Kunci keberhasilan orang tua dalam mendidik anak adalah dengan mengenali kepribadian anak terlebih dulu. Dengan mengetahui kepribadian sang anak, maka akan lebih mudah bagi orang tua untuk memahami anak dan menentukan bagaimana cara mendidiknya. Setiap anak adalah pribadi yang berbeda dan mempunyai karakter serta kepribadiannya masing – masing. Tidak ada kepribadian anak yang sama persis satu dengan lainnya, setiap anak itu mempunyai keunikan tersendiri.
Pengertian Kepribadian
Kepribadian bisa didefinisikan sebagai keseluruhan sifat, tingkah laku dan sikap yang mencerminkan watak seseorang, caranya berbuat dan berperilaku, berpikir, termasuk aspek fisik dan mental, cara berinteraksi serta tujuan hidup yang ditunjukkan dalam hidupnya sehari – hari. Ada beberapa faktor yang menunjang pembentukan kepribadian anak yaitu:
- Sifat Bawaan atau Genetik
Beberapa aspek dari kepribadian adalah merupakan hasil dari bawaan atau sesuatu yang diwariskan dalam satu keturunan. Misalnya, sifat – sifat dan potensi seorang anak akan menunjukkan beberapa kesamaan dengan orang tuanya atau keluarganya yang lain. Bisa juga karakteristik sifat seseorang akan melewati beberapa generasi sebelum muncul kembali pada keturunannya yang lain.
- Pendidikan
Sangat penting bagaimana pendidikan yang diterima seorang anak juga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Pendidikan dalam segala aspek termasuk pendidikan keluarga akan memperkuat konsep diri anak dan pola penyesuaian terhadap kehidupannya sehari – hari yang sedang berkembang. Peran keluarga dalam pendidikan anak juga berfungsi untuk mengarahkan anak dalam ilmu yang ia dapat.
- Lingkungan
Pergaulan sosial anak juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Dalam lingkungan dimana anak tumbuh, orang – orang dan tempat tinggalnya akan memberikan pengaruh kepada kepribadian anak yang sedang terbentuk. Misalnya pergaulan dengan keluarganya yang lain, teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya, ini akan menjadi suatu cara belajar dalam pendidikan karakter anak. Anak akan mempelajari pola interaksi sosial dari lingkungannya dengan dikontrol oleh keluarga. Fungsi lembaga keluarga adalah untuk melakukan kontrol sosial kepada anak.
- Pengasuhan Orang Tua
Pengaruh orang tua tentu saja sangat besar kepada anak untuk pentingnya pendidikan karakter anak, karena orang tualah yang paling dekat dengan anak dalam kesehariannya. Peran orang tua dalam mendidik anak juga turut berperan membentuk kepribadian anak, karena anak akan hidup sesuai arahan orang tua, dan menganut nilai – nilai yang juga dianut orang tua. Sehingga anak akan mendasarkan caranya berpikir dan tindakannya pada nilai – nilai tersebut. Anak akan meniru dan mendasarkan tindakan serta cara berpikir kepada teladan yang diberikan keluarganya.
- Perkembangan Anak
Pada setiap tahap perkembangan anak juga akan ada perkembangan secara mental dan fisik. Tahap perkembangan anak ini akan mempengaruhi kepribadian anak juga, karena anak belajar untuk menghadapi segala sesuatu dalam hidupnya dengan reaksi yang berbeda – beda. Ia akan belajar mengatasi berbagai macam permasalahan sesuai tahap perkembangan usianya dan kemampuan fisiknya, juga mulai mempelajari peran anak dalam keluarga.
Tipe Kepribadian Dasar
Ada beberapa tipe kepribadian yang bisa terlihat pada seorang anak berdasarkan teori Hipocrates-Galenus yaitu kepribadian yang berdasarkan pada empat cairan tubuh, yaitu:
- Sifat kering yang terdapat dalam chole atau empedu kuning.
- Sifat basah terdapat dalam empedu hitam atau melanchole.
- Sifat dingin terdapat dalam phlegma atau lendir.
- Sifat panas terdapat dalam sanguis atau darah.
Galenus menyatakan bahwa keempat cairan tersebut ada di dalam tubuh, dan jika salah satu lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan itu akan dapat membentuk kepribadian seseorang. Beberapa sifat atau temperamen manusia didasarkan pada teori cairan tubuh ini adalah:
1. Sanguinis atau kepribadian populer
Anak yang mempunyai tipe kepribadian yang populer atau sanguinis adalah anak yang periang dan penuh energi. Mereka biasanya mudah bergaul dan senang bicara. Jika berada pada lingkungan atau tempat baru, anak sanguinis tidak akan merasa canggung, bahkan mereka akan menjadi anak yang paling cepat beradaptasi dan menemukan kenalan baru disaat anak lain masih menyesuaikan diri. Ciri – ciri utama anak dengan kepribadian sanguinis adalah:
- Anak ini punya kecenderungan populer dan disukai banyak orang.
- Segala perubahan emosinya terbuka dan transparan, mudah berubah – ubah.
- Karena sifatnya yang energik, anak sanguinis biasanya mempunyai rentang konsentrasi yang rendah.
- Punya kecenderungan emosional, tidak teratur dan sensitif.
- Senang menolong orang lain, tetapi agak sulit untuk diandalkan sepenuhnya.
- Punya rasa ingin tahu yang besar, tetapi sulit menetapkan prioritas.
- Hanya antusias pada suatu hal pada awalnya saja, kemudian kehilangan minat.
- Agak sulit bersikap disiplin karena perhatiannya mudah terpecah pada hal lain.
Anak sanguinis biasanya selalu mencari dan memerlukan persetujuan dari orang tua dan orang terdekatnya, karena itu cara menjadi orang tua yang baik bagi anak sanguinis adalah melakukan pendekatan yang penuh kasih sayang, perhatian dan pembicaraan yang bersifat pribadi.
2. Melankolis atau Si Sempurna
Kepribadian melankolis adalah tipe yang bisa dibilang berlawanan dengan anak sanguinis, karena anak melankolis biasanya serba teratur dan ingin serba sempurna. Oleh sebab itu mereka rata – rata adalah seorang anak yang pemikir. Ciri – cirinya anak yang punya kepribadian melankolis adalah:
- Berkegiatan dengan rapi, teratur, punya jadwal dan pola yang mereka tetapkan sendiri.
- Senang memikirkan semuanya secara mendalam. Anak melankolis adalah seorang penganalisa dan pengamat yang baik. Mereka senang pada fakta – fakta dan data yang mendukung fakta tersebut.
- Jika mengungkapkan pendapatnya, itu berarti apa yang dia katakan adalah hasil pemikiran mendalam dan analisanya.
- Anak melankolis selalu ingin segala sesuatunya berjalan sempurna. Mereka akan terganggu jika rutinitasnya terputus.
- Dengan sifat selalu ingin sempurna, terkadang mereka menetapkan standar diri sendiri yang terlalu tinggi, bahkan seringkali kecewa dan depresi karena terlalu kritis kepada diri sendiri.
Si melankolis selalu membutuhkan dukungan dan kepekaan yang baik dari orang tuanya. Mereka membutuhkan peran ayah dalam keluarga dan peran ibu dalam keluarga untuk lebih peka terhadap kebutuhannya memerlukan ruang tersendiri untuk bisa menjalankan cara berpikir analitisnya. Pendekatan yang tepat dari orang tua yaitu dengan selalu menunjukkan penghargaan terhadap upaya mereka untuk mengejar kesempurnaan akan sesuatu yang mereka lakukan.
3. Koleris atau Kepribadian Kuat
Anak yang mempunyai kepribadian koleris adalah anak yang berorientasi pada sasaran atau tujuan secara alami. Mereka selalu berusaha memegang kendali dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya dari orang lain. Ciri – ciri anak koleris adalah:
- Mereka punya disiplin diri dan kemampuan untuk maju dengan tekad yang kuat.
- Senang menerima tantangan dan tugas yang sulit karena ia tegas dan tangkas dalam mengerjakan sesuatu.
- Terlahir dengan kemampuan sebagai seorang pemimpin sejati.
- Mereka cenderung bersikap dominan dan kurang mempertimbangkan perasaan orang lain.
- Karena senang mengatur dan mengendalikan, mungkin akan ada beberapa temannya yang merasa tidak nyaman dan menjauh.
Mendidik anak koleris tidak bisa dengan cara memberikan perintah dan mengatur, itu akan menjadi penyebab anak melawan orang tua. Orang tua dapat mendidiknya dengan mengarahkan mereka agar bisa lebih mempunyai sifat toleransi kepada orang lain yang sifatnya tidak sama dengannya.
4. Phlegmatis atau Juru Damai
Anak dengan kepribadian phlegmatis adalah anak yang bisa menyeimbangkan dirinya sendiri. Mereka akan merasa cukup puas dengan keadaannya sendiri dan tidak merasa perlu untuk mengikuti kehebohan ketiga karakter kepribadian lainnya. Bagi anak koleris, si phlegmatis ini mungkin akan terlihat lamban dan menguji kesabaran mereka. Berikut ciri – ciri anak phlegmatis:
- Mereka tidak pernah mau mempersoalkan hal – hal yang sepele. Itu sebabnya ketika suasana agak kacau, mereka lebih suka berdiam diri dan mengamati.
- Anak phlegmatis tidak suka pertengkaran atau konflik, mereka suka kedamaian dan ketentraman. Karena itu ia akan mencoba menghindarinya atau menyelesaikannya dengan jalan damai.
- Mereka tidak menyukai resiko, tantangan atau kejutan apapun. Itu sebabnya mereka akan butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri.
- Dapat bekerja dengan baik di bawah tekanan walaupun mereka tidak menyukainya. Terkadang kekurangan motivasi, karena itu mereka membutuhkan pemimpin yang kuat.
- Cenderung menarik diri, namun mereka senang berada di tengah orang banyak. Tidak pernah banyak bicara namun bisa mengucapkan hal yang tepat di saat yang tepat.
Orang tua dapat menerapkan pendekatan yang penuh persahabatan dan tanpa ancaman, serta memberikan contoh yang baik yang bisa diamati oleh anak sebagai cara mendidik anak laki – laki dan anak perempuan yang phlegmatis. Berikan tugas yang mudah dan memerlukan penyelesaian sederhana terlebih dulu pada awalnya. Beri tahukan juga kewajiban anak di rumah yang sesuai dengan sifat anak phlegmatis.
Jika orang tua mengetahui seperti apa tipe kepribadian anaknya, hal ini akan memudahkan mereka untuk mengetahui dan memahami cara mendidik anak yang tepat dan cara mendidik anak yang baik. Dengan mengetahui bagaimana cara memperlakukan anak sesuai tipe kepribadiannya, maka orang tua akan dengan mudah menggali potensi anak dan mengendalikan kekurangan anak agar dapat membentuk mereka menjadi pribadi yang utuh dan positif saat dewasa.