Home » Cinta » Perceraian » 11 Penyebab Perceraian Di Indonesia – Dampak Mencengangkan

11 Penyebab Perceraian Di Indonesia – Dampak Mencengangkan

by Maya Tita Sari

Perceraian merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi bukan hanya di negara kita melainkan di seluruh dunia. Perceraian sendiri merupakan proses berakhirnya sebuah hubungan pernikahan pada suatu pasangan. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan sehingga minat untuk melanjutkan hidup berdampingan menjadi hilang. Perceraian akan dianggap sah ketika melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh negara. Ketika perceraian terjadi, ada banyak sekali hal yang harus dibicarakan antara pasangan seperti pembagian harta yang diperoleh selama pernikahan mulai dari perabotan rumah, rumah, mobil dan lain sebagainya.

Hal yang harus dibicarakan lainnya adalah bagaimana hak asuh anak-anak kedepannya serta biaya sekolah ataupun biaya perawatan mereka. Perceraian bukanlah hal yang baik dalam suatu hubungan pernikahan. Selain itu, perceraian juga bukan solusi akhir atas masalah yang tengah dihadapi melainkan menambah beban baru yang berbeda. Untuk itu sebelum memutuskan untuk melakukan perceraian sebaiknya berunding dulu baik dan tidaknya dalam melakukan perceraian itu.

Cerai dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu cerai hidup dan cerai mati. Cerai hidup dapat terjadi karena ketidakcocokan satu sama lain atau mungkin karena alasan lainnya. Sementara untuk cerai mati, cerai ini dapat terjadi ketika seseorang ditinggal mati oleh pasangannya.

Ada banyak sekali penyebab perceraian di Indonesia yang dapat menyebabkan pasangan akhirnya memutuskan untuk bercerai seperti halnya :

1.  Masalah ekonomi

Ekonomi menjadi salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan perceraian. Perceraian akibat ekonomi bukan hanya dialami oleh mereka yang ekonominya rendah melainkan juga yang telah mapan sekalipun. Bagi mereka yang telah mapan, kacaunya ekonomi bisa disebabkan oleh gaya hidup yang berlebihan atau bisa pula dikarenakan manajemen keuangan yang buruk.

Hal ini menyebabkan uang cepat habis dan timbul beragam masalah kebelakangnya. Melemahnya ekonomi bisa juga disebabkan oleh pelaksanaan pernikahan yang terlalu mewah hingga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Bagi yang memiliki pekerjaan tetap, kehilangan uang dalam pernikahan tentu dapat ditutupi dengan pendapatan dari pekerjaan mereka. Berbeda lagi dengan mereka yang berekonomi rendah yang biasanya berhutang dulu untuk mencukupi kebutuhan pernikahan mewah mereka.

Hal ini berdampak pada kehidupan pernikahan selanjutnya karena pendapatan bisa saja habis untuk mencicil hutang akibat pernikahan yang dilakukan secara besar-besaran. Jika sudah mantap melakukan pernikahan, sebaiknya memiliki pekerjaan yang tetap dan mampu menghidupi, karena jika tidak, timbulnya percekcokan bisa muncul sewaktu-waktu.

Masalah ekonomi yang menyebabkan perceraian dapat pula terjadi karena peran pencari nafkah dibebankan pada istri. Hal ini tentu dapat memicu pertengkaran dalam rumah tangga. Selain itu perceraian dapat pula terjadi karena pendapatan istri jauh lebih besar dari suami. Hal ini dapat menyebabkan seorang istri menjadi kurang hormat pada suami karena menganggap bahwa dialah yang mencukupi kebutuhan keluarga.

2. Perselingkuhan

Masalah utama perceraian lainnya adalah terjadinya perselingkuhan. Dalam hal ini keterlibatan pihak ketiga entah pada istri atau suami menjadi sumber kacaunya rumah tangga. Banyak dari mereka yang berselingkuh mengaku kurang puas dengan istri atau suami mereka. Hal ini menjadi penyebab istri atau suami mencari pelampiasan lain. Selain itu ada pula yang dikarenakan kembali pada cinta lamanya atau mantan kekasih yang dulu. (baca : ciri ciri wanita selingkuh)

Adapaun penyebab perselingkuhan yang umum terjadi adalah:

  • Sikap otoriter dari pasangan – Hal ini dapat terjadi ketika salah satu pasangan banyak mendominasi hubungan dan tidak mau mengalah atau mendengar penjelasan dari pasangannya.
  • Jenuh dengan pasangan – Kejenuhan pada pasangan dapat terjadi pada pernikahan. Hal ini umum terjadi  mengingat rasa jenuh merupakan salah satu dari sifat dasar manusia. Jika rasa jenuh ini tidak segera dicari solusinya dapat maka yang namanya perselingkuhan dapat terjadi.
  • Ada kebiasaan dari pasangan yang tidak disukai – Ada beberapa pasangan yang baru mengetahui kebiasaan buruk pasangan seiring waktu berlalu. Hal ini menyebabkan hubungan merenggang terutama ketika salah satu pasangan tidak ingin merubah kebiasaan tersebut.

Dengan adanya perselingkuhan umumnya seseorang akan merasa sakit hati dan menyebabkan seseorang mampu mengambil keputusan tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu. Perselingkuhan juga menjadi bukti dimana pasangan anda bukanlah tipe orang yang setia.

3. Tidak sesuai dengan kriteria

Sikap idealis pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Namun yang membedakannya adalah tingkat dari idealisme seseorang itu sendiri. Ada beberapa dari mereka yang memiliki sifat idealisme terlalu tinggi sehingga menuntut keperfeksionisan terhadap pasangannya. Ada pula dari mereka yang sifat idealisme wajar-wajar saja sehingga tidak mengalami masalah pada pasangannya.

Kriteria seseorang yang ditetapkan untuk pasangan dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Kriteria yang ditetapkan oleh anak yang berusia belasan tahun belum tentu sama dengan yang berusia dua puluhan tahun. Semakin tua umur seseorang biasanya tingkat kriteria mereka berubah dan cenderung mengalami penurunan terutama pada mereka yang berusia 30an tahun atau mungkin 40an tahun.

Idealis yang tinggi dalam menentukan kriteria pasangannya terkadang menjadi salah satu penyebab fatal kenapa seseorang belum juga menikah. Sifat idealis dalam menetapkan kriteria tersebut membuat mereka harus bergonta-ganti pasangan untuk mencari yang paling tepat bagi mereka. Perbedaan kriteria yang terjadi setelah menikah menyebabkan perceraian dapat terjadi.

4. Salah satu pasangan terlalu sibuk dengan pekerjaan

Pekerjaan memang penting untuk menunjang perekonomian keluarga. Dengan mencukupi keuangan keluarga maka keadaan ekonomi akan stabil sehingga kebutuhan bisa tercukupi. Namun permasalahannya adalah ketika terjadi suatu pernikahan, mencukupi kebutuhan keluarga bukan satu-satunya hal yang harus dilakukan dengan finansial melainkan ada banyak yang lainnya pula.

Terlebih ketika yang sibuk bukan hanya suami melainkan juga istri maka komunikasi yang harusnya terjalin baik menjadi berkurang dan menimbulkan kerenggangan. Selain itu, aktivitas kerjaan yang menumpuk membuat pasangan kelelahan begitu sampai di rumah. Keduanya akan beranjak untuk beristirahat tanpa meluangkan waktu untuk sekedar bercakap dengan pasangannya.

Hal ini nyatanya menyebabkan hubungan menjadi kurang harmonis. Selain itu, beban pekerjaan yang terlalu berat dapat menimbulkan emosi yang dapat memicu pertengkaran keluarga. Kesibukan yang banyak dijalani pasangan entah dari pihak suami maupun istri membuat hubungan semakin renggang sehingga membuat salah satu pasangan merasa tidak lagi diperhatikan dan biasanya harus dilakukan dengan solusi melakukan aktivitas yang dilakukan ketika bosan untuk mengurangi konflik bersama pasangan anda.

5. Perbedaan

Perbedaan menjadi salah satu alasan yang dapat menyebabkan perpecahan antara dua orang termasuk pada pasangan. Perbedaan membuat seseorang dengan mudahnya melepas hubungan dengan orang lain tanpa toleransi. Ada beberapa contoh perbedaan yang banyak terjadi hingga menyebabkan perceraian yaitu:

  • Perbedaan keyakinan
  • Perbedaan prinsip hidup
  • Perbedaan karena status sosial dan masih banyak lagi

Adanya perbedaan harusnya disikapi dengan kepala dingin dan memiliki cara menenangkan hati dan pikiran sehingga tidak menyebabkan masalah berat hingga harus berpisah. Hal ini dapat disikapi dengan saling mengerti dan saling menghormati. Setiap orang memiliki pendapat masing-masing dan tidak boleh memaksakan kehendak sendiri pada orang lain.

Terutama jika terdapat kekurangan pada pasangan, ada baiknya jika pasangan lainnya memahami kekurangan dari pasangannya. Hal ini dilakukan agar persatuan yang lebih erat dapat terjalin dan bukannya menimbulkan perpisahan.

6.  Pernikahan yang terlalu dini

Pernikahan yang baik tentu pernikahan yang disiapkan sebaik mungkin. Hal ini juga termasuk pada kematangan usia. Ketika seorang anak yang umumnya masih suka bermain dibiarkan menikah karena adanya alasan-alasan tertentu entah karena paksaan dari orang tua atau mungkin karena keinginan anak sendiri biasanya dapat timbul masalah kedepannya.

Mereka yang masih terlalu muda dalam menginjak usia pernikahan, belum siap menghadapi masalah-masalah dalam pernikahan yang dapat terjadi sewaktu-waktu karena masih terlalu muda. Ketika emosi dan kondisi masih labil, akan sering terjadi percekcokan akibat sifat egois yang terlalu tinggi. Tidak heran jika ada banyak dari mereka yang melakukan pernikahan dini melakukan perceraian dalam waktu yang relatif singkat.

7. Perubahan budaya

Jika dulu perceraian dianggap sebagai hal yang tabu, maka berbeda lagi dengan sekarang. Kini perceraian banyak terjadi dan dianggap sebagai salah satu trend atau gaya hidup yang sudah biasa dilakukan.

8. Kurangnya komunikasi

Terjadinya perceraian dapat disebabkan oleh komunikasi yang kurang. Komunikasi yang kurang bisa terjadi karena sifat yang kurang terbuka sehingga terkesan menyembunyikan sesuatu dan membuat pasangan merasa diacuhkan. Selain itu jarangnya waktu luang untuk bersama juga dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Mengatasi hal ini tentu harus dengan merubah kebiasaan serta memperbanyak kebersamaan dengan pasangan. Bersikap terbuka dan mulai aktif berkomunikasi membuka hubungan kembali erat. Jika kurang komunikasi terjadi karena jarak yang tidak mendukung maka penggunaan alat komunikasi akan dibutuhkan dalam mengatasinya.

9. Kurangnya kepercayaan antar pasangan

Satu lagi penyebab perceraian yang banyak terjadi adalah sikap saling curiga atau kurangnya kepercayaan pada pasangan. Rasa curiga yang berlebihan dapat menimbulkan prasangka buruk yang berakhir dengan pertengkaran rumah tangga. Rasa curiga dapat membuat seseorang atau mungkin keduanya menjadi saling mudah menuduh satu sama lain dan akan menjadi penyebab rasa cinta berkurang. Rasa curiga biasa dialami oleh pasangan yang terlalu protektif dan posessif pada pasangannya.

10. Kurang perhatian

Keharmonisan keluarga dapat hilang ketika seseorang tidak lagi perhatian dengan pasangannya. Hal ini tentu menjadi salah satu alasan yang cukup mendasar untuk melakukan perceraian. Perhatian terhadap pasangan dibutuhkan mengingat sifat dasar menusia yang gemar mendapat perhatian.

11. Kekerasan dalam rumah tangga

Hingga kini telah banyak media massa yang memberitakan mengenai KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga. KDRT terjadi bisa disebabkan oleh banyak hal. KDRT sendiri tidak hanya mungkin dialami oleh perempuan namun bisa juga terjadi pada laki-laki.

Terlebih pada seorang wanita, intimidasi dengan kata-kata kasar atau bahkan dengan kekerasan membuat mereka lebih memilih untuk berpisah daripada hidup satu atap dengan pasangan yang membuat hidupnya tertekan dan untuk mengakhiri semua ini harus ada cara meredam emosi dari salah satu pasangan. Ketika rasa tidak tahan terhadap pasangan sudah memuncak, maka tidak jarang dari mereka yang lebih memilih melaporkan kasus kekerasan pada kepolisian.

11. Masalah nafkah batin

Nafkah batin yang bisa berupa seks ternyata bisa jadi alasan penting di balik perceraian sebuah pasangan. Bukan hanya tercukupinya kebutuhan ekonomi namun kebutuhan batin juga harus dicukupi. Ketidakpuasan seseorang terhadap asangannya dalam hal ini dapat memicu terjadinya perselingkuhan yang berakhir pada perceraian.

Dampak Perceraian

Dalam mengambil keputusan untuk bercerai, sebaiknya pasangan memperhatikan untung tidaknya melakukan perceraian tersebut. Jika memang manfaatnya jauh lebih besar dan karena memang cara itulah yang telah diambil maka perceraian dapat dilakukan. Namun ketika perceraian terjadi halnya karena tingginya ego masing-masing sehingga kurang memahami akibat yang akan ditimbulkan, maka ada baiknya jika setiap pasangan saling mendinginkan kepala dan mulai introspeksi diri.

Ada banyak sekali dampak perceraian yang harus diketahui mulai dari:

a. Anak menjadi korban

Keputusan perceraian yang diambil oleh orang tua memberi beban tersendiri pada anak-anak mereka. Anak-anak akan kehilangan sosok orang tua mereka dalam sebuah keluarga. Mereka juga akan kehilangan kasih sayang yang seharusnya masih harus mereka dapatkan.

Banyak dari anak-anak korban perceraian yang sikapnya berubah menjadi murung dan mulai banyak menyendiri selain itu, prestasi di sekolah pun menjadi turun. Selain itu, dampak terburuk seperti pergaulan bebas pun dapat pula terjadi. Banyak dari mereka yang melampiaskan beban hidupnya dengan menggunakan narkoba atau beragam hal negatif lainnya.

Selain anak, orang tua dari pelaku perceraian juga bisa kena dampaknya. Banyak dari pelaku perceraian yang akhirnya membuat orang tua mereka membesarkan anak-anak. Hal ini dapat terjadi ketika pasangan yang bercerai tidak lagi mampu membesarkan anak sendirian atau mungkin karena tidak dapat memenuhi kebutuhan anak.

b. Menjadi bahan gunjingan

Ada banyak sekali mereka yang bercerai menjadi bahan gunjingan di masyarakat. Tidak hanya berlaku bagi pasangan yang melakuan perceraian melainkan juga orang tua dari pelaku perceraian dapat merasakan akibatnya. Banyak dari mereka yang dianggap kurang bisa mendidik anak sehingga anak-anak mereka melakukan perceraian.

c. Emosi menjadi tidak stabil

Beban hidup yang disebabkan oleh perceraian membuat emosi menjadi tidak stabil. Tidak jarang dari mereka yang melakukan perceraian masih menaruh rasa suka terhadap pasangannya sehingga ada perasaan tidak rela untuk berpisah. Kesempatan untuk menghabiskan masa tua bersama pasangan menjadi kandas di tengah jalan. Selain itu banyak pula yang merasa takut untuk menjalin kembali hubungan dengan orang tua akibat rasa trauma perceraian yang begitu membekas di hati. Berbagai macam perasaaan mulai dari marah, terhina atau mungkin rasa kesepian dapat membuat seseorang merasa depresi.

d. Masalah keuangan

Dalam masa pernikahan, kebutuhan seorang istri akan ditanggung oleh suami. Namun ketika perceraian terjadi istri tidak lagi menerima nafkah dari suami sehingga keuangannya bisa jadi berantakan terlebih jika pemasukan tidak ada. Selain itu, ketika seorang istri mendapat hak asuh anak tentu akan tambah bertambah pula beban keuangannya karena harus membesarkan sang anak sendirian. Sokongan yang diberikan suami atas istrinya tentunya terbatas berbeda saat masih terikat dengan pernikahan.

e. Masalah mengasuh anak

Setalah bercerai, peran ganda dapat terjadi ketika anda mendapat hak asuh anak. Seorang ibu harus dapat berperan menjadi ayah bagi anaknya dan begitu pula seharusnya. Hal ini tidak hanya menimbulkan beban tersendiri bagi suatu pasangan melainkan juga membuat si anak terbebani pula. Terlebih ketika anak mulai memasuki masa remaja, tantangan yang lebih berat akan segera terjadi pada anda. Anda harus dapat menjaga serta mendidik anak supaya sikap yang terbentuk adalah sikap yang baik dan bukan sebaliknya.

Persoalan lain datang ketika anda masih harus berbagai hak asuh anak. Dengan adanya rasa sakit hati yang terkadang masih juga dipendam membuat seseorang kurang dapat bersikap adil dan cenderung mementingkan egonya. Hal-hal yang seharusnya dibicarakan dengan kepala dingin pada pasangan, dilakukan dengan meninggikan emosinya sehingga membuat sulitnya jalan keluar terbuka.

Cara Menjaga Keharmonisan Keluarga

Menjaga keutuhan sebuah keluarga ternyata bukan hal yang mudah. Ada banyak sekali masalah dalam kehidupan yang ternyata tidak dapat dituntaskan dalam sekali membalikkan tangan. Ada banyak sekali pasangan yang merasa kehidupan pernikahan mereka hambar dan merasa tidak mampu lagi melanjutkan hubungan dengan pasangan. Hal ini tidak hanya terjadi pada mereka yang telah lama menikah melainkan dapat terjadi pada yang baru menikah. Pengetahuan akan menjaga keharmonisan hubungan antara suami istri diperlukan untuk menjaga kelanggengan dalam berumah tangga.

Berikut ini merupakan tips menjaga keharmonisan dalam berumah tangga yang bisa diterapkan dalam pernikahan:

1. Saling memahami – Saling pengertian dan saling memahami menjadi salah satu kunci sukses awetnya suatu pernikahan. Saling memahami membuat suatu pasangan dapat mengerti dan saling menghormati. Dalam membentuk hubungan saling memahami ini tentu dibutuhkan pengontrolan ego dari kedua belah pihak untuk cara menjaga rumah tangga yang baik. Memaksakan ego membuat perselisihan menjadi mudah terjadi sehingga menimbulkan percekcokan yang dapat berakhir dengan perceraian.

2. Terima kekurangannya – Dalam menikah, tentu kita tidak hanya berhubungan dengan orangnya secara fisik melainkan juga pada sifat-sifatnya. Kalimat “tidak ada manusia yang sempurna” menyiratkan bahwa sebaik apapun seseorang, ternyata terdapat sisi dimana dia tidaklah sesempurna yang dibayangkan. Saling menerima kekurangan tentu menjadi salah satu cara dalam menjaga keutuhan suatu keluarga itu sendiri. Perlu diingat, kita tidak hanya menikah dengan kelebihan seseorang melainkan juga dengan kelemahannya.

3. Saling percaya – Kepercayaan terhadap pasangan dapat menimbulkan rasa aman dan tenteram. Selain itu saling percaya dapat membua suatu pasangan terhindar dari rasa mudah curiga dan berprasangka dan selalu memiliki cara menghadapi masalah keluarga.

4. Saling menghormati – Sikap saling menghormati merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan pada setiap pasangan di dunia ni tanpa ada pengecualian. Menghormati merupakan salah satu cara seseorang dalam memandang orang lain pada posisi yang cukup tinggi. Rasa hormat pada pasangan membuat psangan kita merasa dihargai. Salah satu cara menghormati pasangan adalah dengan cara menjaga sikap dan menjaga nama baik pasangan. Tidak peduli apakah pasangan anda tua ataupun muda di bawah anda, rasa hormat haruslah terjaga sampai kapanpun sebagai tanda jika anda anda pasangan saling menghargai satu sama lain.

5. Saling berbagi – Yang namanya hidup, tentu bukan hanya kesenangan yang didapat melainkan rasa sedih juga sering menimpa. Berbagi dengan pasangan merupakan salah cara kita dalam menjaga keharmonisan hidup berumah tangga. Berbagi dengan pasangan entah sedih ataupun senang membuat pasangan kita merasa dihargai sekaligus dianggap ada. Seorang suami membutuhkan cinta sekaligus kasih sayang dari seorang istri dan begitupun sebaliknya. Suami dan istri tentu diharapkan dapat menjadi partner dalam mengarungi bahtera rumah tangga

6. Mengetahui hak dan kewajiban – Seorang ayah memiliki perannya sendiri dalam keluarga begitupun ibu dan anak. mengetahui peran masing-masing dalam membuat sebuah keluarga terasa lengkap hal ini dikarenakan hak, kewajiban serta tugas-tugas dalam berumah tangga dalam dilakukan dengan baik.

Menjaga keharmonisan keluarga menghindarkan anda dan pasangan untuk tidak melakukan perceraian. Selain itu, sebelum melakukan perceraian, tentu harus dipikirkan dampak-dampak yang dapat tejadi. Tidak hanya dampak untuk diri sendiri melainkan dampaknya bagi anak dan juga keluarga besar. Di dalam agama apapun, perceraian tidak baik untuk dilakukan. Untuk itu menjaga hubungan antara suami dan istri tentu menjadi tugas pasangan yang harus dipertahankan. Hal utama yang harus dijaga adalah komunikasi. Lakukan komunikasi dengan baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang datang sehingga terbentuk kebersamaan yang baik antara suami dan istri.

Baca juga artikel cinta lainnya :

You may also like