Home » Cinta » Kisah Cinta » Cerita Sedih Pernikahan karena Perjodohan Orangtua yang Berakhir Bahagia

Cerita Sedih Pernikahan karena Perjodohan Orangtua yang Berakhir Bahagia

by Luwisa Zelnovra

Seharusnya pernikahan jadi suatu kebahagiaan bagi semua orang. Namun pada kenyataannya pernikahan tidak selalu dijalani dengan bahagia. Pernikahan yang terjadi atas dasar cinta pun terkadang tidak menjamin pernikahan jadi bahagia. Bagaimana dengan orang-orang yang menikah karena perjodohan orang tua? Tentu hasilnya kembali lagi pada pasangan yang menjalaninya, apakah hatinya sama-sama ikhlas atau malah sebaliknya, menikah hanya karena orang tua namun cintanya tetap hidup untuk kekasihnya yang bukan pilihan orangtuanya. Seperti cerita sedih pernikahan karena perjodohan berikut ini.

Cerita Sedih Pernikahan karena Perjodohan Orang Tua

Amalia dan Arsyad adalah dua insan yang sedang dijodohkan oleh orang tua mereka. Amalia seorang gadis cantik yang masih single sehingga dengan senang hati menerima perjodohan yang dilakukan orang tuanya. Sementara Arsyad, pria tampan yang mapan ini sudah memiliki kekasih ini tidak rela dengan perjodohan ini. Meski begitu, Arsyad tipe anak yang penurut dan tidak ingin menyakiti dan mengecewakan orang tua. Tentu jadi pilihan berat bagi Arsyad jika harus meninggalkan kekasih yang dicintainya. Amalia yang mengetahui semua ini, menerima permintaan Arsyad untuk menikah dalam sebuah perjanjian. Yang mana perjanjian untuk bercerai setelah sekian tahun menikah. Semua ini terjadi, karena mereka berdua tidak ingin mengecewakan orangtuanya.

Beberapa tahun berjalan penikahan Amalia dan Arsyad berlangsung hambar. Tidak ada kasih sayang di antara keduanya. Arsyad masih menjalani hubungan dengan kekasihnya seperti biasanya, tidak ada yang berubah meski kini ia telah menikah. Sementara di sisi Amalia, yang dulu selalu memimpikan rumah tangga bahagia, semakin hari merasa semakin tersiksa batinnya. Meski menikah tanpa cinta, tetapi ternyata waktu mampu mengubah perasaan Amalia yang perlahan mulai jatuh cinta pada suaminya.

Sebagai istri yang baik, Amalia selalu memperlakukan Amalia dengan baik. Tapi tidak dengan Arsyad yang tanpa sungkan memperlihatkan dengan jelas betapa ia masih saja berhubungan baik dengan kekasihnya. Sejujurnya Amalia merasakan sakit yang sangat dalam karena bagaimana pun juga, hatinya tak bisa berbohong bahwa kini ia benar-benar telah jatuh cinta. Singkat cerita, tanpa disadari Amalia hamil karena hubungan suami istri yang Arsyad sendiri melakukannya tanpa sadar.

Mengetahui kabar ini, Amalia semakin tertekan dan sedih karena Arsyad dengan jelas mengatakan bahwa ia sama sekali tidak menginginkan anak itu, bahkan tidak mengakuinya. Amalia menjadi semakin sedih dengan sikap Arsyad, namun ia tetap tegar dan menunggu kelahiran anaknya dengan mempersiapkan segala sesuatunya sendirian. Tanpa mendapat kasih sayang dari Arsyad, putri pertama mereka lahir tanpa ada Arsyad yang mendampingi. Ia sama sekali tidak peduli dengan hari kelahiran anaknya dan masih sibuk dengan kekasih yang dicintainya.

Demi hubungan rumah tangga yang terlihat baik-baik saja di depan orang tua, Arsyad akhirnya datang untuk hadir sebagai ayah ke klinik tempat Amalia melahirkan. Meski ia tersentuh melihat rupa putrinya yang mirip sekali dengannya, ia tetap bertahan dengan keegoisannya untuk tidak ingin membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang. Saat, waktu perjanjian cerai semakin dekat, Arsyad memutuskan untuk memperpanjang masa pernikahan agar orang tua mereka tidak curiga.

Seiring waktu berjalan, Amalia selalu dirundung kesedihan karena ia sadar dirinya dan anaknya sama sekali tidak mendapat perhatian yang layak dari Arsyad. Hubungan anaknya dengan ayahnya tidak dekat seperti anak-anak lainnya. Bahkan mereka tidak pernah jalan-jalan bersama, Arsyad selalu beralasan bahwa ia sibuk bekerja saat putrinya mengajaknya jalan-jalan. Setelah putrinya beranjak remaja dan menyaksikan sendiri bahwa ayahnya mesra dengan wanita lain, kebencian pun timbul dalam dirinya. Ia tidak ingin memiliki ayah seperti Arsyad, dan kini pun ia tahu alasan di balik sikap ayahnya yang selalu dingin kepadanya.

Demi kebaikan anaknya dan diri sendiri yang sudah tak tahan menahan sakit hati, Amalia meminta dan memohon kepada Arsyad agar perjanjian mereka untuk bercerai segera dilangsungkan. Sayangnya, tanpa disadari Amalia, hati Arsyad telah berubah dan sesungguhnya ia menyayangi istri dan anaknya. Hanya saja keegoisan membuat dirinya menyembunyikan semua itu, terlebih rasa cinta kepada kekasihnya membuatnya makin bingung dengan perasaannya sendiri. Ia pun mengatakan pada Amalia bahwa ia tidak akan ingin bercerai sampai kapanpun. Amalia yang tak ingin lagi hidup tersiksa memutuskan untuk keluar rumah bersama anaknya. Saat itulah Arsyad mengakui bahwa sesungguhnya ia menyayangi Amelia dan putrinya dan berjanji akan memperlakukan mereka dengan baik dan memberikan tanggung jawab layaknya seorang ayah.

Demikianlah cerita sedih pernikahan karena perjodohan yang berakhir bahagia meski perjalanannya sangat panjang dan si wanita harus menahan sakit dengan sabar. Meski berakhir bahagia, selama perjalanan kisah di atas masuk dalam ciri-ciri pernikahan tidak sehat. Kita pun harus menemukan alasan tepat untuk menikah agar rumah tangga berjalan dengan baik. Simak pula cerita cinta romantis, cerita cinta sedih, kisah paling mengharukan tentang cinta dan cerita cinta terlarang yang mengharukan.

You may also like