Home » Kehidupan » Orang Tua » Begini 10 Cara Menahan Emosi pada Anak yang Berlebihan

Begini 10 Cara Menahan Emosi pada Anak yang Berlebihan

by Elang Hendy Subrata

Setiap orang tua pasti pernah memarahi anaknya. Kemarahan orang tua masih dianggap wajar tapi tentu ada batasnya apalagi jika sampai menyakitinya. Biasanya kemarahan pada orang tua terjadi karena adanya ketakutan orang tua pada tingkah si anak sendiri. Contohnya, saat si anak bermain-main di kamar mandi. Orang tua pasti awalnya sudah memperingatkan bahaya bermain – main di kamar mandi namun si anak tidak menanggapi. Sampai akhirnya anak tersebut dimarahi oleh orang tuanya karena tidak menuruti larangannya.

Faktor stres juga bisa menjadi penyebab orang tua cepat marah jika si anak tidak menuruti kemauannya. Padahal, usia anak-anak masih suka mencoba hal-hal yang baru. Mereka masih belum paham mana yang benar dan mana yang salah. Oleh sebab itu, sebagai orang tua kita harus menahan emosi kita jangan sampai kita malah menyakitinya. Namun, bagaimana caranya ? Berikut 10 cara menahan emosi pada anak sehingga tidak sampai menyakitinya.

     1. Tenangkan pikiran ketika ingin marah

Hal utama ketika si anak bandel dan emosi kamu naik, cobalah untuk mengetahui cara meredam emosi. Salah satunya adalah tarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan. Tarik nafas lagi kemudian keluarkan lagi. Ulangi terus sampai kamu sudah merasa emosimu turun. Dengan begitu emosi di dalam dirimu bisa dikendalikan.

     2. Apakah harus dengan marah

Jika kita menegur anak, sering kita lakukan dengan marah-marah. Akan tetapi kita harus tahu dulu apakah perlu menggunakan marah? Misalnya saja jika masalahnya sepele, seharusnya kita tidak harus menggunakan marah apalagi sampai mengeluarkan kata-kata makian dan kekerasan. Oleh sebab itu, kita harus tahu kapan kita boleh tegas atau sampai marah, kapan kita tidak boleh tegas saat menegur anak.

     3. Hindari melakukan kekerasan

Jangan sampai kita harus menggunakan kekerasan untuk menegurnya. Hal itu dikarenakan pemahaman si anak akan tertanam di benaknya bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah harus menggunakan kekerasan, Oleh sebab itu hindari kekerasan pada anak.

Lagi pula, Jika menggnakan kekerasan pada anak bukanlah solusi yang tepat. Hal tersebut bisa menyebabkan trauma pada anak seumur hidupnya. Selain itu anak tersebut bisa balas dendam kepada kamu saat dia besar nanti.

     4. Kontrol ucapan kita pada anak

Selain hindari kekerasan, kita juga harus menjaga ucapaan kita. Ingat! pepatah mengatakan kalau “lidah lebih tajam dari pada pisau”. Artinya, luka karena ucapan susah untuk disembuhkan dan akan terus tertanam selama hidupnya. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus bisa mengendalikan ucapan kita saat emosi.

     5. Berdiamlah dulu

Jika masih sulit dalam mengendalikan emosi, cobalah sejenak untuk diam terlebih dahulu. Tidak baik jika kamu menegur anak dalam keadaan emosi. Oleh sebab itu, cobalah untuk diam dulu selama minimal lima menit. Setelah lima menit kamu merasa sudah tenang, segera temui anakmu dan tegur dia.

     6. Jangan beri ancaman berlebihan pada anak

Saat kita sedang marah, maka kata-kata yang kita keluar biasanya tidak terkendali. Bahkan, kata-kata yang keluar saat marah bernada ancaman. Sebaiknya jangan sampai kita mengeluarkan kata-kata yang bersifat mengancam yang berlebihan buat anak. Cukup berikan ancaman yang “masuk akal” sehingga si anak pun akan mengerti jika dia melakukan tindakan tersebut, maka bahaya akan menimpanya.

     7. Anak bandel tolonglah dimaklumi

Sebenarnya anak selalu melakukan hal-hal yang berbahaya karena bagi mereka, hal tersebut adalah mainan. Apa lagi jika tidak ada yang melarang, di otaknya akan tersimpan hal berbahaya  itu boleh dilakukan. Kita sebagai orang tua harus bisa memakluminya. Oleh sebab itu kita bisa belajar cara mengatasi anak nakal sehingga kita bisa mendidiknya dengan benar.

Beda jika anak kita sudah masuk masa remaja. di masa ini, anak tersebut sedang mencari jati dirinya. Kenakalan anak zaman sekarang selalu membuat kita was-was. Tentunya cara mengatasinya pun harus dibedakan dengan saat dia masih anak-anak.

     8. Menanamkan sikap disiplin pada anak

Perlu kamu ketahui, sikap anak terbentuk berdasarkan pola asuh yang diterima oleh keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, jika kita sebagai orang tua mulai malas, tidak konsisten, dan lalai dalam bersikap disiplin, maka bisa dipastikan sikap anak akan semena-mena dan semau dia.

Maka dari itu dengan menerapkan sikap disiplin sejak dini, Anak tersebut akan tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang jangan dilakukan. Cobalah kita juga belajar bagaimana peran orang tua dalam mendidik anak sehingga kita bisa tahu cara mendidik anak.

     9.  Bedakan marah dengan tegas

Sering kita melihat ada orang tua yang membentak-bentak anaknya bahkan sampai melakukan kekerasan. Itu adalah sikap melampiaskan kemarahan. Padahal tegas itu tidak menggunakan kekerasan dan juga tidak mengeluarkan kata-kata makian. Oleh sebab itu, kita harus bisa bedakan mana sikap marah dan mana sikap tegas.

     10. Tunjukanlah sikap dewasa kita sebagai orang tua

Kita yang sudah menjadi orang tua sudah seharusnya lebih tahu bagaimana menghadapi seorang anak. Jika anak tersebut membuat kita kesal, janganlah kita balas juga dengan sikap marah juga. Hal tersebut malah menunjukan kita belum bisa bertanggung jawab dalam mengurus anak kita. Oleh sebab itu, saat anak selalu membuat kita jengkel dan kesal, tunjukanlah sikap layaknya orang dewasa dan juga sebagai orang tua yang sayang kepada anak sendiri. Cobalah dengan mendidik anak kita apa saja kewajiban anak di rumah.

Itulah 10 cara menahan emosi pada anak sehingga tidak sampai menyakitinya. Pada dasarnya marahnya kita kepada anak kita adalah wujud kasih sayang karena khawatir anak kita melakukan tindakan yang berbahaya. Akan tetapi sebagai orang tua, kita juga harus tahu bahwa ada cara lain untuk mengungkapkan rasa sayang kita tanpa harus dengan sikap marah. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semua.

You may also like