Mengasuh anak memang membutuhkan kesabaran yang luar biasa, terlebih lagi jika anak masih balita dan belum paham akan perbedaan baik dan benar. Ada saatnya anak akan bersikap sulit diatur dan menguji kesabaran kita sebagai orang tua. Karakteristik anak usia dini yang ditunjukkan dengan kelakuan ajaib mereka memang akan sering membuat kita sebagai orang tua mengelus dada.
Marah adalah salah satu wujud pelampiasan emosi. Seringkali emosi yang kita rasakan dilampiaskan dengan menunjukkan kemarahan. Termasuk ketika anak sedang tidak mau menuruti perkataan kita, terkadang kita akan merasa kesal dan marah. Terlebih jika anak melakukan hal – hal yang aneh saat kita sedang sibuk melakukan hal yang penting sehingga kita merasa gusar.
Kehilangan Kontrol Emosi
Sayangnya, ketika marah seringnya kita melepas kontrol diri sehingga menjadi berlebihan. Rasa kesal atau gusar ditunjukkan secara berbeda pada tiap orang. Ada yang ketika marah, justru diam seribu bahasa, tetapi raut wajahnya sangat menunjukkan kemarahannya. Lainnya marah dengan suara tinggi dan keras. Bahkan ada yang sampai memukul. Akibatnya kita akan membuat orang lain merasa tertekan atau sedih karena dimarahi.
Mengelola Rasa Marah
Tidak terkecuali anak, jika mereka menjadi sasaran kemarahan kita sebagai orang tua, mereka akan merasa ditekan dan disudutkan. Memang menunjukkan kepada anak jika kita marah adalah sesuatu yang perlu ketika mereka melakukan sesuatu hal yang melanggar peraturan, tetapi bisa dilakukan dengan tidak mengumbar emosi terhadap anak. Bagaimana caranya akita bisa memberi tahu anak bahwa tingkah lakunya tidak bisa diterima tanpa marah? Beberapa cara memarahi anak berikut ini mungkin bisa membantu anda :
1. Tahan Diri
Ketika mengetahui kenakalan atau kesalahan apa yang sudah dilakukan oleh anak, sebaiknya ambil napas dalam – dalam dan tenangkan diri dulu. Jika membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, sebaiknya jauhi dulu anak. Cara menenngkan hati dan pikiran jika ada masalah, yaitu carilah ruangan dimana Anda bisa menyendiri untuk sementara untuk mencari cara meredam emosi.
2. Kenali Sebabnya
Jika sudah tenang, sebaiknya mencari penyebabnya terlebih dulu kenapa dan bagaimana anak sampai melakukan kenakalan tersebut. Lalu putuskan oleh Anda bagaimana cara mengatasi anak nakal. Apakah hal itu layak diatasi dengan menggunakan hukuman kepada anak ataukah masih merupakan hal yang dapat dimaklumi.
3. Bersikap Tegas
Bersikap tegas tanpa menjadi galak ada perbedaannya dalam cara mendidik anak nakal. Sikap tegas akan membuat anak menjadi segan untuk mengulangi kembali perbuatannya yang salah, dan ia juga akan belajar untuk mengetahui bahwa apa yang dilakukannya tersebut adalah salah. Menjadi galak hanya akan membuat anak takut tanpa mempelajari logikanya mengapa ia dilarang melakukan sesuatu hal.
4. Gunakan Kata – Kata Positif
Untuk membangun pengertian positif dan memudahkan anak memahami larangan kita, gunakanlah kata – kata yang tidak menggunakan kata larangan seperti “jangan” atau “tidak boleh”. Lebih baik coba ucapkan “tidak diijinkan” yang berarti anak harus meminta ijin kita jika ingin melakukan sesuatu hal terlebih dulu. Atau bisa juga dengan kalimat yang diawali dengan “Ibu/Ayah akan sangat senang kalau kamu mau melakukan…” lalu lanjutkan dengan apa yang ingin Anda katakan. Kata – kata positif dapat menjadi cara meningkatkan keyakinan diri anak walaupun dia sedang melakukan kesalahan.
5. Tekankan Pada Perilaku Anak
Ketika menegur anak, usahakan tekankan pada perilakunya yang membuat Anda tidak setuju, dan bukan kepada sang anak sendiri. Jelaskan apa kesalahan anak. Misalnya katakan, “Ibu/Ayah marah karena kamu melempar botol minummu tanpa alasan kepada kucing” daripada mengatakan “Kamu nakal sekali!”. Jangan lupa untuk menatap mata anak saat berbicara.
6. Terkadang, Mengeraskan Suara Itu Perlu
Memang kemarahan yang ditunjukkan dengan teriakan itu sangat tidak perlu. Itu akan mempengaruhi kepribadian anak. Namun jika anak melakukan sesuatu yang berbahaya dan kebetulan jarak Anda jauh dengannya, pasti Anda tidak akan mencapainya tepat waktu. Mengeraskan suara dapat menjadi cara untuk mencegahnya sebelum terlambat. Jika anak sudah berhenti, tanyakan kepadanya alasan mengapa dia melakukan hal itu dan jelaskan bahayanya.
7. Ajarkan konsekuensi, bukan ancaman
Bila anak melakukan hal yang melanggar peraturan kita sebagai orang tua, agar ia jera kita harus mengajarkan konsekuensinya. Misalnya, jika anak memukul temannya. Kita bisa jelaskan bahwa memukul itu akan membuat temannya merasa tidak nyaman, dan akibatnya anak akan kehilangan teman bermain. Mengajarkan konsekuensi adalah bagian dari pendidikan karakter anak. Pentingnya pendidikan karakter anak harus dimulai sejak dini agar anak tumbuh menjadi karakter yang positif kelak.
8. Minta Maaf
Mengajarkan anak untuk meminta maaf apabila berbuat salah adalah hal yang sangat penting bagi pendidikan karakter anak. Kebiasaan meminta maaf akan membuat anak menjadi pribadi yang suka mengintrospeksi diri sendiri kelak, dan terbiasa mempertimbangkan perasaan orang lain.
9. Konsisten
Ketika memarahi anak, orang tua harus konsisten dengan apa yang dikatakan. Anda sudah menjelaskan kesalahan anak dan apa saja konsekuensinya, maka bila anak mengulanginya lagi, berikan perlakuan yang sama. Jangan sampai satu kali Anda bersikap tegas, di saat lain Anda membiarkan saja kelakuan anak yang kurang baik tersebut. Konsisten dalam bersikap adalah cara menjadi orang tua yang baik.
10. Beri Hukuman Yang Mendidik
Jika anak masih melakukannya beberapa kali lagi walaupun sudah diperingatkan, Anda bisa bersikap tegas dengan mengambil apa yang menjadi kesukaan anak. Misalnya, cara mendidik anak usia 3 tahun dengan tidak diijinkan untuk memainkan mainan kesukaannya selama beberapa waktu sampai dia memperbaiki perilakunya. Kalau anak mengamuk, menangis atau marah, katakan kepadanya bahwa ini adalah konsekuensi dari tindakannya yang belum mematuhi aturan yang ditetapkan.
11. Buat Komitmen Dengan Anak
Cara mendidik anak yang baik yaitu, anda juga bisa berdiskusi dengan anak untuk membuat kesepakatan atau komitmen dengan anak dalam arti beri tahu anak tentang peraturan yang ada. Jika dia masih melanggarnya, maka pastikan anak tahu dan setuju akibat apa yang harus dia tanggung sebagai konsekuensinya.
12. Beri Pujian
Ketika anak sudah paham konsekuensinya dan mulai memperbaiki perilakunya, pujilah dia dan berikan pelukan. Katakan Anda bangga dia sudah berhasil mengikuti peraturan dan bersikap baik. Perkataan yang baik dan penghargaan akan menjadi cara agar percaya diri bagi seorang anak. Sikap ini akan mendorong anak untuk terus memperbaiki perilakunya karena dia ingin mendapatkan penghargaan dan pujian dari orang tuanya.
Terlalu sering dimarahi akan menjadi penyebab anak melawan orang tua. Beberapa penelitian juga menyebutkan, membentak atau memarahi anak dengan suara keras akan menyebabkan anak kehilangan sel – sel otaknya. Kedengarannya mengerikan bukan? Karena itu sebelum terlambat, cobalah untuk mengendalikan kemarahan Anda menjadi sesuatu yang bersifat lebih konstruktif. Hindari melampiaskan kemarahan secara berlebihan kepada anak, apalagi sampai menggunakan kekerasan fisik kepadanya, apalagi sampai menamparnya. Bahaya menampar anak akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak di masa depan.