Setiap orang pasti ingin memiliki hubungan yang bisa bertahan hingga maut memisahkan. Akan tetapi, terkadang takdir berkata lain. Salah satu pasangan ada yang lebih memilih berpisah daripada mempertahankan hubungan lebih lama lagi. Perpisahan bukanlah sesuatu yang jelek, tetapi juga bukan merupakan jalan terbaik. Apalagi dalam kehidupan rumah tangga, perceraian adalah sesuatu yang memang sebaiknya dihindari. Perceraian memiliki akibat yang sangat banyak. terutama akibat perceraian orang tua bagi anak, dapat mempengaruhi anak di kemudian hari.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegak perceraian. Dengan cara membina rumah tangga yang harmonis. Akan tetapi, penyebab perceraian suami istri yang paling sering terjadi tidak dapat kita hindari. Sekarang bagaimana kita dapat melawan berbagai masalah di dalam rumah tangga. Lalu bagaimana jika pasangan yang meminta kita untuk bercerai. Apa yang harus dilakukan jika istri meminta cerai kepada suami. Bagi para suami yang sedang mengalaminya, atau tidak mau mengalaminya, berikut ini cara menghadapi istri yang minta cerai kepada suami.
1. Sabar
Saat bertengkar, terkadang pola pikir kita tidak dapat berpikir dengan tenang. Kita cenderung meluapkan emosi dengan mengucapkan kata- kata yang sembarangan, tanpa berpikir dahulu. Saat istri meminta cerai, pasti semua laki- laki akan merasakan rasa sakit pada perasaannya. Akan tetapi, saat istri meminta cerai, hal pertama yang dilakukan suami adalah tetap sabar dan tenang. Dengan cara meredam emosi diri, kita dapat menghindari masalah yang semakin panjang. Salah satu yang harus dilakukan suami adalah menjadi air dikala istri sedang panas. Sehingga kemarahan istridapat terbendung, dan istri mulai dapat berpikir dengan tenang.
2. Tanyakan Alasannya
Saat istri meminta cerai kepada suami, suami harus memastikan bahwa alasan yang dikemukakan istrinya adalah alasan yang masuk akal. Jangan sampai, istri membuat alasan yang dibuat- buat hanya agar dapat berpisah dengan suaminya. Tanyakan dengan lembut, dan jangan memakai emosi. Tanyakan juga apakah istri sudah berpikir dengan hati- hati dan matang atau tidak. Pastikan bahwa istri memilih bercerai atas kemauan dan pemikiran dia sendiri. Bukan atas bujukan dan rayuan dari orang lain.
3. Diskusikan Baik- Baik Berdua
Saat istri meminta cerai, selain menanyakan alasannya, ajaklah istri untuk berdiskusi berdua saja. Kemukakan pendapat masing- masing. Kenapa istri ingin bercerai, dan kenapa suami ingin mempertahankan rumah tangga. Saling berdiskusi juga dapat membantu menemukan solusi yang lebih baik, sehingga dapat mencegah terjadinya perceraian. Salah satu ciri keluarga harmonis dan sejahtera adalah komunikasi yang tetap terjaga antara suami dan istri. Komunikasi juga mampu melahirkan kembali kedekatan antara suami dan istri. Kurangnya komuninasi juga dapat menjadi penyebab istri minta cerai dari suami kepada suami. Pastikan saat berdiskusi dengan istri, suami dapat menahan amarahnya, dan tidak memakai emosinya. Diskusikanlah dengan suasana yang nyaman, sehingga suami dan istri dapat saling berpikir jernih.
4. Diskusi Dengan Orang Tua dan Mertua
Saat berdiskusi berdua dengan istri tidak menemukan titik temu, ada baiknya segera berdiskusi dengan orang tua dan mertua. Karena pada saat itu adalah masa paling krusial dalam pernikahan. Berbicara dengan orang tua dan mertua juga dapat menjadi penengah atas permasalahan suami dan istri. Sehingga perceraian dapat di cegah. Selain itu, peran orang tua sangat penting, sehingga meminta saran dan pendapat mereka adalah hal yang tepat, disaat istri meminta cerai. Selain itu, pastikan bahwa mertua tidak mendukung keputusan istri secara buta. Maksudnya adalah, banyak orang tua yang langsung membela anaknya, entah itu anaknya salah atau benar. Jika seperrti itu, memintasaran kepada mertua justru akan memperkeruh suasana.
5. Menemui Psikolog
Menemui psikolog bukan berarti kita gila, akan tetapi menemui psikolog pernikahan adalah salah satu hal yang dapat dilakukan suami saat istri meminta cerai. Psikolog pernikahan ini sering kita jumpai di film- film saat tokoh utama dan istri sedang ingin bercerai. Psikolog dapat menjadi penengah antara suami dan istri. Selain itu, biasanya mereka dapat membantu menemukan rasa sayang dan cinta yang sempat hilang, akibat masalah yang terus menerus datang. selain itu, menemui psikolog dapat membantu untuk menemukan solusi terhadap masalah rumah tangga yang dialami oleh pasanganyang sudah menikah. Akan tetapi, yang harus diingat adalah tidak menutup- nutupi masalah yang sebanarnya saat sedang melakukan terapi. Karena hal tersebut akan membauat solusi semakin sulit datang.
6. Menemui Guru Spiritual
Jika suami dan istri adalah orang yang agamis, maka hal yang harus dilakukan suami adalah menemui guru agama atau guru spiritual. Mendekatkan kembali kepada agama dan tuhan juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan, ketika istri meminta cerai. Perceraian dalam agama bukanlah hal yang mudah. Walau dalam islam, hanya cukup mengucapkan kata “talak”, akan tetapi perceraian tidak semudah itu. Dalam beberapa agama dan kepercayaan, perceraian juga merupakan hal yang di larang, bahkan di benci oleh tuhan. Oleh karena itu, saat istri meminta cerai, hendaklah suami meminta bantuan guru agama yang mampu menjadi penengah permasalah rumah tangga. Kembali ke agama juga dapat membantu pasangan suami istri untuk kembali dekat dengan tuhan mereka, sehingga dapat menemukan cinta kembali.
7. Tidak Umbar- umbar di Sosial Media
Salah satu penyebab suami istri bertengkar dalam rumah tangga adalah seringnya pasangan suami dan istri mengumbar masalah di sosial media. Sosial media adalah salah satu wadah bagi siapapun untuk bercerita. Akan tetapi, bukan merupakan wadah untuk mengumbar permasalahan rumah tangga yang dihadapi. Sosial media, dapat menyebabkan sebuah masalah semakin besar, akibat komentar orang- orang yang membaca curhatan kita. Saat istri meminta cerai dari suami, sangat dilarang suami langsung curhat di sosial media. Karena hal itu justru akan membuat masalah semakin lebar, dan membuat istri semakin ingin bercerai.
8. Jika Tetap Memutuskan Bercerai
Jika istri tetap bersikeras dengan keputusannya untuk bercerai, maka suami diharapkan menerima dengan legowo, serta mau mengikuti proses perceraian secara jantan. Terkadang alasan istri untuk bercerai akibat beberapa kelakukan suami yang tidak dapat memenuhi janjinya sebagai kepala keluarga. Seperti suaminya yang malas dan tidak mau bekerja.
Pada dasarnya perceraian memiliki banyak sekali dampak. Salah satunya adalah dampak perceraian di masa depan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk bercerai, pastikan dulu mengatahui dampaknya. Terutama dampak perceraian kepada anak, sehingga anak tidak menjadi korban dari keegoisan orang tuanya. Dan jika perceraian menjadi keputusan final, ada baiknya bercerailah dengan baik- baik, sehingga tidak menimbulkan dendam di kemudian hari.