Pada usia 8 tahun, anak sudah mulai belajar untuk mengerti bahwa perilakunya akan mempengaruhi orang lain juga dan bisa mendatangkan akibat yang kurang baik bagi dirinya sendiri pula. Dia akan mulai menyadari motivasi dari perilaku orang lain dan menilai hubungannya dengan orang lain. Selain itu, perkembangan motorik halus dan kasarnya juga mengalami perkembangan yang sangat baik.
Anak mulai menunjukkan rasa ingin tahunya lewat pertanyaan – pertanyaan tentang hal yang menarik minatnya. Dengan begitu, daya imajinasinya juga akan menjadi dasar dari perkembangan anak usia 8 tahun. Anak juga mulai bisa memahami peraturan dalam pergaulan dan meminta arahan dari orang tua atau guru apabila menemukan kesulitan dalam suatu hal. Perkembangan anak secara emosi sudah mulai berkembang, bahkan ada sebagian anak yang memasuki masa pubertas lebih awal. Maka cara mendidik anak usia 8 tahun adalah:
1. Tanamkan pendidikan agama
Pentingnya pendidikan agama dalam keluarga bagi seorang anak akan menentukan pada pembentukan karakternya. Agama akan menjadi pembimbing dan acuan seseorang dalam setiap tingkah laku dan tujuan hidupnya. Dengan mendapatkan pendidikan agama yang benar, anak akan memiliki landasan dan pegangan hidup yang kuat.
2. Tanamkan disiplin pada anak
Mengajarkan pentingnya disiplin bisa dimulai ketika orang tua menerapkan cara mendidik anak usia 2 tahun dan cara mendidik anak berusia 3 tahun serta harus dilanjutkan sesuai dengan perkembangan usia anak. Bagi anak berusia 8 tahun, tentu dia sudah mulai mengerti arti disiplin yang telah ditanamkan sejak dini oleh orang tua, karena itu akan lebih mudah untuk berdiskusi tentang pentingnya disiplin dengan anak.
3. Jangan memanjakan anak
Anak telah berusia 8 tahun, itu artinya ia sudah mampu untuk mulai mencoba mandiri. Jika Anda terus menunjukkan cara memanjakan anak tanpa perhitungan, anak tidak akan bisa mandiri. Usahakan untuk tidak terlalu menunjukkan ciri orang tua yang over protektif kepada anak atau terlalu memenuhi segala permintaan anak. Pada usia ini anak sudah waktunya untuk mulai mempelajari bahwa dia harus berusaha lebih dulu untuk mendapatkan sesuatu hal.
4. Ajarkan anak untuk menabung
Anak di usia 8 tahun juga sudah mulai bisa diperkenalkan dengan uang. Ajari anak untuk mulai menabung agar ia mengerti arti berhemat dan berusaha untuk mendapatkan sesuatu hal. Menabung juga merupakan cara mendidik anak yang baik dan mengajarkan tentang uang dengan cara yang efektif.
5. Pertahankan komunikasi yang baik
Karena anak semakin pintar mengungkapkan perasaan dan pikirannya dengan kata – kata, orang tua akan mendapati bahwa saat ini lebih mudah untuk mengobrol dan berdiskusi dengan anak mengenai berbagai hal. Peran orang tua dalam mendidik anak dapat lebih mudah dilakukan dengan komunikasi yang baik dan lancar dengan anak.
6. Selalu pantau keadaan anak di luar rumah
Walaupun mendorong anak untuk mulai belajar mandiri, namun orang tua tidak dapat begitu saja melepas anak tanpa pengawasan. Anak tetap perlu diberikan pengawasan yang sesuai ketika berada di luar rumah. Misalnya ketika di sekolah, orang tua dapat menjalin komunikasi dengan guru untuk mengetahui keadaan anak. Begitu juga ketika anak sedang bermain di rumah temannya, para orang tua dapat saling berkomunikasi untuk memberi kabar tentang anak masing – masing.
7. Ajari anak berbagi
Karena sudah lebih mudah untuk diajak berkomunikasi dan berdiskusi, Anda juga akan lebih mudah menanamkan nilai kemanusiaan kepada anak dengan mengajarinya berbagi dengan orang – orang yang membutuhkan. Tunjukkan kepada anak bahwa ada orang lain yang lebih kekurangan daripada dirinya, seperti anak yatim dan fakir miskin yang membutuhkan uluran tangan kita. Hal itu akan mengajari anak cara menghargai orang lain dan dapat menjadi cara menghilangkan sifat egois anak agar tidak terbawa sampai dewasa.
8. Ajari anak menghargai waktu
Semakin besar usia anak tentunya akan semakin mudah memberi tahunya tentang hal – hal yang esensial dalam hidup. Salah satunya adalah penghargaan terhadap waktu. Jika bisa menghargai waktu, maka anak tidak akan menyia – nyiakan waktu untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Contohnya, ajarkan anak untuk bisa tepat waktu ketika melakukan berbagai hal. Misalnya berangkat ke sekolah, waktu bangun tidur, waktu belajar dan sebagainya. Dengan terbiasa tepat waktu, anak tidak akan membuat orang lain menunggu lama.
9. Tanamkan sopan santun kepada anak
Ketika anak semakin mudah diajak berkomunikasi, saatnya memperkuat pendidikan keluarga berupa sopan santun dan etika dalam pergaulan. Anak memang belajar dari meniru, namun jika tidak terus menerus ditanamkan nilai – nilai etika tersebut tentu saja anak bisa melupakannya. Mengajarkan sopan santun merupakan pendidikan karakter anak yang penting diajarkan sejak dini. Hal ini kelak akan membantu membentuk kepribadian anak sesuai dengan yang diharapkan orang tua, karena itulah perlunya menekankan pentingnya pendidikan karakter pada anak secara terus menerus.
10. Perkenalkan anak dengan kegiatan luar ruangan
Di masa ketika kemampuan motorik kasar dan halus anak sudah mulai meningkat pesat, orang tua perlu mempertimbangkan untuk memperkenalkan anak kepada aktivitas di luar ruangan seperti berkemah, hiking, memancing, atau bahkan hanya sekedar pergi ke kebun binatang. Hal ini perlu untuk mengakomodasi kebutuhan anak akan ruang gerak yang luas dan terbuka.
11. Libatkan anak dalam tradisi keluarga
Inilah waktunya untuk lebih melibatkan anak dalam tradisi yang biasa dilakukan dalam keluarga, misalnya perayaan kegiatan keagamaan di keluarga seperti idul fitri dan lain – lain. Pentingnya untuk melibatkan anak dalam tradisi keluarga dan bertemu anggota keluarga besar lainnya agar anak semakin terbiasa bersosialisasi dengan orang lain selain orang tua dan saudaranya yang tinggal satu rumah.
12. Biasakan anak dengan kewajibannya
Tentunya sejak kecil Anda telah membiasakan si kecil untuk mengenal kewajiban anak di rumah sesuai dengan tingkatan usianya. mengenak kewajibannya sendiri di rumah juga merupakan cara mendidik anak usia 5 tahun yang tepat. Karena anak sudah semakin besar, Anda bisa memberinya tanggung jawab yang lebih juga. Contohnya, membantu mencuci piring, mengepel, atau menata rumah.
Ada satu hal yang perlu Anda ingat sebagai orang tua. Tahapan tumbuh kembang anak memang pada dasarnya sama pada setiap usia, namun tiap anak memiliki ritme yang berbeda dalam belajar. Anak bisa mengembangkan pola dan cara yang berbeda pula dalam mempelajari sesuatu dan meningkatkan kemampuannya, karena itu janganlah bingung apabila dalam satu atau dua hal anak Anda tidak menunjukkan tingkat yang sama dengan teman sebayanya. Bisa jadi itu hanya berarti anak Anda sedang mencoba belajar dengan caranya sendiri.