Home » Mitos dan Fakta » 4 Mitos Menjahit saat Hamil dan Faktanya

4 Mitos Menjahit saat Hamil dan Faktanya

by hana hana

Mitos merupakan kepercayaan yang diturunkan dari nenek moyang sejak zaman dahulu yang umumnya dipercaya benar-benar terjadi oleh mereka. Seringkali mitos berisi pantangan-pantangan tertentu yang akan menimbulkan hal buruk jika dilanggar.

Banyak dari masyarakat Indonesia hingga saat ini masih mempercayai mitos yang beredar di masyarakat. Padahal jika dipikirkan lebih jauh, mitos-mitos yang ada banyak yang tidak masuk di nalar dan tidak berhubungan sama sekali. Bahkan, mitos-mitos itu biasanya tidak bisa dibuktikan secara medis ataupun ilmiah, seperti mitos bersin dan mitos memberi jam tangan ke pacar.

Salah jenis mitos yang beredar di masyarakat adalah mitos tentang ibu hamil. Ada beredar mitos ibu hamil tidak boleh potong rambut, yang dipercaya bisa menyulitkan proses kelahiran bayi. Selain itu, ada juga mitos menjahit saat hamil. Berikut ini kepercayaan di masyarakat untuk ibu hamil yang berkaitan dengan  mitos menjahit saat hamil :

Bayi Lahir dengan Bibir Sumbing

Ada kepercayaan di masyarakat Jawa bahwa ibu hamil tidak boleh menjahit pakaian karena percaya jika hal ini dilanggar akan menyebabkan terlahir bayi dengan bibir sumbing. Larangan ini tidak terbatas pada menjahit saja, melainkan juga melarang ibu hamil memotong kain.

Fakta:

Tidak ada kaitan antara menjahit baju saat hamil dengan bayi bibir sumbing. Bibir sumbing merupakan kelainan bentuk bibir akibat terganggunya proses penyatuan saat bayi tumbuh di dalam kandungan. Gangguan ini terjadi pada tiga bulan pertama masa kehamilan ibu, dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor keturunan atau faktor lainnya.

Jika orang tua atau salah satu anggota keluarga ada yang memiliki riwayat bibir sumbing, maka ada kemungkinan anak yang dikandung juga akan menderita kelainan tersebut. Sebelum Anda memutuskan menikah dengan pasangan, Anda pasti melakukan cara memilih pendamping hidup sehingga Anda bisa mengetahui riwayat keluarga Anda dan pasangan. Selain itu, ada faktor lain juga yang bisa menyebabkan bayi terlahir sumbing.

Menurut dunia kedokteran, faktor usia ibu juga obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat mengandung, seperti aspirin, rifampisin, antihistamin dan lain-lain. Nutrisi, radiasi, stress atau trauma yang dialami ibu hamil juga bisa mempengaruhi bayi menderita bibir sumbing.

Menurut penelitian, bibir sumbing sudah dapat diidentifikasi terjadi pada bayi saat kehamilan berusia 5-9 minggu, yaitu ketika mulai terjadi proses pembentukan mulut dan langit-langit mulut bayi. Bibir sumbing bisa terjadi karena terjadi pembelahan sel yang tidak sempurna. Oleh karena itu, kita bisa yakin bahwa tidak ada hubungan antara menjahit saat hamil dengan bayi terlahir sumbing.

Jika Anda pernah khawatir tentang hal ini, maka Anda bisa mencoba cara bersikap tenang dan cukup menjaga kesehatan selama kehamilan. Lakukan cara membuat hati ikhlas karena apapun yang akan terjadi merupakan takdir dari Allah.

Bayi Cacat dan Susah Lahir

Masyarakat tionghoa, selain percaya bahwa menjahit saat hamil bisa mengabitkan bayi lahir tanpa anus, juga percaya bahwa menjahit pakaian saat hamil bisa membuat sulitnya proses melahirkan. Mereka percaya bahwa menjahit hampir sama dengan memasang paku yang dipercaya bisa membuat bayi susah keluar saat dilahirkan.

Fakta:

Tidak ada hubungan antara menjahit dengan susah atau mudahnya proses melahirkan. Mudah tidaknya proses melahirkan ditentukan dengan posisi bayi saat akan dilahirkan. Ibu hamil bisa melakukan gerakan olahraga tertentu untuk membantu bayi ‘turun’ ke posisi yang memudahkannya dilahirkan.

Selain itu, hendaknya ibu melakukan olahraga atau senam hamil secara rutin. Selain untuk membantu bayi ‘turun’ seperti yang telah dibahas sebelumnya, olahraga juga bisa membantu ibu hamil menjaga kesehatannya. Konsumsi juga makanan bergizi seimbang. Ketika badan sehat dan segar, maka proses persalinan juga akan bisa lebih mudah. Salah satu peran ayah dalam keluarga adalah menjadi suami yang mendukung istri untuk hidup sehat terutama saat istrinya hamil.

Oleh karena itu, untuk mempersiapkan proses melahirkan supaya lancar, lebih baik jika Anda melakukan cara meredam emosi sebagai cara menjaga kesehatan hati sehingga Anda lebih tenang menghadapi persalinan nanti.

Ibu Hamil Wajib Membawa Gunting

Mitos ini sedikit bertolak belakang dengan mitos-mitos sebelumnya yang melarang menjahit baju dan bersinggungan dengan alat-alatnya. Di poin ini justru menyarankan ibu hamil untuk selalu membawa gunting atau benda tajam lainnya kemana pun ibu hamil itu pergi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa jin atau makhluk halus lainnya takut pada benda tajam. Maka, timbul kepercayaan bahwa dengan ibu hamil membawa gunting atau benda tajam lainnya seperti peniti, akan bisa melindungi dirinya dari bahaya dan gangguan setan.

Fakta:

Bahaya dan gangguan setan atau hal gaib lainnya adalah di luar kuasa kita dan tidak memiliki hubungan apapun dengan benda-benda yang kita bawa sebagai pelindung. Sejak dunia ini diciptakan, setan sudah bersumpah akan selalu mengganggu manusia dan keturunannya. Dari situ kita bisa tahu bahwa membawa gunting atau benda tajam lain untuk melindungi diri dan bayi dari gangguan setan merupakan hal yang tidak benar bahkan termasuk perbuatan syirik (menyekutukan Allah) yang merupakan salah satu dosa besar. Maka, jika kita melakukan hal ini kita telah melenceng dari tujuan hidup menurut Islam.

Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil selalu berdoa meminta perlindungan kepada Allah dari segala bahaya dan gangguan setan. Hal ini lebih masuk akal dan lebih benar untuk dilakukan supaya bisa jauh dari bahaya dan gangguan hal-hal gaib yang di luar kuasa kita.

Benang untuk Mengusir Jin

Ketika menjahit merupakan pantangan bagi ibu hamil, di masyarakat Banjar justru terdapat kepercayaan tentang mengusir jin menggunakan benang, salah satu peralatan jahit-menjahit. Benang ini biasanya dililitkan ke ibu jari kaki dengan jumlah ganjil, 3, 5, 7, hingga 9 helai. Benang yang digunakan haruslah benang hitam. Kepercayaan ini dilakukan oleh masyarakat Banjar dengan tujuan menghindari gangguan makhluk halus, misalnya Hantu Baranak (sejenis sundel bolong) yang suka mengganggu wanita hamil.

Fakta:

Hampir sama dengan poin ketiga, tidak ada hubungan sama sekali antara mengikatkan benang dengan menghindari gangguan makhluk halus. Gangguan makhluk halus hanya bisa kita hindari jika kita banyak beribadah dan berdoa, serta meminta perlindungan Allah.

Bagi ibu hamil, sangat perlu untuk menambah ibadah dan doa untuk keselamatan dirinya dan bayinya, serta dilindungi dari masalah-masalah persalinan. Doa dan ibadah bagi yang dilakukan oleh ibu hamil juga akan berdampak baik bagi perkembangan bayi, supaya bayi Anda nantinya akan menjadi anak yang sholeh/sholehah. Salah satu fungsi lembaga keluarga adalah untuk memberi pendidikan karakter anak, yang bahkan harus dimulai saat anak masih dalam kandungan.

Dari beberapa penjelasan mitos di atas, kini Anda tahu bahwa yang terpenting adalah terus melakukan cara agar tetap istiqomah di jalan Allah, karena semua ada di tangan-Nya. Ada baiknya Anda mencoba cara menghindari perilaku tercela bukan hanya saat hamil karena percaya mitos, tapi di saat apapun untuk mencegah hal buruk terjadi pada Anda.

You may also like