Anak adalah buah hati orang yang posisinya tidak bisa digantikan oleh siapapun. Keberadaannya sangat dinantikan oleh para pasangan yang telah menikah. Anak juga menjadi cerminan bagi keluarga dan darinya dapat diketahui pendidikan seperti apa yang orang tuanya telah ajarkan padanya. Peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Cara menjadi orang tua yang baik bagi anak sangat beragam. Banyak para orang tua yang menyekolahkan anak ke sekolah yang mahal dan bernotabene elite agar fasilitas pendidikan yang diterima anak bagus. Atau orang tua yang menjadi over protektif dalam mengasuh anaknya ( baca juga : ciri-ciri orang tua yang over protektif terhadap anak ).
Semua yang orang tua lakukan semata-mata bertujuan untuk kebahagiaan dan kebaikan anaknya kelak. Sebenarnya yang paling penting itu adalah cara mengasuh dan bimbingan orang tua, karena orang tua adalah sekolah pertama bagi anak. Membangun pribadi anak menjadi baik juga berawal dari asuhan orang tua yang baik pula. Cara mendidik anak yang baik, diantaranya adalah berikut ini cara mendidik anak :
1. Tidak berbohong kepada anak
Misalkan, ada beberapa orang tua yang bila anaknya meminta sesuatu dan mereka berkata “Iya, nanti dibelikan”. Kata-kata ini secara tidak langsung mengandung janji suatu saat nanti pasti beli. Namun kebanyakan orang tua menganggap ini sebagai cara agar anak lupa pada apa yang mereka minta tapi si anak tetap merengek untuk dibelikan.
Ini bisa disebabkan anak merasa dibohongi oleh orang tuanya sendiri. Dampak yang ditimbulkan adalah rasa kepercayaan anak kepada orang tuanya akan hilang. Dalam hal ini orang tua melakukan kebohongan tanpa disadari. Maka tidak heran, sang anak akan menirukan perilaku orang tua ini dikemudian hari.
Baca juga : ciri-ciri orang berbohong dilihat dari fisik, akibat orang yang sering berbohong.
2. Membimbing anak untuk peduli pada sesama
Sikap peduli yang diajarkan oleh orang tua akan membuat anak tidak merasa dirinya sombong dan membuang jauh sikap arogan. Misalkan orang tua mengajak untuk menyumbangkan baju-baju lama miliknya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. Cara-cara seperti itu akan mengajarkan bahwa ada orang lain yang lebih membutuhkan daripadanya, rasa simpati pada sesama dan menumbuhkan rasa bersyukur pada Tuhan dalam hidupnya.
3. Memakai kata-kata yang sopan dalam berbicara dengan baik
Kata-kata yang sopan yang digunakan adalah salah satu cara menghargai lawan bicara, termasuk anak sendiri. Jangan pernah berpikir bahwa anak bisa dengan mudah melupakan makian dan kata-kata kasar dari orang tuanya sendiri. Anak yang tumbuh dengan kata-kata kasar dari orang tua, akan tumbuh menjadi pribadi yang keras dan tidak tahu sopan santun terhadap sesama. Jika hal ini terjadi akan berbalik kepada orang tua anak itu sendiri. Keluarga yang selalu menjaga omongan yang keluar dari mulutnya adalah cerminan keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Baca juga : ciri-ciri pria kasar yang wajib diketahui.
4. Ajarkan anak untuk disiplin
Kedisiplinan sangat berharga untuk masa depannya kelak baik dalam dunia kerja ataupun keluarganya kelak. Kedisplinan bisa dimulai dengan bangun pagi. Ajak dan bantu anak untuk tidak malas bangun dipagi hari. Dapat juga susunlah daftar kegiatan harian anak bersama-sama dan buat kesepakatan agar anak mau disiplin dengan kegiatan hariannya. Hal ini bertujuan untuk agar anak disiplin waktu mereka sendiri serta melatih mereka hidup teratur.
5. Ajarkan anak agar percaya diri
Bantulah agar anak berani tampil didepan umum. Kepercayaan diri harus ditumbuhkan pada anak sejak masih kecil. Dengan percaya diri mereka akan lebih mandiri untuk menentukan keputusan-keputusan dalam hidup mereka. Jika anak minder atau kurang percaya diri, mereka cenderung menutup diri dari dunia luar dan sulit menemukan kelebihan atau potensi diri mereka.
Cara meningkatkan keyakinan diri dan kepercayaan diri anak dengan membantu mereka mengeksplor kemampuan diri dan menyemangatinya agar mengembangkan kemampuan tersebut. Semangat dan dukungan dari orang tua merupakan cara menghilangkan rasa takut yang berlebihan pada anak.
6. Tanamkan rasa taat pada perintah agama
Agama merupakan pondasi yang kokoh dalam suatu keluarga sakinah mawaddah warahmah. Agama yang dijalankan dengan baik akan membentengi diri dari kenakalan anak jaman sekarang dan salah satu cara menghindari pergaulan bebas. Ajaklah anak untuk beribadah bersama, jika Islam dapat mengajak anak untuk sholat berjamaah dan mendatangi majelis atau pengajian yang diadakan dikota masing-masing, jika non muslim dapat mengajaknya ke tempat ibadah masing-masing. Lakukan ini dari mereka masih kecil sehingga ibadah ini menjadi bagian dalam hidupnya juga.
7. Menumbuhkan rasa cinta tanah air atau nasiolisme pada anak
Sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Bagaimanapun kita lahir, tumbuh, makan dan minum yang berasal dari tanah air Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa pahlawannya. Karena kemerdekaan saat ini bukanlah hasil dari usaha yang ringan.
Pahlawan mengorbankan segenap jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia dan jumlahnya pun tidak sedikit. Berkunjunglah ke museum bersama anak dan beri info yang mudah dipahami anak. Rasa nasionalisme akan menumbuhkan rasa bersyukur dan bersemangat dalam mencari ilmu. Serta tidak menutup kemungkian mungkin dia kelak akan menjadi salah satu pemimpin negara.
8. Tidak boros dalam keuangan
Keuangan rumah tangga usahakan stabil. Belikanlah anak hal-hal yang dibutuhkannya saja. Hindari memberikan uang jajan berlebihan kepada. Anak yang belum bisa memanage uang yang baik sebaiknya hindari hal ini. Hidup boros bukanlah cara memanjakan anak dengan baik. Akibatnya akan banyak barang tidak terpakai dirumah dan mengajarkan anak akan budaya konsumtif. Menjadikan anak selalu tidak puas dengan sesuatu karena ada keinginan membeli barang baru.
Baca juga : tips mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros, bahaya hidup boros yang mematikan Anda.
9. Budayakan hidup bersih dan sehat
Hidup bersih akan berdampak baik bagi diri sendiri dan lingkugan masyarakat sekitar. Sampah-sampah yang berserakan akan membuat pemandangan tidak enak dan mengundang lalat untuk datang. Biasakan anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya dan ajarkan untuk selalu mencuci tangan mereka sebelum makan. Sesekali ajaklah anak untuk kerja bakti bersama karena hidup yang tidak sehat akan memicu datangnya penyaikit dari luar.
10. Tarik minat anak dalam mengembangkan potensi diri
Semua anak memiliki kemampuannya sendiri-sendiri. Perhatikan minat atau hobi mereka yang paling menonjol lalu ajak mereka untuk mengembangkannya. Hobi yang disalurkan dan ditekuni akan lebih baik daripada mereka ikut pergaulan bebas diluar sana. Penyimpangan sosial yang terjadi bisa diakibatkan karena kemampuan diri yang disalurkan tidak pada tempatnya.
11. Ajarkan tanggung jawab kepada anak
Tanggung jawab yang dilatih sejak kecil akan menjadikan anak tidak manja dan memiliki mental yang kuat untuk tidak lari dari masalah atau tugas diberikan kepadanya. Misalkan buat kesepakatan untuk merapikan sendiri mainan anak setelah selesai dipakai. Orang tetap mengontrol apakah anak sudah mengerjakan atau belum. Jikalau tidak dikerjakan, maka berilah denda atau hukuman ringan sesuai kesepakatan yang telah dibuat.
12. Ajak anak untuk bersosialisasi
Lingkungan sekitar merupakan hal yang tidak bisa dihindari karena sejatinya manusia memang makhluk sosial yang saling membutuhkan. Bersosialisasi dengan lingkungan akan melatih anak untuk tidak pasif dan berdiam diri saja dirumah. Ajaklah mereka misalkan ke taman bermain terdekat agar mereka juga bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman sebayanya, ajarkan mereka bagaimana cara yang baik jika bertemu dengan orang lebih tua ataupun yang lebih muda.
13. Tidak selalu membenarkan setiap perbuatan anak
Kesalahan adalah kesalahan, dan kebenaran adalah kebenaran. Jangan membenarkan perbuatan anak yang salah dan tidak membela kesalahan yang anak perbuat. Didik mereka agar berani mengakui kesalahan yang diperbuatnya. Anak yang selalu dibela orang tua akan menimbulkan rasa sombong dihatinya dan semakin kurang ajar karena ia merasa setiap perbuatannya selalu didukung oleh orang tua baik itu salah ataupun benar.