Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu keluarga yang tidak harmonis atau berantakan karena sikap orang tua yang tidak peduli dengan situasi dan keadaan keluarga dirumah, situasi yang tidak nyaman bisa menjadi penyebab suami istri sering bertengkar dalam rumah tangga. Tidak ada satu orangpun yang ingin rumah tangganya mengalami broken home, tapi kadang mereka secara tidak sadar malah menjadi penyebab keluarga tidak harmonis.
Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab broken home dalam keluarga :
Faktor Penyebab Broken Home dalam Keluarga
Faktor penyebab broken home dalam keluarga bisa bermunculan darimanapun. Suatu pernikahan memerlukan pondasi yang kuat agar bisa bertahan lama. Disini bisa dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari individu itu sendiri, sementara faktok eksternal adalah faktor yang berasal dari luar keluarga. Berikut penjabarannya
1. Faktor internal
- Orang tua yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri
Keadaan dimana orang tua baik itu ayah atau ibu sama-sama bekerja, sama-sama sibuk dengan pekerjaan setiap harinya dapat memicu terjadi broken home apabila tidak diimbangi dengan komunikasi antar anggota keluarga.
- Orang tua tidak dewasa dalam berpikir
Selalu mengedepankan ego masing-masing dan selalu menganggap pendapatnyalah yang paling benar. Hal ini akan menjadi penyebab suami istri sering bertengkar dalam rumah tangga.
- Rumah tangga dengan landasan keimanan yang tidak kuat
Permasalahan yang muncul dalam rumah tangga sejatinya adalah cobaan dalam hidup. Tidak sedikit orang yang depresi lalu melakukan hal-hal diluar dugaan karena tidak punya iman yang kuat.
- Wawasan pikiran yang kurang luas
Bisa disebabkan juga karena faktor pendidikan yang kurang. Wawasan yang kurang luas bisa mempengaruhi cara berpikir dan mengambil sikap terhadap masalah yang sedang dihadapi.
- Masalah keuangan dalam keluarga
Tidak bisa kita pungkiri keuangan dalam rumah tangga menjadi hal yang sangat vital. Satu keluarga bisa bercerai berai hanya karena system keuangan yang buruk, misal suami bekerja keras untuk nafkah keluarga sementara istri boros dalam penggunaan, penghasilan istri yang lebih tinggi dari suami, atau tidak bisa menerapkan tips mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros.
2. Faktor eksternal
- Hadirnya orang ketiga dalam pernikahan
Godaan pasangan yang sudah menikah biasanya adalah orang ketiga yang hadir diantara mereka, bila tidak bisa menghindari masalah ini bisa berakibat hilangnya kepercayaan karena ketidak setiaan pasangan.
- Ada campur tangan orang lain dalam pernikahan
Misal ada kasus orang tua yang ikut ambil bagian dalam kehidupan rumah tangga anaknya, setiap masalah yang ada bukannya mencari cara mendamaikan keluarga yang bertengkar tetapi bertambah runyam karena ada pihak yang terpojokkan.
Broken home bukan hanya terjadi pada keluarga yang bercerai saja tapi juga bisa terjadi pada keluarga utuh tapi tidak bisa menemukan kecocokan satu sama lain sehingga berujung pertengkaran. Imbas dari masalah ini pasti anak. Anak yang berasal dari keluarga broken biasanya rentan terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik seperti pergaulan bebas, narkotika, miras, dan lainnya. Semua dilakukan karena ingin mencari hiburan atau tempat bagi mereka yang tidak menemukan kenyamanan dirumah juga menjadi penyebab anak melawan orang tua. Anak-anak yang masih labil ini terkadang belum mengetahui ciri-ciri teman yang baik dan tulus untuk mereka, dikhawatirkan mereka malah terbawa arus pergaulan bebas anak-anak jaman sekarang.
Cara Mencegah Terjadinya Broken Home dalam Keluarga
Banyak jalan agar mencegah terjadinya broken home pada suatu rumah tangga. Yang terpenting ialah kata SALING.. saling mendengarkan satu sama lain, saling berkomunikasi antar anggota keluarga, saling membantu dalam kesulitan dan lain sebagainya. Kesiapan mental dan fisik sebelum memulai pernikahan juga mendukung agar suatu pasangan tidak kaget dalam berumah tangga. Berikut adalah beberapa cara agar mencegah broken home terjadi :
- Selalu luangkan waktu untuk mendengarkan cerita atau keluh kesah anak
Anak termasuk orang yang baru menjalani kehidupan ini. Mereka perlu arahan dan petunjuk dari orang tuanya. Banyak hal yang terjadi entah dalam pertemanan, sekolah, atau kehidupannya dirumah. Sempatkan untuk sekedar mendengarkan anak curahan hatinya dan berikan respon yang baik seperti cara mengatasi teman yang menyebalkan dan penyebabnya, cara memberikan motivasi pada teman yang sedang sedih, atau cara move on dari mantan pacar. Ini berlaku sampai anak beranjak dewasa, peran orang tua dibutuhkan juga untuk mencari cara menghilangkan sedih saat putus cinta, cara memilih pendamping hidup yang baik dan tepat, ikut menyumbang cek list persiapan pernikahan lengkap. Posisikan diri sebagai teman atau seorang kakak jadi anak lebih nyaman untuk curhat.
2. Ciptakan suasana harmonis didalam rumah tangga
Suasana harmonis bisa diwujudkan jika semua anggota keluarga tidak mengabaikan komunikasi yang baik. Dizaman sekarang komunikasi banyak mendapat kemudahan, mulai dari handphone, email, internet. Komunikasi yang buruk bisa menimbulkan broken home, contoh suami jarang berada dirumah, saat hendak pergi tidak pernah pamit pada istri dia mau kemana, ada urusan apa dan berapa lama. Hal ini mungkin sepele tapi jika terjadi dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan rumah tangga yang dingin dan hampa.
3. Beribadah bersama
Cara ini merupakan cara yang bisa diterapkan dalam rumah, bersama-sama mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi yang beragama Islam bisa dengan sholat berjamaah dirumah, atau sholat bersama-sama ke masjid. Bagi yang beragama Kristiani bisa beribadah bersama-sama di gereja, begitu pun dengan agama Hindu, Budha dan agama yang lainnya.
4. Makan bersama untuk menjaga kehangatan dalam keluarga
Sesibuk apapun usahakan ada waktu bertemu dengan anak dan pasangan. Makan malam bersama bisa menjadi cara alternatif untuk menambah keharmonisan rumah tangga. Jadwalkan minimal satu minggu sekali, bisa diakhir pekan dimana banyak luang.
5. Selalu terbuka dan menjaga tidak keluar ucapan yang menyakiti hati pasangan
Bila ada masalah dalam rumah tangga dibicarakan dengan baik-baik bersama-sama pasangan. Jangan menjudge negatif pasangan kita, berikanlah solusi dan hadapi bersama permasalah yang ada sehingga masalah tidak sampai melebar kemana-mana
Jika ada masalah dengan anak atau pasangan segeralah mencari jalan keluar dengan diskusi bersama. Membiarkan permasalahan rumah tangga berlarut-larut tidaklah baik untuk pasangan itu sendiri, terlebih anak. Rumah yang nyaman akan menjadi alternatif cara menghindari pergaulan bebas. Perluas wawasan dan jangan terpaku pada pemikiran sempit yang ada. Dalam kehidupan sosial kita bisa tahu mana yang baik untuk keluarga dan mana yang tidak, terapakanlah hal baik yang bisa dilakukan dirumah. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.