Home » Kehidupan » Anak Anak » 12 Cara Menegur Anak Usia Dini

12 Cara Menegur Anak Usia Dini

by Devita Retno

Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup yang membutuhkan tenaga ekstra untuk menjalaninya. Seperti telah diketahui, anak – anak sering sekali melakukan hal yang menguras kesabaran orang tuanya. Perilaku mereka yang unik dan mungkin agak ajaib, seringnya telah membuat para orang tua di manapun merasa kewalahan.

Anak terlihat berkelakuan ‘nakal’ pasti ada penyebabnya. Apalagi pada anak yang masih berusia dini, mereka masih mencari dan mengeksplorasi dunianya dengan aktif. Mereka masih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan antusias pada semua hal, seiring dengan perkembangan kemampuan fisik serta otaknya. Kelakuan mereka yang seperti inilah yang sering menyulut rasa frustrasi orang tua.

Tips Menegur Anak

Sebagai bagian dari pendidikan karakter anak, tentunya orang tua harus menegur anak apabila anak melakukan hal yang diluar aturan atau berbuat kesalahan. Cara menegur anak juga ada strateginya tersendiri. Apabila dilakukan dengan tidak efektif, anak tidak akan paham apa kesalahannya dan akan sulit belajar dari kesalahan yang dia lakukan. Beginilah cara menegur anak yang sebaiknya dilakukan orang tua:

1. Dinginkan kepala sebelum menegur

Menegur tanpa emosi sangat penting, karena jika dilakukan dengan emosi maka apa yang akan disampaikan kepada anak tidak akan diterima oleh anak. Untuk mendinginkan diri, cara meredam emosi adalah dengan menjauh dari anak untuk sementara. Katakan kepada anak bahwa kita perlu memikirkan tentang kesalahannya tadi, dan akan berbicara dengannya kalau kita sudah siap.

2. Cari saat yang tepat

Cara mendidik anak nakal dengan menegurnya pada waktu yang tepat. Untuk berbicara dengan anak tentang kesalahannya, carilah waktu yang tepat. Pembicaraan dengan anak tidak akan efektif jika anak belum siap untuk duduk tenang. Atau jika di sekeliling kita masih banyak orang lain, misalnya keluarga atau teman – teman anak. Menegur dalam suasana yang lebih pribadi akan lebih memberi manfaat dan tidak membuat anak malu.

3. Gunakan kalimat positif

Ketika sedang marah, memang sulit menggunakan kalimat yang lebih bijak, karena emosi sedang mengambil alih. Tapi jika sudah terbiasa, kata – kata positif akan keluar dari mulut kita dengan sendirinya. Contohnya, katakan pada anak bahwa kita lebih suka jika dia mengikuti aturan yang telah ditetapkan, daripada mengatakan kalau dia nakal dan kita tidak menyukainya. Hindari pemakaian kata ‘jangan’ kalau bisa. Gunakan kalimat positif juga untuk menjelaskan kepada anak apa saja kewajiban anak di rumah dan tanggung jawab anak.

4. Jaga Intonasi

Berbicara dengan anak mengenai kesalahannya adalah salah satu cara mendidik anak perempuan dan cara mendidik anak laki – laki yang benar. Pentingnya mengendalikan diri saat amarah menguasai agar bisa mengendalikan pula nada bicara kita kepada anak. Jangan sampai berteriak atau membentak, itu akan menjadi penyebab anak melawan orang tua sebagai bentuk pertahanan dirinya. Sampaikan apa yang akan kita bicarakan dengan penuh kelembutan jika mungkin.

5. Tatap matanya

Cara menjadi orang tua yang baik bagi anak yaitu dengan menempatkan diri sejajar dengan anak ketika menyampaikan teguran kepadanya. Tatap mata anak ketika berbicara, sampaikan alasan mengapa dia dilarang melakukan sesuatu hal. Jelaskan apa kesalahannya dan bagaimana cara memperbaikinya.

6. Hindari mengungkit kesalahannya yang lama

Ketika berbicara dengan anak, sampaikan maksud kita dengan tepat dan jelas. Tidak perlu mengungkit semua kenakalannya yang telah lalu yang tidak ada hubungannya dengan apa yang menjadi permasalahan sekarang. Tekankan  apa yang harus dibahas dengan anak pada saat ini saja.

7. Buka kesempatan untuk berdiskusi

Berdiskusi bukan berarti kita memberi kesempatan kepada anak untuk menegosiasikan kesalahannya, tetapi lebih kepada memberi kesempatan padanya dengan cara mendidik anak yang baik untuk mengutarakan pendapatnya dan perasaannya.

8. Komitmen

Jika anak sudah bisa mengutarakan apa yang dia rasakan sehingga membuatnya melanggar peraturan, maka kita bisa membuat komitmen dengan anak. Katakan pada anak apa yang akan terjadi jika dia mengulangi perbuatannya lagi. Anda bisa mengurangi jatah waktu bermainnya, jatah waktu menonton tv, atau mengurangi fasilitas lain di rumah yang biasa dia dapatkan. Sepakati hal itu dengan anak.

9. Sabar

Karakteristik anak usia dini diantaranya yaitu belum bisa mencerna apa yang kita tetapkan dengan sekali pemberitahuan saja. Jadi kita pasti akan perlu mengulang dan mengulang lagi peraturan yang kita tetapkan untuknya sampai dia bisa memahaminya dengan baik.

10. Tidak menuntut

Kenakalan anak jaman sekarang terkadang memang sulit ditebak. Sampaikan keinginan kita tanpa menuntut. Itu hanya akan membuat anak menolak keinginan kita. Misalkan kita ingin dia membereskan mainannya, kita bisa gunakan kalimat seperti “Ibu/Ayah akan lebih senang kalau kamu bisa bertanggung jawab membereskan mainanmu setelah digunakan” daripada berkata “Kamu harus membereskan mainanmu!”.

11. Beri contoh

Anak akan lebih cepat mengerti kalau diberi contoh perbuatan yang kita ingin dia lakukan. Misalnya kita ingin dia duduk tenang di kursi makannya pada waktu makan. Kita contohkan dengan memperlihatkan bahwa anggota keluarga yang lainnya juga duduk dengan tertib saat makan. Dengan demikian anak perlahan akan mengerti maksud kita dan mulai meniru contoh yang diberikan. Sesuaikan bahasa dengan usia anak. Cara mendidik anak usia dua tahun dan cara mendidik anak usia 3 tahun akan berbeda pada cara kita menyampaikan sesuatu.

12. Tekankan pada perilakunya

Ketika menegur anak, coba tekankan pada perilaku anak, dan bukannya menyerang anak dengan menunjuk dirinya langsung. Katakan perilaku yang mana yang perlu diperbaiki oleh anak dan katakan alasannya serta konsekuensi yang akan terjadi jika anak meneruskan perilaku tersebut. Usahakan memakai kata ‘kita’ untuk menunjukkan bahwa bukan hanya anak yang diharapkan mengikuti aturan berperilaku, tetapi semua orang.

Kepribadian anak yang satu dengan lainnya berbeda. Karena itu orang tua sebagai lingkungan yang paling dekat dengan anak harus bisa menemukan cara berbicara dengan anak sesuai dengan kepribadian anaknya. Pendidikan keluarga yang konsisten dengan cara menegur anak yang benar pasti akan dapat membawa pengaruh positif kepada perkembangan kepribadian anak kelak. Peran orang tua dalam mendidik anak sangatlah besar pengaruhnya, karena itu para orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar pula akan perkembangan karakter anaknya. Kita pasti punya bayangan bagaimana anak akan memperlakukan orang lain, oleh karena itu tegurlah anak dengan tujuan ke arah tersebut.

You may also like