Kehidupan suami istri, tidak jauh dari konfilk dan pertengkaran. Hal itu sangat wajar, mengingat suami istri yang menikah, pasti memiliki perbedaan karakter dan keinginan. Selain itu, kurangnya komunikasi juga dapat membuat pasangan suami istri bertengkar. Akan tetapi, pertengkaran tidak hanya datang dari perbedaan karakter dan kurangnya komunikasi. Pertengkaran juga dapat hadir dari sikap egois yang di perlihatkan oleh pasangan. Terkadang, akibat adanya sikap egois dari pasangan suami istri inilah yang akhirnya berujung pada perceraian. Pertengkaran akibat keegoisan orang tua adalah salah satu penyebab perceraian suami istri yang paling sering terjadi.
Sikap egois dan mau menang sendiri pada dasarnya sangat rumlah, dan karakter dasar dari setiap manusia. Sebagai seorang manusia, setiap orang memiliki banyak keinginan. Hal inilah yang menimbulkan rasa egois dan keinginan bagi manusia untuk memiliki apapun yang diinginkan. Sebagai pasangan suami istri, seharusnya rasa egois dapat di tekan, hingga tidak mengganggu hubungan dalam berumah tangga. Salah satu cara mengatasi konflik dalam rumah tangga adalah dengan tidak egois. Akan tetapi, rasa egois itu akan tetap ada meskipun kita sudah berusaha menekannya. Lalu bagaimana jika pasangan kita sangat egois dan selalu mementingkan dirinya sendiri? Perceraian bukanlah solusi yang baik dalam menghadapi suami yang egois. Selalu mengikuti keinginan suami juga bukanlah sesuatu yang benar. Lalu apa yang harus dilakukan seoarang istri jika menghadapi suami yang egois? Berikut ini 7 cara menghadapi suami yang egois dan mau menang sendiri.
1. Sabar
Sebagai seorang istri yang menghadapi suami yang egois, memang membutuhkan banyak kesabaran. Suami yang egois terkadang lupa akan kepentingan istrinya, dan lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Akan tetapi, menghadapi suami yang seperti itu dengan kemarahan bukanlah jalan yang benar. Bahkan hal tersebut akan memicu konflik baru, yang justru akan menambah jarak dengan suami. Ekstra kesabaran sangat dibutuhkan istri dalam menghadapi suami yang seperti itu. Cara menghadapai masalah dengan sabar dapat dilakukan dengan lebih mendekatkan diri pada agama.
2. Lebih Peka
Terkadang, suami menunjukkan sisi egoisnya karena ada sesuai yang dia inginkan, tetapi tidak dapat ia katakan. Entah itu karena malu atau tidak bisa mengatakannya. Oleh karena itu, seorang istri wajib untuk lebih peka terhadap keinginan suami. Hal ini akan mengurangi sikap egois suami. Karena suami akan percaya dengan sang istri, dan membuat sikap egoisnya akan berkurang. Istri yang kurang peka, akan memicu keegoisan suami, karena suami merasa kurang kasih sayang. Dengan menunjukkan kepekaan, suami akan menjadi lebih sabar dan lebih penyayang. Lebih peka dapat dilakukan dengan cara memanjakan pria yang kita sayang. Akan tetapi memanjakan dalam arti yang tidak berlebihan.
3. Beri Perhatian
Kurang perhatian juga dapat menjadi sarana menumbuhkan sikap egois dari suami. Hal ini karena suami merasa tidak diperhatikan, dan mencari perhatian melalui tindakan yang kita nilai egois. Hal ini juga dapat terjadi, juga karena istri terlalu fokus pada anak- anaknya, sehingga lupa menunjukkan perhatian kepada suami. Sebagai seorang ibu, memang memberikan perhatian kepada anak adalah hal yang sangat penting. Akan tetapi, seoarang ibu juga seorang istri. Sehingga memberikan perhatian kepada suami juga sangat di butuhkan. Oleh karena itu, menyeimbangkan perhatian antara anak dan suami sangat penting, sehingga tidak ada yang merasa kurang kasih sayang. Memberi perhatian pada suami juga sebagai cara menjadi istri idaman suami.
4. Tumbuhkan Cinta
Cinta adalah salah satu obat yang mampu menghilangkan sikap egois dari suami. Menciptakan pernikahan yang tidak membosankan dapat menjadi solusi mengurangi keegoisan suami. Oleh karena itu cara agar hubungan tidak membosankan dan langgeng, seperti meluangkan waktu berjalan- jalan hanya berdua saja, atau melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kembali kemesraan antara pasangan suami istri. Selain itu berbulan madu kembali juga dapat menjadi cara agar kenangan serta cinta antara suami istri dapat tumbuh kembali. Jika telah memiliki anak, cara menumbuhkan cinta adalah dengan melakukan family time, dimana si anak akan meresa gembira, sedang ayah dan ibu dapat meningkatkan rasa cinta. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan mengasikkan yang membutuhkan kekompakan dari keluarga.
5. Komunikasi
Komunikasi adalah cara menjaga sebuah hubungan menjadi lebih kuat dan mampu bertahan dari godaan. Akan tetapi, terkadang pasangan suami istri menjadi lupa cara berkomunikasi, sehingga benih- benih egoisme menjadi tumbuh. Disaat suami mulai menunjukkan sisi egoisnya, sang istri diharapkan menciptakan ruang untuk saling berkomunikasi antara suami dan istri. Saling membicarakan mengenai apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan dari kedua belah pihak. Komunikasi juga dapat menjadi cara menghadapi masalah dengan tenang, dan dapat mencari sisi tengah dari permasalah yang dihadapi oleh suami istri. Oleh karena lebih mengedepankan komunikasi dalam hubungan rumah tangga adalah salah satu hal yang dapat mencegah terjadinya perceraian.
6. Tegas Bukan Keras Kepala
Saat telah melakukan banyak upaya serta komunikasi, dan ternyata suami masih menunjukkan sikap egois dan mau memang sendiri, pada saat itulah, si istri harus bersikap tegas kepada suami. Akan tetapi tegas ini bukanlah keras kepala. Keras kepala adalah salah satu sikap yang egois. Cara menghadapi orang keras kepala dan egois, tidak dapat dilakukan dengan keras kepala juga. Karena keras kepala sama saja dengan memaksakan kehendak kita pada pasangan kita. Bertindak tegas sebagai seorang istri dengan memberikan pengertian kepada suami, melalui ucapan yang tidak menyakitkan. Pengertian tersebut tidak lemah, yang seolah- olah memohon, tapi juga bukan galak yang terkesan kasar. Berikan pertanyaan- pertanyaan yang membuat suami mulai berpikir, apakah tindakannya benar atau salah, sehingga ia mampu untuk menginstropeksi diri.
7. Beri Pujian
Suami yang egois, terkadang karena kurangnya kasih sayang dari istri. Oleh karena itu, saat suami telah melakukan sesuatu yang bagus, mencapai sebuah prestasi, berikan ia pujian. Bahkan karena hal- hal sepele seperti membantu mencucikan piring, atau sekedar menata piring di meja makan. Hal- hal yang sepele, akan lebih bermakna jika telah diapresiasi dengan baik, sesuai dengan tingkat kesulitan. Ucapkanlah terima kasih terhadap apapun yang dilakukan oleh suami, bahkan masalah kecil seperti membukakan botol selai. Hal ini akan membuat suami merasa lebih dihargai. Dengan merasa lebih dihargai, maka suami akan lebih mementingkan keluarga dari pada egonya. Memberi pujian, juga merupakan cara hubungan menjadi romantis.
Itulah tadi, 7 cara menghadapi suami yang egois dan mau menang sendiri. Memang hal ini bukanlah hal yang mudah. Terutama bagi istri. Kesabaran adalah kunci utama dalam menghadaapi suami yang egois. Akan tetapi, kesabaran tanpa komunikasi, juga bukanlah cara menyelesaikan masalah di dalam rumah tangga. Komunikasilah pada suami apa yang menyebabkan kamu merasa terganggu dengan sikap egois dia. Dan berilah pengertian. Oleh karena itu cara membuat suami betah di rumah dan sayang istri adalah dengan komunikasi. Semoga artikel ini dapat membantu kamu menghadapi suami yang egois.