Home » Kehidupan » Anak Anak » 21 Karakteristik Anak Usia Dini

21 Karakteristik Anak Usia Dini

by nadya lestari

Salah satu reward yang amat berarti dari kegiatan mengajar adalah kegembiraan yang dirasakan ketika mengenal si anak, apa yang ia pikirkan, apa yang ia rasakan, apa yang ia bayangkan, apa yang ia percaya, dan banyak lagi. Anda tidak hanya memiliki kesempatan untuk memberi pengaruh baik pada hati dan pikiran mereka yang masih muda, anda pun juga bisa terpengaruh oleh keyakinan anak-anak yang sederhana dan ikut berkembang menjadi orang tua yang baik bagi anak.

Pentingnya Mengetahui Karakteristik Anak Usia Dini

Setiap anak terlahir dengan kebutuhan psikologis yang berbeda. Cara mendidiknya pun tidak semua dapat disamaratakan. Orang tua perlu memahami apa yang anak butuhkan, mereka pikirkan, dan mereka rasakan untuk dapat menemukan cara mendidik anak yang tepat serta cara mendidik anak yang baik.

Selain itu, hal ini diperlukan agar orang tua dapat menanggapi kebutuhan anak dengan tepat karena seringkali orang tua menganggap seorang anak nakal dan susah diatur. Tentu saja pemahaman ini tidak benar dan dapat menyebabkan masalah keluarga  yang berujung pada pertengkaran dalam rumah tangga apabila terus menerus diyakini dan dianggap benar sehingga berdampak negatif pada psikologi anak.

Selagi dalam masa keemasan pertumbuhannya, sangat penting bagi orang tua untuk mengenali karakteristik anak usia dini juga harus dilakukan agar orang tua dapat mengetahui potensi apa yang si kecil miliki serta bagaimana mengembangkan dan mengarahkannya ke arah yang positif.

Berikut ini adalah beberapa deskripsi karakteristik yang akan anda lihat pada anak yang darinya anda belajar dan anda pimpin agar di masa depan mereka dapat tumbuh menjadi anak yang memahami kewajiban anak di rumah beserta tanggung jawabnya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini :

Karakteristik Intelektual

Anak-anak pada usia dini memiliki karakteristik intelektual di mana ia:

  1. Berpikir sangat konkrit dan berdasarkan makna yang sebenarnya, tidak secara abstrak seperti yang biasa ditemukan pada remaja dan orang dewasa. Bagi anak pada usia dini, hal-hal yang mereka lihat atau mereka ketahui terlihat asli sebagaimana mestinya.
  2. Belum memiliki kemampuan untuk mencari alasan dan mengorganisasi konsep-konsep keyakinan yang abstrak dengan logika mereka.
  3. Belajar banyak hal melalui pengalaman mereka di rumah, di tempat ibadah, di sekolah anak usia dini, daycare, atau melalui orang-orang yang merawat mereka.
  4. Belajar banyak hal dengan seluruh tubuh mereka, senang merasakan, menyentuh, bergerak, menjelajah, membaui, mengamati, dan mengira-ngira.
  5. Mulai mengembangkan keterampilan membaca dan menulis. Ada beberapa anak yang sudah dapat menulis, mengenali huruf dan angka, dan berhitung sampai 20. Baca juga cara mengajari anak membaca dengan mudah.
  6. Sering menggunakan bahasa untuk membuat orang dewasa senang. Memberikan jawaban atau respon yang benar tidak mengindikasikan seluruh kemampuan mereka menggunakan bahasa.
  7. Menikmati mendengarkan dan membaca cerita. Aktivitas yang berulang seperti membacakan cerita secara rutin adalah  cara yang penting untuk belajar. Berikut tips cerita yang baik untuk anak.
  8. Seringkali mudah teralihkan perhatiannya ketika sedang mengerjakan sesuatu. Bahkan ketika sedang di tengah-tengah aktivitas yang dilakukan ketika bosan.

Tips Bagi Orang Tua

  • Cobalah  memberikan keseimbangan antara saat-saat untuk mendengarkan dengan tenang dan saat-saat untuk berpartisipasi secara langsung kepada anak.
  • Hubungkan kegiatan pembelajaraan dengan pengalaman yang pernah anak anda dapatkan atau dengan pengalaman baru yang dapat anda bagi dengan mereka.
  • Berilah si kecil kesempatan untuk bergerak.
  • Buatlah permainan, cerita, dan aktivitas lainnya pendek, dengan periode pergantian yang memungkinkan pergerakan bagian ruangan yang satu ke bagian ruangan yang lainnya.
  • Sediakan bermacam pengalaman belajar: cerita-cerita, benda seni, musik, kata-kata, interaksi kelompok, dan lain-lain.
  • Hindari penggunaan bahasa perumpamaan, kalimat simbolisme, dan analogi.
  • Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Berikan dukungan pada kelebihan setiap anak.

Karakteristik Sosial

Anak-anak pada usia dini memiliki karakteristik sosial di mana ia:

  1. Bersikap sangat egosentris. Mereka melihat melalui pandangan mereka sendiri.
  2. Pada masa perkembangannya belum mampu mengerti emosi dan perspektif orang lain dan masih belum dapat mengetahui cara meredam emosi diri dengan mudah.
  3. Memikirkan diri sendiri tetapi di saat yang bersamaan juga terpengaruh oleh orang lain, terutama oleh ayah, ibu, guru, dan orang-orang dewasa lain yang signifikan.
  4. Terpaksa mengalami dunia yang lebih luas dan berisi berbagai jenis orang baru. Banyak anak-anak kecil yang masih ingin bermain sendiri yang harus berusaha keras untuk bermain dengan hal yang lebih penting dan berarti dengan anak lain.

Tips Bagi Orang Tua

  • Terimalah konsep pertumbuhan diri anak tanpa menghakimi egosentrisme mereka yang sudah jelas. Orangtua yang memaksakan kecepatan dan arah pertumbuhan anak akan menjadi orang tua yang over protektif terhadap anak. Pemahaman ini juga menjadi penyebab orang tua pilih kasih terhadap anaknya.
  • Tekankan prinsip bahwa kita spesial di mata Tuhan. Kita diciptakan oleh Tuhan, milik Tuhan, dan dicintai oleh Tuhan.
  • Sadari bahwa anda adalah contoh bagi si kecil, seseorang yang merupakan perwujudan dari kasih sayang yang diberikan Tuhan.
  • Berikan semangat bagi mereka untuk bermain bersama anak lain sembari tetap mengawasi serta memenuhi kebutuhan dan pengakuan mereka sebagai individu. Jangan lupa bahwa terlepas dari keharusan mereka bermain, orang tua perlu juga mengerti cara memanjakan anak dengan baik. Mendorong si kecil untuk aktif berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungannya adalah salah satu cara agar percaya diri mereka tumbuh.
  • Lakukan yang terbaik agar aktivitas belajar menjadi menyenangkan. Siapkan lingkungan belajar yang aman dan bersahabat yang dapat membuat anak-anak ingin terus belajar setiap minggu.

Karakteristik Spiritual

Anak-anak pada usia dini memiliki karakteristik spritual di mana ia:

  1. Memiliki kesadaran yang terus berkembang bahwa Tuhan adalah nyata.
  2. Cenderung memiliki konsep ketuhanan yang sangat sederhana. Anak-anak menganggap bahwa Tuhan adalah ‘sosok besar’ yang tinggal ‘di atas sana’.
  3. Memiliki kesiapan untuk menerima apa yang anda katakan tentang Tuhan.
  4. Merasakan bahwa Tuhan memberi mereka cinta dan kasih sayang.
  5. Menikmati kisah-kisah nabi dan kisah-kisah yang diceritakan dalam kitab suci. Ingin terus diceritakan berulang-ulang.
  6. Dapat mengembangkan sikap menuruti perintah dan larangan Tuhan.
  7. Belum memiliki kontrol secara sadar yang bisa mendorong mereka untuk melakukan perbuatan yang benar atas nama perbuatan itu sendiri alih-alih karena takut akan hukuman atau karena menginginkan imbalan.
  8. Menyadari bahwa tempat ibadah seperti mesjid adalah tempat yang baik.
  9. Dapat mengulangi doa-doa pendek. Pada beberapa periode pertumbuhannya dapat juga mengembangkan doa menurut gagasan sendiri.

Tips Bagi Orang Tua

  • Terlepas dari semua karakteristik itu, biarkan anak-anak mengetahui bahwa Tuhan mengasihi dan menyayangi mereka. Ajarkan ini dalam konteks pengalaman anak-anak yang umum dan dapat mereka identifikasi dengan mudah.
  • Biarkan si kecil menyadari kekaguman anda pada Tuhan dan segala anugerah-Nya.
  • Fokus pada sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepercayaan yang lurus.
  • Ketika anda mengajarkan konsep keagamaan, jagalah agar tetap sederhana dan terbatas: (Tuhan mengasihi dan menyayangi kita, kita mematuhi perintah-Nya, dan lain-lain) Ulangilah dengan frekuensi yang sering.
  • Kembangkan kepercayaan dengan membuat si kecil menyenangi cerita-cerita religius.

You may also like