Siapa yang bisa menjamin dalam sebuah rumah tangga tidak akan terjadi pertengkaran? Tidak ada. Sebaik apapun seseorang dalam menjalani kehidupan berumah tangga, akan ada saja hal-hal yang akan membuat terjadinya perselisihan antara suami dan istri karena dalam lingkup rumah tangga tidak hanya ada suami dan istri yang menjadi penyebab perceraian suami istri, namun ada juga anak, mertua, ipar, adik dan orang tua yang bisa menjadi pemicu dalam hancurnya sebuah rumah tangga.
Jika masalah yang dihadapi terlalu pelik dan hilangnya kepercayaan pada pasangan suami istri, maka masalah tersebut bisa berujung pada perceraian. Untuk bercerai pun juga terkadang tidak berjalan dengan mulus. Ada saat dimana sang suami terkadang menggantung status sang istri sehingga perkara untuk perceraian tak kunjung usai. Kenapa bisa demikian? Tentu saja ada alasan suami menggantung status istri, diantaranya bisa seperti :
- Terlalu sakit hati dan ingin mempermainkan.
Perasaan sakit hati selama terjadi cekcok dalam rumah tangga bisa menyisakan rasa sakit hati pada suami. Mungkin berasal dari perlakuan atau perkataan sang istri yang terasa sangat menyakitkan baginya sehingga ia ingin sedikit mempermainkan hati dan emosi istrinya.
- Sebagai ajang balas dendam.
Seorang lelaki yang pendendam bisa saja melakukan hal ini kepada istrinya ketika hubungan tak lagi baik. Ia tidak ingin melepas status istrinya karena takut sang istri merasa menang dan puas dengan keputusan tersebut. Pada intinya ia masih ingin membuat istrinya tersiksa dengan status yang masih menggantung.
- Berada dalam kebimbangan.
Membuat sebuah keputusan untuk bercerai bukanlah hal yang mudah. Bisa jadi suami masih berusaha menimbang mana yang terbaik untuk masa depan keluarga sehingga ia masih mengulur waktu untuk memberikan keputusan. Tak mudah untuk membuat keputusan untuk berpisah bagi mereka yang masih memikirkan nasib istri dan anak-anaknya nanti. Belum lagi ia akan di cap sebagai seorang pria yang gagal dalam memimpin rumah tangga dan tega menghancurkan kebahagian anak-anaknya. Padahal kewajiban laki-laki setelah menikah salah satunya bisa menjadi imam yang baik dalam keluarga.
- Masih menyimpan rasa sayang dan cinta.
Pernikahan terjadi atas dasar cinta pada pasangan suami istri. Seberapa besar kesalahan yang dilakukan keduanya, tentu rasa cinta tidak secepat itu pula pudarnya. Suami yang masih sangat sayang pada istrinya akan merasa berat untuk membuat keputusan tersebut hingga ia butuh waktu agar bisa memutuskan. Apapun penyebab istri minta cerai kepada suami tidak akan mampu menghapus rasa cinta dan sayang begitu saja.
- Tidak sepenuhnya ada niat untuk bercerai.
Bisa jadi dalam hati sang suami tidak ada niat untuk bercerai dari istrinya. Mungkin ia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran untuk sang istri atau ingin memberi waktu kepada sang istri agar bisa memikirkan kembali keputusan yang dia ambil. Mungkin ia tahu sang istri sedang dalam emosi dan belum benar-benar menimbang keputusannya.
- Takut salah mengambil keputusan.
Pernikahan tidak bisa dipermainkan begitu saja dan tidak bisa bercerai dengan mudah. Jika solusi akhir adalah perceraian harus dipikirkan dulu dengan matang agar dikemudian hari tidak ada penyesalan bagi ke duanya. Oleh karena itu, bisa jadi sang suami memberi waktu untuk keduanya agar bisa berpikir jernih sebelum ia menjatuhkan talak untuk mengakhiri pernikahan. Keputusan yang diambil dengan emosi bisa mengakibatkan penyesalan di kemudian hari. Bercerai tidak hanya sebatas memutus hubungan perkawinan, namun juga akan menyisakan banyak hal negatif seperti dampak perceraian bagi istri dan beberapa hal tersulit yang dihadapi wanita pasca perceraian. Tidak hanya sampai disitu, ada juga akibat perceraian lainnya seperti dampak perceraian bagi anak balita, dampak perceraian bagi anak perempuan,
- Ingin memperbaiki rumah tangga.
Rumah tangga yang retak dan di ujung tanduk masih bisa diperbaiki. Walaupun sang istri sangat keras hatinya untuk bercerai namun suami yang ingin menjaga rumah tangganya akan menggantung status istrinya dan berharap sang istri bisa sadar dan kembali memutuskan untuk membina rumah tangga bersama. Terlebih jika ditengah-tengah mereka telah ada si buah hati yang masih membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya.
Dari ketujuh alasan suami menggantung status istri di atas tidak semuanya buruk, namun ada juga yang demi memperjuangkan keutuhan rumah tangga sebagai salah satu cara membina keluarga sakinah. Hal yang terbaik dalam beruah tangga adalah menjauhi perceraian dengan menemukan solusi dan jalan keluar dengan hati dingin dan penuh kesabaran. Paling baik untuk memberi waktu yang cukup panjang dalam membuat keputusan untuk bercerai karena jika masih dipengaruhi oleh emosi ditakutkan akan menyeal dikemudian hari karena hanya menuruti ego masing-masing.