Home » Kehidupan » Orang Tua » 10 Cara Menasehati Anak agar Tidak Pacaran Bagi Remaja Puber

10 Cara Menasehati Anak agar Tidak Pacaran Bagi Remaja Puber

by Elang Hendy Subrata

Masa remaja adalah masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di usia inilah para remaja ingin mencari jati dirinya. Ingin seperti apa sih nanti pada saat aku dewasa nanti? Kira-kira seperti itu pemikirannya. Makanya banyak remaja mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang dianggapnya keren dan kekinian. Salah satu sesuatu yang membuatnya penasaran adalah merasakan jatuh cinta terhadap lawan jenis.

Kenakalan anak jaman sekarang memang mengkhawatirkan. Efek negatif tampak lebih banyak dibandingkan efek positifnya. Sebagai orang tua tentu tidak ingin anak kita terjerumus ke dalam pergaulan yang salah, termasuk dalam hal pacaran. Apalagi melihat berita-berita dan juga info yang beredar tentang pacaran pada remaja. Banyak orang tua yang akhirnya menyuruh si anak agar tidak boleh pacaran dan lebih baik fokus pada sekolahnya.

Namun, tidak semua anak patuh dengan nasehat orang tua. Banyak juga dari mereka yang membangkang dan tetap ingin berpacaran. Jika sudah seperti itu, cobalah 10 cara menasehati anak agar tidak pacaran yang bisa dicoba oleh orang tua berikut ini.

     1. Jangan langsung “menyerang” si anak

Ketika kita tahu anak mulai berpacaran, janganlah langsung tiba-tiba menggertak anak. Hal tersebut bisa membuat si anak semakin takut  dan tidak mau lagi mendengarkan ucapan kita. Jika kita terpancing emosi, cobalah untuk belajar cara meredam emosiSetelah emosi kita reda, barulah kita bicarakan kembali dengan si anak.

     2. Ajak dialog dengan anak

Kemudian, cobalah kita ajak dialog dengan anak. Ingat! Seperti pada poin 1, kita tidak boleh langsung katakan “tidak boleh”. Diskusikan dengan anak kenapa dia ingin berpacaran? Atas dasar apa dia ingin berpacaran? Pada bagian ini, ubahlah sudut pandang kita juga. Selain sebagai orang tua, kita juga posisikan diri sebagai teman sehingga si anak akan lebih santai dalam menjelaskan alsannya.

     3. Pendekatan menggunakan metode agama

Ceritakanlah kepada anak bagaimana konsep pacaran di dalam agama islam. Sampaikanlah secara ringan namun intinya dapat. Contohnya, ceritakan bagaimana pacaran dalam sudut pandang islam, bagaimana pendekatan lawan jenis di dalam agama islam, dan sebagainya. Jika si anak masih susah di nasehati, lebih baik kita juga mengundang ahli agama untuk penjelasan yang lebih lengkap dan akurat.

     4.  Ceritakan masa lalu kita saat berpacaran

Seperti halnya pada poin 2, kita sebagai orang tua harus bisa memosisikan kita sebagai teman. Hal itu bertujuan agar anak lebih “lepas” ketika curhat dengan kita. Salah satu cara pendekatan kepada anak adalah kita menceritakan masa lalu saat bertemu pasangan yang akhirnya menjadi ayah/ibu anak-anak. Contohnya, “Pas ibu/bapak seumuran kamu, ga ada pikiran mau pacaran. ” atau contoh lainnya, ” Dulu ibu/bapak pacaran pas sudah kerja, jadi ga perlu ngerepotin orang tua.”

Hal ini bisa dijadikan pembelajaran buat anak-anak. Bahkan kalau lebih jauh dengan cerita tersebut dapat membentuk sosok idaman pasangan si anak nantinya. Sehingga si anak pun akan berhati-hati ketika ingin berpacaran.

     5. Fokuskan anak kepada hobi-hobi yang positif

Memfokuskan anak kepada hobinya adalah salah satu cara agar anak tidak pacaran. Dengan memberikan hobi yang disukai si anak, maka fokusnya akan teralihkan kepada hobi tersebut. Jika si anak masih keukueh ingin berpacaran, katakan saja kuasailah hobimu sampai jadi ahli dan dapat dijadikan penghasilan maka perempuan atau lelaki manapun akan bisa didekati.

     6. Berikan risiko-risiko jika berpacaran

Salah satu alasan anak kita ingin berpacaran adalah karena penasaran. Oleh sebab itu, kita berikan kepadanya risiko-risiko dalam berpacaran. Contohnya, hamil di luar nikah, HIV, penyakit kelamin, dll. Berikan juga cara menghindari pergaulan bebas ketegasan kepada anak kita raihlah dulu prestasinya di dalam sekolah. Fokuskanlah pikiran anak kita untuk meraih prestasi terbaik di sekolahnya.

     7. Berikan pendidikan seks pada anak

Selama ini orang tua enggan memberikan pendidikan seks pada anak karena di Indonesia sendiri hal tersebut masih tabu. Padahal, pendidikan seks harus diketahui anak sejak dini. Tujuan pendidikan seks sendiri adalah untuk memberikan informasi mengenai seksualitas manusia sehingga anak tahu fungsi alat kelaminnya sendiri. Selain itu, dengan pendidikan seks, anak pun tahu bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain, dan apa saja batasan-batasannya terutama terhadap lawan jenis. 

     8.  Tantanglah untuk langsung menikah

Si anak masih ingin memaksa untuk dibolehkan berpacaran? Solusi selanjutnya adalah menantangnya untuk langsung menikah. Biasanya anak-anak yang berpacaran hanya ingin mencari senang-senang saja. Sehingga kalau memang anak kita ingin berpacaran, lebih baik katakan untuk langsung dinikahkan. Dengan catatan! Kita juga memberitahukan jika menikah apakah anak kita siap menjadi suami/istri? Siap untuk mengurus rumah tangga? Siap untuk mengurus anak?

     9. Berikan pemahaman mengenai makna pacaran

Memang sih, jika ingin tahu apa sih pacaran itu, si anak akan lebih banyak bertanya kepada teman sebayanya atau mencari lewat internet. Di sinilah peran orang tua dalam mendidik anakAjaklah anak kita untuk berdiskusi mengenai makna pacaran itu sendiri dan kenapa kita melarangnya untuk jangan dulu berpacaran.

     10. Berdoa kepada Tuhan

Cara terakhir adalah berdoa. Dengan berdoa, Tuhan dapat menggerakan hati manusia. Oleh sebab itu saat kita beribadah, mintalah doa kepada Tuhan agar anak kita terhindar dari bahaya berpacaran yang memang belum waktunya.

Itulah 10 cara menasehati anak agar tidak pacaran yang bisa oleh orang tua. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu semua.

You may also like