Home » Kehidupan » Anak Anak » 5 Cara Menghadapi Anak Apatis dan Egois

5 Cara Menghadapi Anak Apatis dan Egois

by Harni Mutia Sara S.Si

Cara menghadapi anak yang apatis adalah dengan membawanya kepada kegiatan sosial atau organisasi anak yang berada di tempat tinggal. Anak yang apatis tidak memiliki sikap dan simpati terhadap orang lain. Hal ini akan berbahaya karena anak menjadi tidak peduli terhadap lingkungannya. Anak yang apatis sangat berbahaya bagi pertumbuhannya karena dapat beresiko menjadi egois. Jika anak degan kondisi demikian sebaiknya orang tua segera menanganiny. Orang tua bertanggung jawab menjadikan anak memiliki peran penting di masyarakat nantinya. Anak akan lebih bermanfaat dan peduli kepada keluarga, lingkungan, negara, dan agama. Berikut adalah beberapa cara menghadapi anak yang apatis

1. Melibatkan dalam Perbincangan dengan Saudara

Cara menghadapi anak yang apatis adalah dengan melibatkan anak pada pembincangan dengan saudara. Anak yang apatis pada umumnya tidak memiliki kepedulian terhadap sekitar. Mereka akan kesulitan untuk menanggapi dan berperan di dalam suatu permasalahan. Hal ini akan membuat anak sulit mendapatkan teman yang peduli padanya, karena anak tersebut tidak mampu menunjukkan kepedulian sikap kepada orang lain. Sebagai orang tua kita harus menstimulus anak untuk berbincang dengan banyak sanak saudara dan teman. Hal ini akan membuat anak semakin banyak interaksi. Interaksi yang banyak akan membuka pikiran anak secara perlahan. Anak akan menyesuaikan diri dengan keadaan dan cara menghilangkan sifat pendiam. Anak juga akan belajar untuk peduli kepada sesama.

2. Mengajak Anak ke Panti Asuhan

Cara menghadapi anak yang apatis adalah dengan mengajak anak ke panti asuhan. Hal ini sangat baik untuk menstimulus rasa kepedulian pada anak. Anak yang melihat anak lain tidak beruntung maka ia akan berpikir ulang untuk bersyukur. Anak akan timbul rasa iba yang perlahan menjadi rasa peduli. Orang tua sebaiknya melibatkan anak ketika memberikan rasa kasih sayang pada anak yatim piatu di panti asuhan. Biarkan anak merasakan untuk berbagi dengan mereka. Hal ini sangat baik untuk mendukung perkembangan mental anak menjadi jiwa yang senantiasa mengasihi orang lain. Jika anak tumbuh dengan baik dia akan memiliki jiwa yang lembut dan mudah untuk membantu orang lain. Jika banyak orang yang menyayanginya maka anak akan banyak yang menolong ketika dia menghadapi kesulitan. Kelebihan orang cuek ada yang berilai positif yang dapat lebih dikembangkan.

3. Mengikutsertakan Anak Pada Komunitas Anak

Cara menghadapi anak yang apatis adalah dengan mengikutsertaka anak pada komunitas yang diperuntukkan untuk anak. Komunitas ini biasanya ada di setiap kota. Misalnya komunitas peduli lingkungan, pengumpul biji, dan lain- lain. Semakin banyak anak berinteraksi dengan hal – hal yang membangun kepeduliannya akan membuat anak semakin terstimulus untuk melakukan hal – hal yang berguna untuk orang lain. Anak juga akan tumbuh menjadi sosok yang memiliki hati peka terhadap orang lain dengan didukung cara menghilangkan rasa malu.

4. Membatasi Gadget

Orang tua harus membatasi kebiasaan anak dalam bermain gadget. Hal ini sangat penting karena gandget membuat anak memiliki dunianya sendiri. Anak menjadi jauh dari lingkungan sosial dan ini berdampak tidak baik bagi perkembangannya. Gadget akan membuat anak melupakan interaksi sebagai mahluk sosial. Gadget sangat berbahaya bagi perkembangan anak jika terlalu lam digunakan. Orang tua harus pintar dalam mensiasati agar anak tidak mudah terpengaruh oleh gadget. Jangan sampai anak memiliki karakter psikologi anak korban perceraian.

5. Mengutamakan Wisata Alam

Anak sebaiknya diajak ke wisata alam yang lebih menstimulus prilaku yang menjadi lebih peduli lingkungan. Anak yang lebih banyak bermain di luar akan menjadi pengamat yang baik dan tidak perlu menerapkan cara menghadapi anak nakal.

You may also like