Anak-anak adalah orang yang paling sensitif dan mampu mengamati segala hal dengan baik. Sering kali pada masa remaja mengalami keinginan untuk memberontak ketika mereka merasa orang tua meminta mereka bersikap yang tidak sesuai dengan tingkah laku mereka. Sulit sekali rasanya mempraktikkan contoh moral dan nilai yang anda pegang teguh namun itulah salah satu tanggung jawab yang anda pikul saat memutuskan untuk menjadi orang tua.
Cara Mengajarkan Anak Peran Mereka Dalam Keluarga
Peran anak dalam keluarga telah mengalami perubahan drastis selama 100 tahun belakangan. Keluarga membutuhkan anak-anak untuk hidup mereka. Ketika manusia berada di jaman agrikultural, anak-anak dibutuhkan untuk menggarap tanah, memberi pakan ternak, memasak, dan lain-lain. Mereka memiliki bagian yang vital bagi kelangsungan hidup keluarga. Namun di dunia yang serba otomatis ini, bagaimana orang tua memberi anak kesadaran bahwa diri mereka berharga?
Berikan Anak Tugas dan Kewajiban di Rumah
Anak-anak anda tahu bahwa anda mencintai mereka tetapi jika anda ingin mereka menjadi anggota keluarga yang aktif dan positif, anda harus membuat mereka merasa bahwa kontribusi mereka adalah hal penting di dalam keluarga. Terkadang anak-anak merasa bahwa mereka hanyalah ‘pemilik’ rumah di rumahnya sendiri, bukan ‘pemilik’. Semakin mereka merasa bahwa diri mereka penting bagi kehidupan di dalam keluarga, semakin kuatlah tim yang akan terbentuk dalam keluarga anda.
Anak-anak yang sudah cukup besar dapat membantu memasak, menyusun meja, melipat pakaian, membuang sampah, menyapu, mengepel. Sementara anak-anak yang masih kecil dapat membantu misalnya, mengeluarkan belanjaan dari kantung belanjaan, membereskan mainannya sendiri, dan membersihkan bekas makannya. Saat anak mulai bersekolah, mereka akan senang melakukan banyak hal yang anda lakukan di rumah. Tinggal anda yang melihatnya dari sudut pandang anak, mengukur kelebihan dan kekurangan yang akan timbul, dan menyesuaikannya dengan kemampuan mereka.
Cara menerapkan tugas dirumah
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa seorang anak harus mengetahui kewajiban anak di rumah beserta tanggung jawabnya? Toh, keluarga tidak akan menderita jika anak-anak tidak mencuci piring atau membereskan tempat tidurnya. Lalu apa motivasi yang mendasari keinginan mereka melakukan tugas rumah? Tentu saja, anak anda ingin menjadi seperti anda dan mereka menginginkan penghargaan dari membantu anda di rumah.
Anda dapat saja memberikan mereka apapun yang mereka inginkan, tetapi perlu diketahui bahwa itu bukanlah cara memanjakan anak dengan baik. Berikan mereka hadiah yang tidak bersifat material seperti waktu anda, misalnya. Jelaskan pada anak bahwa jika mereka membantu anda, anda akan menghabiskan waktu bersama mereka berjalan-jalan di taman, menonton film, atau hal lain mereka ingin lakukan. Hal tersebut akan sekaligus mengajari mereka bahwa cara agar percaya diri bahwa diri mereka bermanfaat bagi keluarga.
Luangkan Waktu Untuk Anak
Cara ini berhubungan dengan cara sebelumnya. Adalah merupakan fakta bahwa kita meluangkan waktu dalam hidup kita bersama orang yang penting dan berarti bagi kita. Memberi anak anda hadiah berupa waktu anda yang berharga selama lima atau enam tahun pertama kehidupan mereka akan menjadi investasi yang berlangsung dalam jangka panjang. penting di sini untuk mengenali dan mempelajari karakteristik anak usia dini agar anda tahu apa yang baik untuk mereka, apa potensi mereka, dan apa yang mereka butuhkan. Anda pun harus mengetahui cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas yang efektif dalam periode ini.
Seiring waktu berjalan, anak anda akan lebih sedikit dan lebih sedikit membutuhkan anda. Mereka akan mencari teman-teman yang dapat menemani mereka. Moral, nilai, sikap, dan persepsi anda terhadap hidup dalam tahun-tahun yang penting setelahnya dapat anda turunkan kepada anak-anak dan akan menjadi bibit-bibit dalam diri anak anda.
Selanjutnya jika mereka mulai lebih besar dan memiliki pengertian yang cukup anda dapat meluangkan waktu dengan berbicara pada mereka, bertukar pandangan dan pikiran, berbicara tentang apa yang baik dan apa yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah dalam kehidupan yang lebih luas. Ajari mereka salah satunya cara menghindari pergaulan bebas dan bagaimana solusi pergaulan bebas di kalangan pelajar. Tidak hanya mereka akan mengetahui cara menghindari zina bagi remaja dan kawula muda, mereka pun akan belajar bagaimana sesungguhnya peran mereka dalam kehidupan yang lebih luas.
Ikutsertakan Anak Dalam Pengambilan Keputusan
Sebagian besar peneliti pada pembuatan keputusan dalam keluarga menyamakan pengambilan keputusan dalam keluarga dengan pengambilan keputusan suami-istri. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa orang tua cenderung mengabaikan dan mengecualikan peran anak di dalamnya. Sebuah studi eksploratori oleh University of Tennessee dilakukan dengan wawancara focus-group bersama sekelompok orang tua dan dengan data yang dikumpulkan dari sekelompok suami dan istri. Penelitian ini berfokus pada:
- Peran anak dalam pengambilan keputusan keluarga dalam keputusan mengenai perabot rumah, kendaraan, belanjaan, asuransi hidup, tabungan, keputusan keluarga secara umum, dan keputusan ketika berlibur
- Hubungan antara pola pengaruh anak dengan kondisi-kondisi demografis yang bermacam-macam, kondisi sosioekonomi, kepribadian, dan sikap serta tingkah laku
Melalui penelitian tersebut ditemukan bahwa benar adanya jika dikatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dianggap sama dengan pengambilan keputusan suami-istri di mana anak dikecualikan dan tidak diikutsertakan dalam prosesnya.
Pengaruh anak dalam pengambilan keputusan
Pengaruh anak-anak dalam pengambilan keputusan keluarga sudah sangat terabaikan dalam kehidupan keluarga. Tidak masalah berapa usia mereka, apakah mereka mengerti keputusan apa yang sedang dibicarakan, atau apakah mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti kekurangan dan kelebihan setiap keputusan, sebagai orang yang tahu cara menjadi orang tua yang baik bagi anak ada baiknya anda mengajak anak untuk ikut serta dalam diskusi kecil. Anda dapat menanyakan pendapatnya dan ikut mempertimbangkan sudut pandang dan pendapat mereka dalam hal tersebut. Anda secara tidak langsung mempraktikkan cara menjaga rumah tangga yang baik dengan menyeimbangkan peran anak di dalam keluarga.
Anak-anak malah bukan tidak mungkin dapat mengetahui cara mengatasi masalah keluarga yang masih dalam jangkauan pemikiran mereka. Lebih dari itu mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan keluarga dapat dikatakan sebagai salah satu cara mendidik anak yang baik. Mereka akan belajar cara membahagiakan orang tua dan sedikitnya mengerti konsep keluarga sakinah mawaddah warahmah dan cara membangunnya dalam sudut pandang yang sederhana.
Berikan Anak Kewajiban dan Tanggung Jawab ke Sesama
Mengetahui apa saja peran setiap anggota keluarga dan apakah setiap orang puas dengan perannya tersebut akan sangat berguna bagi kebahagiaan sebuah keluarga. Anak anda tidak hanya berhubungan dengan anda sebagai orang tua, tetapi juga dengan saudara-saudara dan sesamanya seperti kerabat keluarga, terutama jika si anak memiliki saudara. Mereka perlu belajar bahwa ada hubungan denga anggota keluarga lain yang perlu mereka jaga dan mereka pererat.
Cara mengajarkan tanggung jawab kepada anak
Misalnya, pada anak sulung, berikan ia pengertian bahwa tugasnya adalah memegang peran sebagai orang tua kedua setelah ayah dan ibunya untuk adik-adik atau saudara lainnya yang lebih muda. Ajari mereka kewajiban untuk menyayangi dan membimbing saudara yang lebih kecil sementara ajari anak yang masih kecil kewajiban untuk menghormati dan mengikuti bimbingan mereka yang lebih tua.
Negosiasikan peran anak sebagai saudara bagi saudaranya. Ketahui apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai dari peran tersebut. Orang tua juga perlu memahami hubungan antara anak yang satu dengan yang lain apabila ada dari mereka yang tidak akur dengan yang lainnya dan komunikasikan bagaimana seharusnya mereka berhubungan. Pertimbangkan pula sudut pandang mereka dan bagaimana alternatif perannya sebagai saudara.
Cara ini juga adalah salah satu cara mendidik anak yang tepat. Selain itu dengan memegang peran ini dalam keluarga, anak-anak akan belajar untuk mengerti bahwa mereka tidak hanya hidup sebagai anak dari ayah dan ibunya saja, tetapi juga sebagai kakak bagi adiknya, sebagai adik bagi kakaknya, sebagai pelindung bagi satu sama lain. Ada rasa tanggung jawab, kepemimpinan, dan kesetiaan yang terkandung di dalam tugas-tugas dan kewajiban tersebut.