Riya’ merupakan salah satu penyakit hati yang harus dihindari. Jika Anda bersifat riya’, maka Anda cenderung ingin menampakkan kebaikan-kebaikan Anda di depan orang lain dengan maksud ingin mendapat pujian dan sanjungan dari orang lain. Maka, jika Anda memiliki rasa riya’ saat beribadah, bukan ridho dan berkah Allah yang Anda harapkan, melainkan pujian dari orang lainlah yang ingin Anda dapatkan.
Bahaya Sifat Riya’
Kita sebagai manusia, tidak hanya perlu mengetahui cara menghindari sifat takabur, tapi juga harus menghindari sifat riya’ yang juga merupakan sifat buruk. Riya’ seringkali tidak bisa dirasakan keberadaannya. Sifat buruk ini perlahan-lahan menelusup ke dalam hati dan menimbulkan keinginan berbuat baik saat ada orang lain yang melihat. Sifat riya’ memiliki bahaya tersendiri yang perlu diketahui agar membuat Anda semakin yakin bahwa sifat riya’ ini patut dihindari. Berikut ini beberapa bahayanya:
- Hilangnya pahala sedekah – sifat riya’ membuat pahala sedekah terkikis dan membuat amalan-amalan baik yang telah Anda lakukan tidak bernilai di hadapan Allah.
- Celaka di akhirat – sifat riya’ membuat seseorang merasa telah berbuat kebaikan dan mendapatkan banyak pahala, namun akan mendapat azab yang dahsyat di akhirat kelak.
- Termasuk sifat syirik tersembunyi – Sifat riya’ termasuk perbuatan syirik khafi (tersembunyi) yang bisa merusak ibadah tanpa terasa.
- Ditinggalkan Allah – sifat riya’ merupakan sifat yang sangat dibenci Allah sehingga barang siapa yang memelihara sifat tersebut akan ditinggalkan oleh Allah dan jauh dari pertolongan-Nya.
Dengan begitu bahayanya sifat riya’, maka sangat perlu bagi kita semua untuk selalu mengintrospeksi diri dan meluruskan niat berbuat baik dengan mencoba cara menjadi pribadi yang baik. Anda pasti tidak ingin ibadah dan perbuatan baik Anda dinilai sia-sia oleh Allah, bukan?
Oleh karena itulah, selain kita melakukan cara menghilangkan sifat angkuh, kita perlu mengetahui cara menghindari sifat riya’ yang secara tersembunyi dan diam-diam ada di hati kita.
Cara Menghindari Sifat Riya’
Mungkin tidak akan mudah bagi kita untuk menghindari sifat riya’. Bagaimana akan mudah, jika untuk mendeteksi kehadiran sifat riya’ itu saja sudah sangat sulit? Kita harus selalu melakukan cara menghindari perilaku tercela, yaitu selalu introspeksi diri dan berhati-hati meniatkan diri saat akan melakukan sesuatu. Jika Anda tidak suka melakukan cara menghadapi orang sombong, bahkan bertemu dengannya pun malas, maka begitu juga yang dirasakan orang lain. Hampir sama dengan keharusan melakukan cara menghilangkan sifat sombong, berikut beberapa cara menghindari sifat riya’ yang wajib diketahui:
- Menjaga tauhid
Pertama-tama yang harus dilakukan untuk menghindari sifat riya’ adalah menanamkan pada diri bahwa Allah Maha Besar dan paling berhak untuk memiliki semua sifat baik. Dengan selalu mengingat kebesaran Allah, kita akan merasa kecil dan tidak pantas untuk merasa baik dan ingin dipuji makhluk lain.
- Selalu mendekatkan diri pada Allah
Kita harus selalu melakukan cara agar tetap istiqomah di jalan Allah untuk mendekatkan diri pada-Nya. Dengan kita berusaha mendekatkan diri pada Allah, maka kita akan selalu berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Saat kita mengetahui bahwa sifat riya’ merupakan sifat yang dibenci oleh Allah, maka kita tidak akan mau memiliki sifat riya’.
- Menempatkan diri sebagai hamba Allah
Kita juga harus sadar bahwa kita hanyalah seorang hamba yang penuh kekurangan dan membutuhkan ridho Allah untuk bisa melakukan apapun. Ibadah dan amal baik kita merupakan salah satu cara kita untuk mendapatkan ridho Allah. Lalu, bagaimana Allah meridhoi kita jika ibadah dan amal baik kita tidak bernilai bagi-Nya karena sifat riya’ yang kita miliki? Oleh karena itu, kita harus senantiasa melakukan cara menghindari sifat hasad agar terhindar juga dari sifat riya’.
- Selalu mengingat akhirat
Akhirat merupakan tempat kita hidup yang lebih kekal dibandingkan kehidupan di dunia. Maka, kita semua pasti menginginkan mendapat kelapangan dan ketenangan di akhirat nanti. Oleh karena itu, kita harus selalu beramal baik dan menjaga agar amal itu bernilai pahala di hadapan Allah. Dengan kita selalu mengingat akhirat, kita akan merasa takut berbuat riya’ dan melakukan cara merubah kepribadian menjadi lebih baik lagi karena tidak ingin pahala amal ibadah kita terkikis habis akibat sifat riya’.
- Menyembunyikan amal dan ibadah
Cobalah untuk menyembunyikan amal dan ibadah kita dari orang lain. Dengan kita berusaha menyembunyikan amal dan ibadah kita, diharapkan kita tidak mengharapkan pujian dan komentar orang lain untuk apa yang telah kita lakukan. Menyembunyikan amal dan ibadah membuat kita belajar lebih ikhlas dalam melakukan kebaikan-kebaikan, karena kita yakin Allah Maha Melihat dan Dia pasti menilai apapun yang sedang kita lakukan, baik itu kebaikan dan keburukan. Untuk itu, lakukan cara membuat hati ikhlas dan cara menghindari perilaku fitnah agar amal kebaikan kita diterima Allah.
- Selalu memohon ampun dan pertolongan Allah
Manusia merupakan tempat berbuat khilaf dan salah. Sifat riya’ yang seringkali tidak kita rasakan keberadaannya, merupakan salah satu contoh bentuk kekhilafan kita sebagai manusia. Maka, selalu mohonlah ampun kepada Allah dengan senantiasa beristighfar. Kita juga tidak boleh berhenti berdoa memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari sifat riya’ dan mohon pertolongan-Nya untuk meluruskan hati saat beribadah kepada-Nya. Dengan selalu memohon ampun, kita sudah melakukan cara menjaga kesehatan hati untuk merasakan ketenangan di hidup.
- Tidak mempedulikan komentar baik pujian atau celaan manusia
Sebaiknya, kita mulai untuk tidak lagi memikirkan apa komentar orang lain. Baik celaan maupun pujian manusia, tidaklah memberi kita manfaat dalam hal amal ibadah yang kita lakukan. Kita cukup menggunakan komentar buruk dari manusia sebagai bahan pembelajaran dan introspeksi diri untuk kita menjadi manusia yang lebih baik sebagai cara merubah diri menjadi lebih baik.
Ketika dipuji pun, kita cukup berterima kasih sebagai cara menjaga perasaan orang lain dan cara menghargai orang lain yang memuji. Di samping itu, kita bisa menjadikan pujian dari orang lain sebagai acuan untuk jadi lebih baik lagi dan lebih bersyukur atas bantuan Allah yang telah menutup keburukan atau aib yang kita miliki.
Memang tidak mudah untuk menghilangkan sifat riya’ yang diam-diam meracuni hati kita. Oleh karena itu, kita harus selalu bermuhasabah untuk memperbaiki diri dan bertaubat kepada Allah untuk memohon ampunan-Nya atas segala kekhilafan yang telah kita lakukan.