Home » Kehidupan » Anak Anak » 4 Cara Menghadapi Anak Yang Keras Kepala Susah Diatur

4 Cara Menghadapi Anak Yang Keras Kepala Susah Diatur

by Harni Mutia Sara S.Si

Cara menghadapi anak yang keras kepala dan susah diatur adalah dengan sabar dan memberikan contoh praktik secara langsung. Anak keras kepala pada umumnya hanya memikirkan apa yang dia inginkan dan harus ditangani melalui cara menghadapi anak pemarah. Dia juga hanya akan melakukan hal – hal apa yang dia sukai. Anak keras kepala seringkali belum mampu membedakan hal yang baik dan buruk. Anak tersebut juga belum mampu untuk memperhatikan dampak dan berbagai resiko yang akan dialami jika melakukan kegiatan tersebut. Orang tua dengan karakteristik anak keras kepala sebaiknya tidak mudah emosi dan sabar dalam menghadapinya. Orang tua juga sebaiknya evaluasi mengenai cara mendidik anak selama ini. Anak yang selalu mendapatkan perlakuan manja akan cenderung untuk memiliki anak dengan karakter tersebut.

1. Memberikan Pengertian dan Dukungan

Cara menghadapi anak yang keras kepala dan susah diatur adalah dengan memberi pengertian dan dukungan kepada mereka. Hal ini akan membuat anak menjadi nyaman. Anak yang keras kepala cenderung tidak nyaman karena sering diawasi berlebihan. Orang tua juga jangan terlalu sering untuk menolak apa yang menjadi keinginan anak. Orang tua yang posesif akan membentuk karakter anak menjadi keras kepala dan sulit untuk diatur. Selama hal tersebut positif dan tidak membahayakan sebaiknya orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba. Jika hal baru tersebut dinilai berbahaya namun masih dapat untuk dilakukan, orang tua dapat melakukan pendampingan dan pengawasan. Cara menghadapi anak nakal akan sangat bermanfaat untuk perkembangan dan perutumbuhan anak. Jadilah orang tua yang bijak dengan selalu memberikan kesempatan dan pengawasan tanpa anak merasa di diatur belebihan.

2. Memberi Contoh Cara Mengatur Emosi

Cara menghadapi anak yang keras kepala dan susah diatur adalah dengan memberikan contoh untuk mengontrol emosi. Anak yang keras kepala cenderung tetap melakukan apa yang dia inginkan meski berada di depan umum. Hal ini janga kemudian memancing emosi dari orang tua. Orang tua harus sabar dan berusaha memberikan peringatan dengan halus sebagaimana cara mendidik anak yang suka melawan. Anak terkadang juga harus dibiarkan mencoba pada hal yang kurang baik bagi dirinya agar dia bisa mengerti mengapa orang tua melarang.

3. Memberikan Pelatihan Pengontrolan Emosi

Anak yang demikian juga sebaiknya diajak untuk berinteraksi dan bersosialisasi agar tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Hal ini akan membantu anak untuk mengontrol emosinya. Ibu dan Ayah juga tidak bisa memberikan pelajaran dengan tidak memberikan segala hal dengan mudah. Berikan pelatihan berupa hadiah agar anak mengerti artinya proses dan usaha. Hal ini akan membuat anak termotivasi dan mengontrol emosinya saat menginginkan sesuatu. Kita harus mendidik anak menjadi sosok yang mandiri dan mampu untuk menyesuaikan diri. Cara mendidik anak usia 10 tahun akan mendukung anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat. Anak jadi memiliki daya saing yang tinggi dan memiliki prinsip serta tekad yang kuat.

4. Mencari Dukungan Orang Terdekat

Orang tua juga sebaiknya meminta bantuan pada orang yang terdekat. Orang tua sebaiknya memiliki peran yang saling melengkapi. Kedua orang tua harus sepakat didalam memberikan pendidikan kepada anak. Hanya saja dalam penampaian dapat dilakukan dengan berbeda. Misalnya seorang ayah akan lebih tegas dalam menyampaikan dan seorang ibu menyampaikan denga penuh kelembutan. Cara mendidik anak usia 6 tahun akan menjadikan anak tetap berada di dalam pengawasan kedua orang tuanya. Anak jadi tidak mencari sosok lain untuk mengerti tindakan dan pengajaran dari kedua orang tuanya. Ini juga akan mendukung anak untuk tumbuh dengan karakter yang dekat pada orang tua.

You may also like