Suatu pernikahan bukan hal yang main-main. Pernikahan dilakukan bukanlah semata-mata karena takut umur, keterpaksaan, atau lebih-lebih karena harta. Pernikahan baiknya dilakukan karena dua hati telah mantap untuk maju kejenjang selanjutnya baik itu secara fisik dan mental. Tidak mudah memang untuk mengetahui ciri-ciri cinta sejati telah ditemukan dan cara memilih pendamping hidup yang baik dan tepat, karenanya juga ada masa penjajakan sebelum ketahap yang serius. Semua perlu persiapan yang lengkap dan matang bukan hanya ceklist persiapan lengkap tapi dalam menjalani suatu pernikahan juga dibutuhkan kesabaran dan kontrol emosi yang bagus karena menyatukan dua kepala dengan isi kepala yang berbeda pula sangatlah tidak mudah.
Permasalahan dalam rumah tangga
Permasalahan yang muncul dalam rumah tangga bermacam-macam misalnya, ucapan yang menyakitkan hati pasangan dan tidak bisa diterima oleh salah satu pihak, ada beberapa penyebab istri selingkuh dari suami, masalah keuangan/ekonomi keluarga, tidak mengetahui cara berbakti kepada suami,yang baik, tidak menjalankan bagaimana cara suami memperlakukan istri dengan baik dan sebagainya yang mejadi penyebab suami istri tidak harmonis. Masing-masing kepala punya ego, pemikiran dan nalarnya sendiri, untuk itu rasa pengertian satu sama lain diperlukan cara menjaga rumah tangga yang baik. Penyelesaian perbedaan pendapat itu bisa dibicarakan baik-baik dan diatasi dengan kepala dingin, tapi ada kalanya dimana suatu pasangan tidak menemukan titik terang dalam menghadapi masalah rumah tangga dan lebih memilih untuk bercerai.
Perceraian adalah jalan terakhir yang dipilih suatu pasangan yang dirasa sudah tidak bisa bersama lagi. Sebelum keputusan tersebut terjadi banyak hal yang harus dipertimbangkan, apalagi yang sudah memiliki anak. Mereka juga harus memikirkan perasaan dari anak-anak mereka. Jangan sampai karena perceraian orang tua lalu anak menjadi korbannya. Sebagian besar anak-anak tidak bisa menerima dan kompromi dengan kenyataan yang ada. Akan banyak menimbulkan dampak broken home terhadap pada anak, beberapa diantaranya Dampak Perceraian terhadap Anak :
- Trauma pada suatu hubungan
Bayang-bayang trauma akan perceraian selalu ada di otak mereka. Tidak mudah melupakan suatu kenangan yang buruk tentunya. Bisa saja mereka tidak lagi percaya pada suatu hubungan, karena mereka melihat pada hidup mereka sendiri yaitu orang tua mereka yang bercerai.
- Depresi
Rasa depresi karena kehilangan salah satu figure orang tua yang biasa mereka lihat setiap hari. Setelah perceraian mereka tidak lagi memiliki satu keluarga yang utuh, dari rasa kehilangan ini berlanjut kepada kesedihan dan kesepian. Jika ini berlanjut bisa menimbulkan masalah kejiwaan pada anak.
- Rentan terkena gangguan kesehatan
Masalah perceraian orang tua secara tidak langsung mempengaruhi pikiran anak. Pikiran yang terbebani akan menyebabkan kesehatannya terganggu juga, mulai dari tidak enak makan, sulit tidur, rasa kehilangan dan lainnya.
- Mudah terpengaruh kepada hal-hal buruk
Rasa frustasi yang dialami juga bisa membawa anak kepada hal-hal buruk, jika selaku orang tua tidak ikut mengarahkan anak. Misalnya anak tiba-tiba menjadi seorang perokok, minum-minuman keras, pemakai narkoba. Hal itu terjadi bisa karena anak mengganggap tidak ada lagi tempat untuk mereka meluapkan perasaan, sehingga mereka melampiaskannya pada hal-hal yang tidak baik.
- Menjadi lebih temperamen
Perubahan sifat anak dilakukan untuk menunjukkan rasa kekecewaaan yang dirasakan karena peceraian tersebut. Mereka melakukan hal tersebut bisa juga dilakukan untuk mencari perhatian orang tua.
- Menurunkan prestasi
Prestasi akademik bisa menurun drastis, akibat dari perpisahan orang tua. Semua pikiran mereka terpusat hanya pada masalah orang tua mereka saja, sehingga menyebabkan malas belajar atau sekolah.
- Minder atau kurang percaya diri
Setelah perceraian, anak akan mendapat sejumlah permasalahan sosial dalam dunianya. Misal menghadapi berbagai macam pertanyaan seputar keluarga, mengapa orang tuanya bercerai, serta banyak omongan tidak bagus yang didengar dari orang lain atau bahkan teman bermain mereka sendiri.
- Tidak menghormati orang tua
Anak tidak lagi menurut dan bertindak semaunya sendiri. Mereka secara tidak langsung menelan pil pahit karena perceraian orang tua mereka. Mereka juga kadang menyalahkan orang tua mereka atas apa yang mereka rasakan
- Muncul rasa benci
Seringnya pertengkaran yang mereka lihat didepan mata mereka, akan membuat mereka menjadi benci kepada orang tua. Akibatnya timbul rasa tidak nyaman dirumah. Penyebab suami istri bertengkar banyak sekali, tapi hendaklah dijaga agar tidak terjadi didepan buah hati.
- Takut dan gelisah
Anak akan takut dan gelisah untuk memikirkan antara memilih ikut ibu atau ayahnya. Bagi mereka ini adalah pilihan tersulit. Jika memilih ikut ibu, ada rasa takut kehilangan sosok ayah begitu pula sebaliknya.
Cara Mengatasi Pengaruh Dampak Perceraian
Semua peristiwa pasti ada negatif dan positif-nya begitu pun dengan kasus perceraian. Nilai negatif-nya mungkin lebih banyak daripada nilai positifnya. Walaupun orang tua memilih bercerai, ada baiknya tidak mengabaikan perasaan anak mereka. Agar dampaknya tidak terlalu buruk, orang tua baiknya :
- Berikan pengertian dengan bahasa yang dimengerti anak mengapa mereka memilih berpisah. Diskusikan dengan anak, beri mereka pengertian alasan perpisahan yang tidak menyakiti perasaan mereka. Jelaskan juga bagaimana untuk kedepannya.
- Dengarkan juga tanggapan anak mengenai hal ini. Jangan memaksa untuk selalu didengar, biarkan anak meluapkan apa-apa yang ada dihatinya karena ini juga menyangkut tentang hati anak.
- Jangan putus komunikasi dengan anak pasca perceraian, tetaplah berikan perhatian penuh kepadanya. Setelah perceraian tempat tinggal akan terpisah. Sering berkunjung dan telepon akan menjadi alternatif mudah agar komunikasi tetap berjalaln.
- Jangan saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Jika ini terjadi akan semakin membuat anak sedih dan trauma. Semakian menyakinkan mereka bahwa suatu hubungan hanyalah palsu belaka. Kedepannya tidak mudah untuk menerima orang lain dalam hidupnya.
- Buanglah sikap ego pada masing-masing pasangan jika berada didepan anak. Jangan membatasi ruang gerak mereka dan menjaga sikap yang baik bila bersama anak akan membuat anak merasa merasa diperhatikan.
Tidak sedikit anak hasil perceraian rumah tangga yang memilih jalan yang salah dalam hidupnya, tapi tidak sedikit pula anak dari broken home yang sukses dalam menata hidup. Semua tergantung kepada orang tua yang memegang peran penting dalam hal ini. Hak asuh anak dalam peceraian harus diketahui kedua belah pihak, janganlah memaksakan harus ikut siapa, tapi bagaimana caranya agar anak bisa terus merasa dekat dengan kedua orang tua, tetap berikan dukungan kepada mereka adalah cara agar percaya diri mereka tidak menurun dan cara menghindari pergaulan bebas diluar sana.
Bahagia anak adalah bahagia orang tua. Sampai kapanpun tak ada yang mampu menggantikan kasih sayang orang tua kandung. Jangan biarkan anak merasakan pil pahit keegoisan orang tua. Sebisa mungkin hindari jalan perceraian walaupun perceraian diboleh dalam agama, mungkin lebih baik jika kita bisa menemukan cara menenangkan hati dan pikiran saat ada masalah daripada bertengkar dengan pasangan.