat sebuah keularga utuh tentu akan menginginkan hal tersebut.
Tetapi keadaan di sekitarnya justru membuatnya harus bertahan dengan keadaan kedua orang tua yang terpisah. Hal ini berpotensi membuat anak perempuan menjadi minder dan rendah diri ketika Ia berada di antara teman-temannya yang memiliki keluarga yang utuh.
2. Kehilangan Kepercayaan Diri
Selain merasa minder, kemudian anak perempuan yang menjadi korban perceraian juga akan merasakan bahwa dirinya tidak memiliki kepercayaan diri lagi untuk tampil. Bahkan terkadang hal ini menjadi lebih buruk ketika mereka memasuki usia remaja dimana sesungguhnya mereka sangat membutuhkan sosok kedua orang tuanya yang membimbingnya.
Rasa tidak percaya diri ini akan menajdi lebih buruk dan menimbulkan bermacam-macam dampak bila tidak segera ditangani. Apabila Anda menemukan hal seperti ini di sekitar Anda, tak ada salahnya untuk membantu memberikan saran agar anak korban perceraian tersebut berkonsultasi terhadap orang yang lebih berpengalaman di bidangnya dan mendapatkan penanganan yang benar dari ahlinya.
3. Lebih Tertutup
Seiring dengan banyaknya tekanan yang diterima, anak perempuan korban perceraian akan cenderung lebih tertutup terhadap dunia sekitarnya. Mereka memiliki kepribadian yang tertutup karena anak korban perceraian kerap kali tak menemukan sosok yang tepat untuk diajak berbagi.
Ketika hal tersebut berlangsung cukup lama, yang terjadi adalah sosok anak perempuan tersebut berubah menjadi semakin tertutup terhadap lingkungan sekitarnya. Situasi dapat menjadi lebih buruk bila orang-orang di sekitarnya tak memahami dan kurang peka terhadap apa yang dialami anak tersebut.
4. Sering Memendam Kekecewaan
Setiap anak tentu mengharapkan keluarga yang utuh dengan kehadiran sosok ayah dan ibu yang berada di sisi mereka. Namun ketika harapan tersebut tak lagi terpenuhi, maka anak perempuan akan sering memendam kekecewaan yang Ia rasakan seorang diri.
Hal ini bila terjadi berlarut-larut akan memperburuk kondisi psikis anak tersebut. Bila seorang anak perempuan tak lagi mendapatkan sosok yang tepat untuk diajak berbagi, maka yang terjadi adalah Ia akan sering memendam kekecewaan dan masalahnya seorang diri tanpa pernah mengajak orang lain untuk terlibat dalam masalahnya.
5. Merasa Kurang Perhatian
Kehilangan sosok panutan seringkali menjadi permasalahan terbesar anak korban perceraian. Keadaan ini membuat anak tersebut menjadi merasa sendiri dan kurang perhatian dari orang tuanya. Terlebih bila orang tuanya sangat sibuk dan tak pernah mengajak sang anak untuk bercerita dari hati ke hati.
Kejadian ini kerap kali terjadi pada rumah tangga yang baru saja pecah dan kemudian para orang tua yang telah tak lagi bersama tersebut jarang pulang dan jarang memberikan perhatian untuk anak-anaknya. Sang anak tentu akan merasa jauh lebih kecewa.
6. Lebih Cepat Dewasa Dari Anak Seusianya
Seringnya Ia menghadapi badai dalam kehidupan dan banyaknya permasalahan yang haus Ia tanggung membuat anak korban perceraian cenderung lebih cepat dewasa dibanding anak-anak seusianya. Hal ini dapat berarti negatif, namun juga dapat menjadi sinyal positif.
Ketika sang anak dapat mengolah emosinya dengan baik, maka hal ini dapat menjadi sebuah keuntungan karena Ia akan tumbuh menjadi seorang anak yang lebih kuat dari anak-anak seusianya dan menjadi sosok yang tegar untuk menghadapi kehidupannya.
7. Sosok yang Sensitif
Di sisi lain, anak perempuan korban perceraian juga akan merasakan banyak badai psikis yang membuat Ia kemudian menjadi sangat sensitif. Tentu menghadapi perceraian orang tuanya bukan merupakan hal yang mudah untuk mereka hadapi.
Kesulitan untuk berdamai dengan keadaan inilah yang membuat seorang anak perepuan korban perceraian kemudian menjadi sosok yang lebih sensitif dan lebih mudah tersinggung. Namun di sisi lain, anak-anak korban perceraian biasanya juga mempunyai segi empati yang tinggi terhadap apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.
8 Terbiasa Mandiri
Karena hilangnya sosok panutan yang seharusnya bisa membimbing mereka, anak perempuan korban perceraian kemudian banyak menjadi sosok yang mandiri dan sangat terbiasa melakukan segala sesuatu seorang diri.
Hal ini sangatlah wajar terjadi karena perceraian orang tua merupakan hal berat yang harus Ia hadapi sehingga kemudian anak perempuan enggan untuk bergantung dengan siapapun. Hal ini membuat anak perempuan menajdi sosok yang lebih mandiri dan terbiasa mengatasi masalahnya seorang diri.
9. Protektif Terhadap Ibunya
Badai rumah tangga yang menimpa membuat seorang anak perempuan menjadi sangat protektif terhadap ibunya. Hal ini merupakan dampak langsung dari keadaan di mana Ia melihat Ibunya tersakiti oleh sosok ayahnya. Tentu anak perempuan yang memiliki sensitivitas tinggi akan menajdi lebih protektif terhadap ibunya. Banyak yang menyebabkan mengapa anak perempuan lebih menderita bila orang tuanya bercerai.
Bahkan biasanya hal tersebut terbawa hingga mereka dewasa. Tanpa disadari mereka akan menjadi sangat protektif terhadap Ibunya dan bahkan melarang Ibunya untuk memulai hubungan dengan orang baru. Hal ini sangat wajar terjadi setelah apa yang terjadi pada keluarganya.
10. Takut Memulai Hubungan Dengan Lelaki
Dampak yang satu ini akan sangat terasa ketika anak perempuan korban perceraian telah mencapai pada usia matang atau siap untuk menikah. Mereka akan cenderung enggan untuk memulai hubungan dengan seseorang dan bahkan memulai hubungan dengan seseorang. Bahkan, banyak ahli yang kemudian berpendapat bahwa perceraian lebih berdampak buruk pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki.
Hal itu disebabkan karena Ia pernah melihat sebuah keluarga yang hancur dan Ia tak ingin hal tersebut terjadi pada keluarga barunya kelak sehingga Ia akhirnya enggan untuk memulai hubungan dengan seseorang dan memutuskan untuk menikah.
Demikian artikel mengenai dampak perceraian bagi anak perempuan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi pertimbangan anda yang ingin bercerai karena memiliki dampak bagi anak-anak anda.