Memiliki ibu mertua yang cerewet seringkali menjadi momok bagi pasangan suami istri dalam kehidupan rumah tangga, apalagi jika tidak tahu cara mengambil hati mertua. Kita mungkin merasa terganggu bahkan jengkel lantaran terlalu sering mendapat komentar atau kritik atas hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan oleh mereka. Perasaan ini kemudian membuat kita sering menghindari mereka dan komunikasi pun menjadi semakin jarang. Kita tentu tidak ingin hubungan dengan mertua menjadi renggang apalagi menegang. Hubungan yang adem ayem dengan mertua sudah pasti menjadi dambaan semua menantu.
Untuk itu, pengtahuan tentang tips menjaga hubungan dengan mertua sangatlah penting. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa sifat cerewet mertua merupakan pertanda bahwa mereka tidak suka dengan kita. Jangan pula terus-terusan menghindar, karena mereka tetaplah ibu yang melahirkan pasangan kita. Yang harus kita lakukan adalah menghadapi mereka dengan cara yang benar. Penasaran bagaimana? Berikut cara menghadapi ibu mertua yang cerewet.
- Bicarakan tentang batasan
Pernikahan bagi pasangan suami istri adalah sebuah babak baru dalam kehidupan, sang istri pun semangat untuk menjalankan peran ibu dalam keluarga. Namun perlu diingat bahwa bagi ibu pasangan kita, ini merupakan tahapan dimana anak kesayangan mereka telah dewasa dan menjalani kehidupan baru yang di dalamnya sang ibu tak lagi memiliki pengaruh sebesar dulu.
Muncullah kesan “tergantikan,” meskipun bisa dibilang bahwa anggapan tersebut rasanya terlalu berlebihan. Ini menjadi salah satu pemicu mertua menjadi kritis atas hal-hal yang kita lakukan. Untuk menghindari hal ini berlangsung terus menerus, cobalah bicarakan tentang batasan keterlibatan mereka. Namun kita harus tahu cara menghormati orang tua, yaitu dengan berhati-hati agar tidak menyinggung atau menyakiti perasaan mereka.
- Libatkan suami
Pada akhirnya, pernikahan merupakan hal yang dijalani bersama. Menghadapi mertua yang cerewet diawali dengan menyelesaikan pertengkaran dalam rumah tangga sendiri. Yakinkan mereka bahwa setiap ada masalah, kita bisa menyelesaikannya bersama suami. Ini akan membuat mereka percaya bahwa kita mampu menyelesaikan masalah tanpa perlu campur tangan mertua.
- Menjadi pendengar yang baik
Entah itu tentang cucu mereka atau yang lainnya, hubungan dengan mertua acap kali tidak luput dari kritik. Jika hal ini terjadi, cobalah untuk berhenti sejenak dan dengarkan secara seksama apa yang mereka katakan. Temukan cara bersikap tenang, mungkin saja yang dikatakan ada benarnya. Jangan langsung memotong atau mencoba mengelak saat itu juga, karena ini hanya akan memperparah situasi.
- Jangan bersikap emosional
Mertua yang cerewet memang sering bikin keki. Akan tetapi, haruskah dihadapi dengan emosional? Tentu tidak. Latihlah cara mengendalikan diri, ubah respon kita dari emosional menjadi rasional. Apabila sudah menguasai ini, cara pandang kita akan menjadi lebih luas dan reaksi kita pun lebih terkontrol. Menunjukkan sikap ini kepada mertua menandakan kedewasaan dan kematangan dalam berpikir, sehingga mereka bisa merasa tenang untuk membiarkan kita mengurusi permasalah kita sendiri.
- Cari tahu apa penyebabnya
Coba pikirkan, apa yang mertua kita butuhkan saat ini? Seringkali seseorang berperilaku sedemikian rupa atau mengkritikisi orang lain karena mereka sendiri memiilki keinginan yang belum terpenuhi. Masalahnya, perilaku tersebut terkadang tidak merefleksikan keinginan mereka, sehingga semua orang dibuat bingung. Cari tahu apa sebenarnya yang menjadi penyebab sifat cerewet tersebut.
Ini adalah hal penting dalam cara menghadapi mertua. Bukan tidak mungkin bahwa komentar yang mereka lontarkan dipicu keinginan mereka yang belum terpenuhi, dan mereka sendiri sebenarnya tidak bermaksud untuk mendikte atau ikut campur.
- Sering-sering berkomunikasi
Komunikasi merupakan kunci keharmonisan sebuah hubungan, tidak terkecuali hubungan dengan mertua. Ini adalah salah satu tips menjaga hubungan dengan mertua. Dengan seringnya berkomunikasi, terjadinya kesalahpahaman akan terminimalisir. Kesalahan yang sering terjadi adalah membiarkan kesalahpahaman ini berlangsung dalam waktu yang lama. Sebagai contoh, seorang mertua mengatakan sesuatu yang ternyata membuat menantunya tersinggung, padahal ia tidak bermaksud demikian.
Sang menantu pun mulai menjauhi mertuanya, sementara mertuanya bersikap biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Nah, jika ini terus dibiarkan, yang ada hanya akan membuat kita semakin sakit hati dan membenci mereka. Cobalah untuk lebih dulu membuka pembicaraan, tanyakan mengapa mereka mengatakan hal tersebut. Karena jika bukan kita yang memulai, kesalahpahaman tersebut tidak akan terselesaikan.
- Hindari perdebatan
Menghadapi ibu mertua yang cerewet bukanlah hal yang sulit, asalkan tahu cara mengendalikan situasi. Saat melancarkan “serangan,” bisa jadi mereka mengira bahwa kita akan mengelak atau membela diri. Namun bagaimana jika kita setuju dengan perkataan mereka? Tunjukkanlah cara bersikap sabar dalam segala hal. Respon seperti ini akan membuat mereka terkejut atau bahkan memikirkan kembali apa yang baru saja dikatakan. Setuju dengan perkataan mereka bukan berarti kita harus mengubah pendirian dan pendapat. Dengan melakukan hal ini, perdebatan yang tidak perlu dapat dihindari, ditambah lagi kita tidak membuat mereka tersinggung.
- Jangan diambil hati
Sifat cerewet mertua bisa disebabkan banyak hal. Apapun itu, jangan terlalu memikirkan apa yang mereka katakan. Ini sulit dilakukan bila tidak tahu cara menghadapi orang pemarah. Tanamkan dalam diri bahwa perilaku tersebut bukan karena kita tidak tahu cara menjaga rumah tangga yang baik.
Dengan begitu, hati akan terasa lebih enteng. Biasakan untuk tersenyum dan berkata terima kasih. Di saat kita menunjukkan sikap lapang dada dalam menerima kritik, efek dari kecerewetan mertua akan berkurang. Perilaku negatif yang tidak mendapat reaksi dengan sendirinya akan berhenti.
- Berikan hadiah
Siapa sih yang tidak suka dengan hadiah? Jangan sia-siakan momen-momen seperti hari ulang tahun mertua atau hari ibu. Jikalau bingung akan memberikan apa, tanyakan kepada suami hadiah yang apa yang kira-kira disukai. Kemudian katakan bahwa hadiah tersebut adalah dari kita. Ini juga termasuk cara berbakti kepada orang tua. Saat mertua merasa diperhatikan, hatinya akan luluh. Jika sudah begini, mertua yang sebelumnya cerewet bisa jadi bersahabat.
- Menjadi diri sendiri
Setiap mertua tentu memiliki menantu idamannya masing-masing, entah itu yang jago masak, atau pintar mengurus anak. Bila belum masuk kriteria tersebut, sifat cerewet mertua pun tidak terelakkan. Namun haruskah kita berubah menjadi menantu yang mereka inginkan? Tidak juga. Jika suami telah menerima kita apa adanya, tidak ada kewajiban untuk berubah. Disini kerja sama dengan suami sangat dibutuhkan. Kedua pasangan harus bersama-sama memberi pemahaman kepada mertua bahwa menantu mereka juga memiliki kekurangan dan berharap mereka bisa menerimanya.
- Melihat dengan kaca mata orang dewasa
Saat masih kecil, di mata kita orang tua tahu segalanya. Pendapat mereka pastilah yang paling benar. Coba pikirkan kembali bahwa kita sudah dewasa dan pendapat mertua merupakan pendapat mereka, ya, hanya sebatas pendapat. Belum tentu karena mereka yang mengatakannya, sudah pasti itu benar. Sebagai orang dewasa, kita sudah tahu cara membuat keputusan sendiri dan menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut. Dengan begini celotehan yang mereka lontarkan tidak akan memiliki dampak yang berarti.
Ingat, hubungan dengan mertua adalah hubungan jangka panjang. Menjaga hubungan ini merupakan salah satu tips menjaga keharmonisan rumah tangga. Berusahalah membuat hubungan ini bersemi. Semakin kita berusaha memperbaiki hubungan dengan mereka, semakin baik. Jangan lupa bahwa mereka adalah ibu dari pasangan yang kita cintai. Karena itu, terimalah kelebihan dan kekurangan mereka.